12. Red Lingerie

993 56 7
                                    

“Bang aku ingin tanya satu hal kepadamu,” ucap Bimo yang kini tengah bersama Azka di ruang keluarga.

“Klo kamu ingin tahu kenapa Kia bisa seperti itu jawabanku cuma satu,” balas Azka seraya menatap Bimo dengan sorot tak terbaca. “Aku juga baru tahu kondisi psikis Kia semenjak di rumah. Semua orang merahasiakannya dariku. Kamu tahu Bim?” Azka menghela napas dalam-dalam merasakan perih di hatinya setiap kali mengingatnya. “Aku gagal menjaga Kia. Satu-satunya adik perempuanku. Andai dulu aku tahu akan terjadi seperti ini tidak mungkin kubiarkan laki-laki itu bernapas lagi di dunia ini,” geram Azka seraya menitikkan air mata. “Hampir 10 tahun aku di Jakarta bersamamu. Aku pulang hanya sesekali dalam setahun. Aku pun tidak tahu tragedi yang menimpa adikku.”

Bimo terdiam. Tak tahu lagi harus berkata apa. Di sini orang paling menderita adalah istrinya. Di balik keindahan yang selama ini ia kagumi ternyata Kia menyimpan sebuah luka yang teramat dalam. Bimo pun rasanya sudah tak sanggup lagi mendengar cerita masa lalu Kia. Sudah cukup fakta menyakitkan ini melukai hatinya secara bertubi-tubi.

“Sekarang di mana laki-laki brengsek itu Bang?” geram Bimo sembari mencoba meredam gemuruh di dalam dadanya. Sakitnya bak ribuan belati menghujam hatinya. Merobek. Mengoyak harga dirinya sebagai seorang laki-laki.

Bagaimana mungkin laki-laki bajingan seperti Zyan bisa hidup di muka bumi ini. Bukankah seorang laki-laki terlahir dari rahim seorang ibu? Laki-laki juga diciptakan memiliki fisik dan mental yang kuat untuk melindungi adik atau kakak perempuannya? Perempuan Tuhan ciptakan dengan sifat alaminya yang lembut dan mudah patah. Sebagai seorang laki-laki seharusnya mampu menjaga dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati. Bukan malah sengaja melukainya. Sekalipun jangan pernah menggores hatinya. Karena sekali saja tergores maka bekasnya akan terbawa sampai tutup usia. Hati yang rapuh itu jika sampai pecah maka serpihannya tidak akan pernah kembali lagi utuh. Perempuan ibarat cermin yang mudah tergores dan pecah dan tugas laki-laki adalah menjaga dan merawatnya dengan kelembutan dan kasih sayang.

Inilah salah satu alasan Bimo selalu menghindari berhubungan seks bersama para mantan kekasihnya. Bimo memang brengsek karena selalu mendapatkan keuntungan dari mereka. Tapi ia tidak pernah ingin merusak kehormatan seorang perempuan meskipun atas dasar suka sama suka. Bimo percaya karma yang akan selalu berlaku dan Bimo tidak ingin apa yang mungkin dilakukannya berdampak kepada adik perempuannya.

“Dia mendekam di balik jeruji besi,” sahut Azka mengusap wajahnya dengan kasar. “Sebaiknya kita tidak perlu lagi membahasnya. Jadi aku mohon setelah Kia sembuh kita tidak perlu lagi membahas ini semua. Lupakan dan anggap tidak pernah terjadi apa-apa!” sambung Azka lalu segera beranjak dari tempat duduknya. Azka tak sanggup lagi menahan kesedihan di hatinya. Gegas Azka kembali ke kamarnya untuk menemui kedua perempuan yang mampu menenangkan hatinya. Istri dan putri kecilnya.

Di tempatnya Bimo terdiam. Merenungkan semua informasi yang telah diperolehnya. Untuk pertama kalinya ia juga melihat kerapuhan dalam diri sahabat terbaiknya tersebut. Kedua tangannya mengepal. Rahangnya mengeras demi menahan desakan air mata yang telah menggantung di pelupuk mata. Lalu Bimo meraup wajahnya dengan frustasi. Membiarkan buliran bening itu meluncur bebas bersama kawanannya.

Dua puluh menit berlalu hanya Bimo habiskan untuk merenung hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kamar. Sesampainya di depan kamar Bimo tak langsung masuk. Ia berdiri sejenak demi menyiapkan diri. Di dalam sana kedua mertuanya tengah menemani Kia sejak selepas salat magrib tadi.

“Sebaiknya kamu beristirahat,” ucap Ardan saat melihat Bimo masuk. Gegas Aisyah yang sedang mengusap kepala Kia pun menoleh. Menatap Bimo dengan tersirat. Sebelum pergi Aisyah mengecup kening dan membenarkan selimut di tubuh Kia lalu beranjak.

Sementara kedua mertuanya berjalan ke luar Bimo mendekati ranjang. Duduk di tepian seraya memaku wajah pucat sang istri yang terlelap. Sebenarnya Bimo ingin segera menyusul ke alam mimpi Kia tapi karena ia belum melaksanan salat isya Bimo terpaksa kembali beranjak. Masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

The Sweetest LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang