11. Talak Aku, Mas!

6.4K 68 7
                                    

“Apa kedatangan kamu ingin mengembalikan Kia pada kami?” ucap laki-laki paruh baya di hadapan Bimo dengan tatapan dingin. Laki-laki yang biasanya selalu ramah dan murah senyum itu berubah dingin dan datar. Tatapan elang itu menghunus ke dalam netra Bimo. Mencoba melumpuhkan keberanian Bimo yang telah dipersiapkan sejak tadi. Tapi Bimo tak akan menyerah begitu saja. Bimo ingin mengetahui semua rahasia Kia saat ini juga.

“Maksud Ayah apa?” Bimo balik bertanya sembari mencoba mencerna pertanyaan yang langsung ditodongkan kepadanya. Padahal sepatah katapun Bimo belum membicarakan tentang Kia.

Bimo memberanikan diri mendekati Ardan ayah mertuanya yang saat ini berdiri dengan bersandar pada meja kerjanya. Tadi sesampainya di kediaman Alfarizi Bimo langsung diajak Ardan masuk ke dalam ruangan favorit laki-laki itu. Ruang kerja sekaligus merangkap menjadi perpustakaan pribadi. Melihat koleksi buku Ardan tentu saja membuat Bimo terkesima. Rak buku bersusun itu berisi buku-buku dengan berbagai bidang ilmu. Para pecinta buku pasti akan menjadikan ruangan ini sebagai surga. Sedikit informasi yang diperoleh dari Azka sahabatnya bahwa laki-laki bernama Ahmad Ardan Alfarizi itu dulunya adalah seorang dosen dan penerjemah buku. Sejak pertama kali mereka bertemu Bimo sudah bisa menebak jika Ardan bukanlah orang sembarangan. Tenang dan berkharisma. Dua kata penilaian Bimo untuk ayah mertuanya.

“Saya sedang tidak ingin basa-basi. Sekarang katakan apa mau kamu?” lagi Ardan melayangkan pertanyaan yang membuat Bimo bingung. Bimo memang ingin menanyakan perihal tentang masa lalu Kia. Tapi bukan seperti ini yang Bimo harapkan. Bimo ingin berbicara baik-baik bukan ingin mencari masalah dengan laki-laki yang diseganinya tersebut.

Bimo kemudian berdeham. Mencoba melonggarkan kerongkongannya yang terasa kering kerontang. Di benaknya Bimo tengah memikirkan cara untuk merangkai kata agar tidak sampai membuat Ardan murka.

Melihat Bimo masih bergeming membuat emosi Ardan tersulut. Ardan tidak akan membiarkan siapapun menghina putrinya. Menginjak-injak harga diri anak gadisnya. Jika sampai laki-laki di hadapannya itu berani mengatakan hal negatif tentang putrinya maka Ardan tidak akan tinggal diam.

“Apa hanya sebatas ini cintamu untuk putri saya?” sinis Ardan menatap Bimo tajam.

“Saya tulus mencintai Kia. Saya memang kecewa saat Kia mengakui tentang masa lalunya. Tapi saya tetap mencintainya,” jawab Bimo dengan tegas. Kini Bimo yakin satu hal bahwa Kia tidak bersalah di sini. Perempuan itu hanyalah korban.

“Lalu alasan kamu datang untuk apa? Apa kamu sudah membuktikan apa yang dikatakan oleh putri saya benar?” cecar Ardan dengan sorot netra tajam yang mulai tampak meredup.

Untuk kesekian kalinya Bimo dibuat tertegun saat melihat luka di dalam netra laki-laki di hadapannya. Laki-laki itu hanya seorang ayah yang terluka demi melindungi putrinya. Keluarga yang Bimo anggap sempurna selama ini ternyata banyak menyimpan luka dan rahasia. Kemarin Kia dan sekarang ayahnya.

“Saya tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti putri saya. Jadi jika kamu merasa kecewa maka lepaskan dia dan kembalikan kepada kami dengan cara baik-baik,” tegas Ardan dengan kedua tangan mengepal kuat. Keputusan yang sangat berat bagi Ardan. Ayah mana yang tidak akan terluka saat menyaksikan kehancuran rumah tangga putrinya yang baru berusia hitungan minggu saja. Ardan tidak akan sanggup mendengar orang menyebut putrinya janda. Tapi masa lalu Kia tentu saja akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga mereka nantinya. 

Rasa sakit itu tidak pernah berkurang setiap kali Ardan mengingat tragedi 4 tahun silam. Karena kelalaiannya Kia terlepas dari pengawasan kedua orang tuanya hingga terjadilah tragedi mengerikan itu. Tragedi yang melenyapkan keceriaan Kia. Tragedi yang memporak-porandakan hati dan harga diri putrinya. Tragedi itu tentu saja akan terus menghantui Kia sepanjang hidupnya. Sekarang yang Kia butuhkan adalah laki-laki yang tepat. Yang mau menerima Kia apa adanya.

The Sweetest LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang