Prolog

21 6 5
                                    


Hari itu, tidak seperti biasa gadis mungil yang sering dipanggil Dea terlambat ke sekolah. Ia bangun kesiangan dan jalanan cukup macet karena hari ini adalah hari senin. Dilihatnya berkali-kali jam yang melingkar di tangannya, ia mendesah gusar sepertinya hari ini benar-benar hari yang sial baginya.

Karena dilihatnya jalanan masih macet dan waktu tersisa 10 menit lagi--jika Dea ingin datang tepat waktu--maka, ia memutuskan untuk berlari ke arah sekolahnya yang sudah cukup dekat dari lokasinya saat ini.

Dengan tergesa-gesa, ia membayar ongkos dan keluar dari angkutan umum yang dinaikinya. Kaki mungilnya berlari dengan kecepatan maximum namun, tetap saja karena kurangnya olahraga ia banyak berhenti untuk menetralkan nafasnya yang memburu.

'Sial banget sih gue hari ini.'

Meskipun begitu, gadis dengan nama panjang Andreane Kharisma Dewi itu pantang menyerah, hingga akhirnya tinggal beberapa meter lagi ia melihat gerbang yang akan ditutup.

"PAK JANGAN DITUTUP DULU GERBANGNYA," dengan lantang ia berteriak serta melambai-lambai pada satpam sekolah agar memberinya keringanan.

Namun saat gadis mungil itu sedang menyebrangi jalan, karena tidak berhati-hati dan terburu-buru, ia tidak melihat ada mobil yang sedang melaju cukup kencang ke arahnya. Suara klakson memenuhi indera pendengarannya, ia juga mendengar teriakan orang-orang yang terkejut karena kecerobohannya. Dea membelalakkan matanya, ia bahkan tak sanggup menghindar saat mobil itu mengenai dirinya.

BRAK

Dea terpelanting cukup jauh, kepalanya mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Sebelum kesadarannya menghilang, ia menatap sayu ke arah langit yang cerah saat itu dan setetes cairan bening keluar dari matanya.

'Tolong, gue masih pengen hidup.' Bisiknya pilu.

***

16 Januari 2020

Hai, ini cerita pertamaku, butuh dukungan kalian nih semoga ada yg suka hehe

Change Your DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang