Chapter 1

16 2 15
                                    


"Hel..."

"Na...."

Sayup-sayup, Dea mendengar suara seseorang. Ia perlahan membuka matanya dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

'Ini alam akhirat?' batinnya saat melihat ruangan disekelilingnya hanya hitam dan putih.

"Ya ampun, non akhirnya bangun juga. Udah ditungguin sama nyonya dan tuan di bawah, saya permisi ya non." Suara itu membuat Dea tersadar bahwa ternyata ia masih hidup, dan mungkin ditolong oleh seseorang. Tapi jika memang benar gadis itu ditolong oleh seseorang, bukankah seharusnya ia berada di rumah sakit? Namun Dea menepis pikiran itu dan bersyukur karena Tuhan telah menyelamatkannya. Ia juga akan berterima kasih kepada seseorang --yang katanya berada di bawah--karena telah memberikan pertolongan.

Dengan perlahan ia turun dari ranjang dan menyusuri ruangan yang menurutnya artistik, ada beberapa lukisan yang dipajang dengan rapi didinding ruangan tersebut.

"Bagus banget," gumamnya pelan.

Seakan tersadar bahwa ia sedang ditunggu seseorang, akhirnya Dea berjalan dengan perlahan dan menuruni tangga yang menurutnya mewah.

'Ini orang kaya banget gila,' batinnya takjub melihat rumah itu.

"Helena, sedang apa kamu? Kenapa enggak mandi? Bukannya hari ini sekolah?" Tanya seorang wanita paruh baya dan Dea tersentak kaget saat indera pendengarannya mendengar nama orang lain.

Kerutan dikeningnya menandakan Dea dilanda kebingungan saat ini, gadis itu mendekat ke arah meja makan dan membungkukkan badannya dengan sopan. Ia hanya harus berterimakasih dan setelah itu pergi dari sini.

"Terimakasih banyak karena sudah menyelamatkan saya."

Tiba-tiba saja terdengar suara kekehan, mau tidak mau ia menegakkan tubuhnya dan melihat seorang lelaki paruh baya menatap aneh ke arahnya.

"Kenapa kamu? Ah ya, daddy sama mami hari ini mau berangkat ke Paris, ada masalah sama perusahaan di sana. Uang jajan kamu udah daddy transfer," jawab lelaki paruh baya itu, dengan segera ia beranjak dari tempat duduknya, diikuti oleh wanita paruh baya yang tadi memanggil dirinya 'Helena'.

"Tunggu sebentar, om sama tante yang udah nyelametin saya 'kan?" Tanyanya bingung, mendadak jantungnya berdebar tidak karuan.

"Om? Tante? Sebenci itu kamu sama kita, hm? Lagipula ini juga bukan sepenuhnya keinginan mami sama daddy, ada masalah yang bener-bener penting. Kamu kenapa sih? Dari tadi aneh banget, biasanya juga cuman ngangguk-ngangguk kalau kita pamitan," ujar wanita paruh baya itu membuat sendi-sendi tulangnya terasa lemah, ia meneguk ludahnya kasar, pandangannya kosong.

"Daddy sama mami pergi dulu ya Helen, jaga diri kamu."

Pikiran Dea mendadak blank, ia bahkan mengabaikan suara menutupnya pintu dan deruan mobil yang menandakan bahwa seseorang yang mengaku daddy dan maminya itu telah pergi.

'Helena? Kayanya gue pernah liat nama Helena tapi di mana? Dia siapa sebenernya?' Batinnya kebingungan, bisa dilihat jika wajahnya yang putih itu menjadi semakin pucat.

Dengan tergesa-gesa, ia berlari ke arah lantai 2--tempat yang tadi ia susuri--mencari kaca dan betapa terkejutnya Dea bahwa wajahnya telah berubah menjadi orang lain. Pelan tapi pasti, ia menyentuh wajahnya dan terpana.

"Anjir, cantik banget dong. Dulu kan muka gue pas-pasan," ujarnya pelan, ia tertawa hambar dan dengan cepat menampar wajahnya itu.

PLAK

"Ssssh, sakit. Jadi ini bukan mimpi? Jadi jiwa gue ketuker gitu sama Helena? Kaya di novel novel, terus gimana caranya gue balik ke tubuh sendiri?" Dengan frustasi ia menjambak rambutnya dan seketika tersadar bahwa rambut itu bukan miliknya, ia harus menjaga tubuh dan wajah itu agar tidak terluka. Bagaimana nanti jika Helena yang asli menuntutnya?

"Ah bener, gue harus ketemu sama diri gue sendiri. Pasti itu Helena kan."

Setelah bermonolog ria, ia memutuskan untuk bersiap-siap.

***

Selesai berpakaian Dea melihat dirinya dicermin sekali lagi, ia memutar tubuhnya dan sekali lagi takjub dengan fisik Helena. Ia melihat name tag yang tertera, Helena Faranisa Rawnie. Tunggu sebentar, Dea benar-benar pernah melihat nama itu tapi, meskipun ia berpikir berapa kali pun tidak mengingat di mana dirinya pernah melihat nama Helena.

Dea menggelengkan kepalanya, ia berusaha setenang mungkin berjalan ke lantai bawah dan menaiki mobil yang cukup mewah untuk pergi ke sekolah.

***

Setibanya di sekolah, Dea melihat gerbang yang tinggi dan bangunan sekolah yang tergolong elit.

"Non, udah nyampe."

"Ah iya, terimakasih." Dengan canggung ia tersenyum dan keluar dari mobil itu.

"Nanti bapak jemput jam 3 sore ya non, bapak permisi dulu."

Setelah mengangguk pelan, gadis itu berbalik dan berjalan ke arah gerbang. 'Udah ditutup, kayanya udah masuk.'

Dea mengedarkan pandangan ke atas, melihat di mana gadis dengan nama Helena itu bersekolah.

UNITY GLOBAL HIGH SCHOOL

Tunggu, tiba-tiba saja ia teringat di mana dirinya pernah melihat nama Helena, serta nama sekolah gadis itu.

Gadis cantik dengan rambut sebahu dengan nama lengkap Helena Faranisa Rawnie itu, memasuki halaman sekolah Unity Global High School dan dengan santainya ia berjalan di tengah lapangan outdoor yang saat itu sedang dipakai bermain basket oleh geng mostwanted disekolahnya.

Kutipan dari novel yang pernah dibaca Dea langsung memenuhi otaknya, ia merasa lututnya lemas dan terjatuh begitu saja.

"Nggak, nggak mungkin. Ini cuman kebetulan kan, masa iya gue jadi Helena itu. Tunggu, bukannya nanti di akhir cerita Helena bakalan meninggal? Jadi.. ini.. gue.." ujar gadis manis itu dengan pandangan kosong, wajahnya yang pucat dan cairan bening mengalir begitu saja dari pelupuk matanya.

Ia kini mengerti mengapa dirinya pernah melihat nama Helena, mengapa ia merasa pernah melihat kejadian saat kedua orangtua Helena berpamitan, karena ternyata Andreane Kharisma Dewi, kini menjadi Helena Faranisa Rawnie tokoh utama dari novel tragedi yang pernah ia baca.

***

17 Januari 2020

Hai, makasih yg udah mau mampir & ngeluangin waktunya buat baca cerita aneh aku hehe

Maaf ya alurnya lambat dan ga menarik tapi aku coba perbaiki di next chapter ya.

Paipai~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Change Your DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang