[ E ]

1K 154 9
                                    

                             | Re-Born |

Hyunjin itu sakit,

Sejak kecil, paru - paru pemuda itu memanglah tidak bekerja optimal. Ia sering mengalami sesak napas jika melakukan pekerjaan berat, dan itu bertambah buruk sejak tiga tahun terakhir.

Dokter menyarankan Chris untuk membawa Hyunjin tinggal di tempat dengan kualitas udara yang baik. Dan disinilah mereka, meninggalkan Seoul dan tinggal di daerah Geoje.

Pukul empat sore Christopher memarkirkan mobil hitamnya dihalaman rumah yang tidak berpagar. Kebanyakan rumah disini berwarna gading, seperti miliknya dan juga tetangga samping rumahnya itu-- rumah Changbin dan Minho.

Namun, tetangga didepan rumahnya ini berbeda.

Rumah minimalis dua lantai itu tampak mencolok dengan cat warna merah bata. Halaman rumahnya tampak kering, dan entah bagaimana terlihat suram. Didepan pintu rumah itu ada gantungan yang akan berdenting ketika terkena angin, tanpa sadar Christopher mengamati rumah itu cukup lama.

Ia ingat sekali, suatu sore yang mendingin-- dengan ditemani Minho, Chris tengah memeriksa rumah yang akan ia tinggali. Apakah nantinya rumah ini akan membuat Hyunjinnya nyaman? Akankah rumah ini cukup berharga untuk menghabiskan sebagian uangnya? Dan Christopher cukup puas dengan yang ia dapatkan.

Rumahnya cukup besar, halamannya pun cukup terawat, dan yang terpenting--masih banyak tanaman hijau disana. Bahkan dibelakang rumahnya ada hutan kecil--yang kata Minho, tidak akan mampu membuatnya tersesat. Christopher sudah yakin sekarang.

Chris sudah akan memasuki mobil, ketika siluet seseorang membuatnya bergeming. Di depan calon rumahnya--di balik jendela lantai 2 rumah dengan warna bata itu, seseorang berdiri disana.

Orang itu bahkan tidak berniat memutus pandangannya disaat mereka bersitatap, dan Chris tidak yakin seseorang dengan rambut merah itu pria atau wanita. Karena rambutnya pendek dan-----dia manis.

"Ck! Tetangga yang aneh", Chris menggeleng lelah. Menghilangkan kenangan lalu---tidak mau ambil pusing, karena dia sudah rindu Hyunjin. Sangat rindu.

"Let's go berry"

Ia membawa kandang berry dan melangkah menuju pintu. Langit sudah mulai menggelap dan udara semakin dingin ketika Chris masuk melewati pintu yang tak terkunci. Legang - sepi - dan kosong.

"Hyunjin" tidak ada sahutan.

"Hyunjin!"

Chris yakin suaranya sudah cukup keras untuk didengar sampai ke kamar mandi yang terkunci sekalipun. Namun tidak ada balasan, Hyunjin tak bersuara dan semuanya hening.

"Hwang Hyunjin!" Tanpa ia sadari, nafasnya memburu, kakinya bergerak dengan terburu. Chris mencari di lantai satu, melewati ruang tengah--dapur-- kamar mandi--ruang kerja. Nihil.

Ia lanjutkan ke lantai dua, kamar miliknya, kamar mandi, kamar Hyunjin-

Kamar Hyunjin!

"Hyunjin!" Chris membuka pintu putih itu dengan keras, suara debaman pintu memenuhi pendengaran.

Ada Hyunjin yang terkejut dengan wajah mengantuk, Hyunjinnya ternyata sedang tidur. Dan---dan ini hanya sebatas angannya saja.

Karena didepannya sekarang, hanya ada kamar gelap yang kosong. Tirai jendelanya terurai menutupi cahaya dari luar, kasur Hyunjin berantakan, dua bantalnya terjatuh, bahkan bed covernya terlepas di salah satu ujungnya. Tapi sang adik tidak ada disana-- tidak ada dimanapun.

" Fuck! "

Pikirannya semakin kalut melihat bercak putih yang mengering diatas kasur. Tangannya mendial nomer Minho cepat, sedang langkahnya menjauh---menuju rumah  Changbin dan Minho yang sialnya tampak kosong dan juga gelap. Dan nomor minho---

---nomernya tidak aktif

Minho menghilang, Changbin pun sama.

Dan sekarang bagaimana dengan Hyunjin-nya?

"Jesus Christ!"



                                     • E •

Setelah mengais ide dan kata, akhirnya  chapter 1 bisa up ಥ‿ಥ.

I know this part is kinda long and boring, but hold up guys. I need it to portray the background, sowrey ( ◜‿◝ )

Oke bye!

Btw, Jin pulang jin! Kakak lo nyariin.







RE-BORN [chanjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang