[ L ]

1K 162 55
                                    

| Re - Born |

° ° °


Atmosphere diantara mereka terasa berat dan aneh

Christopher merutuki dirinya sendiri yang tak tegas menolak, sekarang dia harus terjebak didalam kamar mandi besar rumahnya bersama sosok Hyunjin yang berendam didalam bathup.

Chris ingat,
Setelah melepas pelukannya, ia membawa hyunjin untuk masuk kedalam rumah. Ia dudukkan sosok pemuda tinggi itu diatas sofa dengan hati - hati, bagai keramik kuno yang berharga. Chris segera menyodorkan segelas air untuk Hyunjin, yang segera tandas karena Hyunjin meminumnya bagai kesetanan.

Chris memperhatikan Hyunjin dengan perasaan campur aduk, " Hyunjin, apa semua baik baik saja? "

Hyunjin mengangguk dengan senyuman lebarnya yang tak pernah luruh bahkan sejak dia berdiri diambang pintu.

"Apa Minho dan Changbin yang mengantarmu?"

Dengan senyum yang sama, Hyunjin menggeleng. Mengundang kerutan di dahi Christopher menjadi semakin dalam.

"Kau membuatku khawatir Hwang, katakan sesuatu"

Chris berjengit kecil merasakan sentuhan di kulit tangannya. Maniknya bergulir kebawah, keletak dimana telapak Hyunjin menggenggam tangannya lembut.

'dingin sekali'

" Christoper, mandikan aku "

'hah?'

Chris menatap Hyunjin tak mengerti, ia juga terkejut sebenarnya.

" Apa? Kenapa? "

Hyunjin menyugar rambut gelapnya kebelakang dengan gerak lamban, Ia menatap Chris seakan menantang.

" We're sibling, remember?"

Entah sejak detik keberapa tenggorokan Christopher tercekat, Ia memalingkan pandangannya ke arah kandang berry yang kosong. Memang benar mereka saudara, dan Chris juga pernah memandikan Hyunjin.

Tapi itu dulu, jauh sebelum hari ini. Dia bisa karena Hyunjinnya masihlah sosok anak kecil yang lugu. Masih belum bisa membedakan alat reproduksi antar pria dan wanita, masih belum seindah ini. Tapi sekarang? Semua terasa sulit.

Penolakan Christopher menggantung di ujung lidah, ketika Hyunjin kembali meminta

"ini permintaan adikmu, kumohon?"

Dan Christopher kalah.

Chris membasahi tubuh Hyunjin dengan air beraroma lavender itu. Rambut dan seluruh tubuh adiknya telah basah. Ia menuangkan shampoo cukup banyak ke telapak tangan, lalu membaluri rambut hyunjin hingga berbusa.

Ini aneh,

Rambut adiknya yang ia tau itu sangat halus dan lembut bagai rambut bayi, tapi rambut ditangannya kini terasa kasar dan keras. Bahkan ada banyak butiran pasir di tangan Christopher sekarang.

Chris mengambil sisir disisi kanan bathup, mulai menyisiri rambut Hyunjin yang kusut---sangat kusut. Sulit sekali, dan keras sekali. Chris sampai meringis sendiri melihat kulit kepala adiknya yang tertarik cukup keras.

"Hyunjin kau tak apa?"

Hyunjin mengangguk, Christopher tidak dapat melihat wajahnya yang tersenyum dengan sorot kosong. Bahkan ketika busa shampoo itu turun melewati mata, Hyunjin tidak berkedip.

"Teruskan"

° ° °

Setelah mengikati tali jubah mandi di tubuh adiknya, Christopher mengusap pipi Hyunjin lembut.

" Kau dingin Hyunjin, pakaianmu sudah kusiapkan. Pergilah dulu, aku akan membereskan ini sebentar "

Hyunjin mengangguk mengiyakan, pemuda itu berjalan menjauh menuju kamarnya. Meninggalkan Christopher dengan pikiran berkecamuk.

'Hyunjin-nya, sedang tidak baik baik saja'

Pemuda pirang ini segera membereskan kamar mandi. Diambilnya piyama Hyunjin yang sebenarnya berwarna abu terang namun sekarang tertutupi oleh noda kotor kecoklatan. Terlihat seperti bekas pakai berguling diatas tanah basah. Chris semakin pening, rasanya malam ini tidak ada yang normal. Semuanya terasa berbeda dalam waktu kurang dari 48 jam.

Setelah semua selesai, Chris menghampiri Hyunjin di kamarnya. Dilihatnya pemuda itu tengah duduk tegak menghadap jendela yang tirainya sudah tersibak.

" Hyunjin, kemarilah "

Hyunjin, dengan rambutnya yang masih setengah basah menyeret tubuhnya mendekat. Pemuda itu dibaringkan diatas kasur, Chris juga menyelimuti Hyunjin dan dirinya, karena malam ini dia akan menjaga Hyunjin sampai pemuda itu terlelap.

" Tidurlah Hyunjin "

Hyunjin mendengung,

"Tidur, aku tidur, tidur"

" tidur "

Hyunjin kembali membuka mata, Chris disebelahnya sudah jatuh terlelap menuju alam mimpi. Tubuhnya duduk dengan tegak, giginya bergemelatuk dibalik bibirnya yang mengatup rapat.

Hyunjin berjalan ke arah jendela yang tak tertutup tirai. Matanya yang memerah dengan kantung kehitaman menatap kegelapan diluar sana, menemukan sepasang netra sama merahnya yang menyorotinya tak kalah tajam.

Sial, Hyunjin menyeringai

' dalang bedebah '


[ L ]



Ada yang udah nonton 'pet sematery' ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RE-BORN [chanjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang