Chapter I | Ayah Muda

8.1K 651 124
                                    

Ketika anaknya lahir, Lan WangJi tidak berkedip menatap paras menawan yang tertidur dalam dekapan Wei WuXian. Wajah yang biasanya selalu tanpa ekspresi kini dihiasi senyum tipis, menandakan kebahagiaan tak terkira atas kelahiran anak pertamanya. Siapa yang tidak bahagia saat anaknya terlahir begitu menawan? Laki-laki, tiga koma tiga kilogram, empat puluh empat sentimeter. Rambutnya sehalus bulu kelinci, sepasang bola mata yang bahkan jauh lebih berkilau dari permata sekalipun (walau dalam hal ini Wei WuXian menganggap Lan WangJi agak berlebihan). Bibir tipisnya mengecap-ngecap mencari susu sementara jemari mungilnya menggenggam telunjuk Lan WangJi.

Mereka sepakat menamainya Lan Yuan sebagai nama lahirnya dan Lan SiZhui sebagai nama kehormatannya. Belum lama lahir ke dunia, Lan SiZhui sudah menjadi kesayangan orang-orang. Seperti halnya Lan WangJi, semuanya terpesona dengan wajah malaikat Lan SiZhui. Si cilik kesayangan semua orang. Bahkan Lan QiRen yang biasa menampilkan wajah si tua jutek pemarah kini malah tersenyum sambil menatap Lan SiZhui, berkata bahwa si cilik tampan ini akan ia didik menjadi pewaris Keluarga Lan paling sempurna dengan segala disiplin serta tindak terpuji.

Jiang Cheng beda lagi. Saudara angkat Wei WuXian itu malah sibuk menghapus air matanya dengan sapu tangan. Terharu dengan kelahiran keponakan pertamanya yang penuh dengan adegan menebarkan bak film action. Ia ingat belum lama ini ia harus berjuang menahan jambakan di rambutnya yang penuh dengan rasa ketidakmanusiaan oleh Wei WuXian, padahal ia sedang menyetir tapi Wei WuXian tetap saja menjambak rambut indah Jiang Cheng, tidak peduli akan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi.

Jiang Cheng sebenarnya memaklumi kalau Wei WuXian sengaja menjambak rambutnya guna pengalihan rasa sakit akibat kontraksi di perut, tapi tetap saja dengan Lan WangJi, suami Wei WuXian, yang duduk di sampingnya , jadi kenapa Jiang Cheng yang duduk di kemudi depan untuk menyetir malah yang menjadi sasarannya.

"Aku tidak mungkin menyakiti Lan Zhan, orang yang aku cintai, Jiang Cheng!" Kata Wei WuXian, berteriak menjawab ketika Jiang Cheng menyerukan protes akibat remasan di rambutnya yang sakitnya tidak main-main. Jiang Cheng yakin kalau beberapa helai rambutnya rontok akibat ulah Wei WuXian.

Sialan memang bocah setan satu itu!

Untungnya, setelah menjadi supir ugal-ugalan dadakan, menyalip kendaraan dengan gaya kesetanan dan pengorbanan atas beberapa helai rambut yang rontok, Jiang Cheng akhirnya bisa bertemu dengan keponakan yang selama sembilan bulan ini dinantikan oleh seluruh keluarga. Apalagi anaknya manis begini, semoga kelakukan setan ibunya tidak menurun. Jiang Cheng tidak bisa untuk tidak terharu.

"A-cheng jangan menangis, malu sama A-Yuan dong," ledek Wei WuXian yang kemudian dihadiahi tatapan sengit dari Jiang Cheng.

"Siapa yang menangis, Sialan!" Jiang Cheng memberi tatapan paling seram yang dia bisa tapi itu tidak menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Terus itu kenapa matanya merah?"

"Aku kelilipan tadi!" Elak Jiang Cheng yang lalu disambut tawa oleh seluruh orang yang ada di ruangan.

"Sudah, jangan bertengkar. Kalian ini sudah dewasa loh," kata Jiang YanLi menengahi. Senyumnya mengembang ketika dia menatap Lan SiZhui dalam gendongan Wei WuXian. "Boleh aku menggendongnya, A-Xian?"

"Tentu boleh, JieJie!" Wei WuXian menyerahkan Lan SiZhui dengan hati-hati pada kakak angkatnya itu.

Jiang YanLi menimangnya lembut, mencium pipinya yang kemerahan. Ketika Lan SiZhui membuka matanya suara Ooo kecil langsung memenuhi ruangan. Semuanya nyaris memekik sangking gemasnya, bahkan Lan WangJi bisa melihat Wen Qing membuat gerakan-gerakan aneh pada tangannya, Lan WangJi tahu Wen Qing sedang menahan diri untuk tidak mencubit gemas kedua pipi Lan SiZhui.

Oh My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang