"Lo laper?"
Wendy menggeleng. "Nggak, gue ngantuk"
Chanyeol menggaruk kepalanya yang tak gatal. Mereka sedang mengisi bahan bakar motor Chanyeol di pom bensin setelah berkendara sekitar tiga jam dari kota.
"Mau istirahat?"
"Gue mau mobil"
Gimana ceritanya gue bisa dapet mobil, batin Chanyeol.
"Yeol, mau mobil yang itu" Wendy menunjuk sebuah sedan Soluna yang terparkir di depan minimarket pom bensin. Chanyeol melihat mobil yang dimaksud lalu ke arah gadis yang berbicara barusan.
"Gue ga punya uang buat beli mobil sekarang, Wen"
Wendy memindahkan fokusnya ke lelaki itu, tak puas dengan jawaban yang diterimanya. "Beli? Ngapain? Lo tinggal ambil"
Jidat Chanyeol berkerut. Ia yakin petugas pom bensin yang sedang mengisi bensin motornya juga mendengar perkataan Wendy barusan, karena saat Chanyeol meliriknya, mimik yang ditunjukkannya persis dengan ekspresi lelaki itu.
"Ini mbak. Makasih ya" Chanyeol menyerahkan selembar uang seratus ribuan kepada wanita malang yang tak sengaja mendengar obrolan mereka berdua itu, lalu menghidupkan motornya.
"Wen, ayo naik"
Wendy menghela napas panjang. "Gue mau mobil, Chanyeol. Gue ngantuk, nggak bisa tidur di boncengan motor"
Lelaki itu mengangguk. "Iya, nanti kita cari mobil ya. Sekarang kita jalan dulu"
"Gue mau mobil yang itu" Wendy kembali menunjuk mobil yang diinginkannya. Ia terlihat seperti seorang anak SD yang meminta mainan dengan pakaian serba kebesaran dan ekspresi memelasnya. Bedanya, Wendy bukan lagi anak SD dan yang diidamkannya bukanlah mainan.
"Wen..."
Wendy mendecak sebelum mendudukkan pantatnya di jok belakang motor Chanyeol yang menghembuskan napas lega. Ia lalu menjalankan motornya menjauh dari petugas pom bensin yang tak henti-hentinya mengamati mereka.
Seandainya Chanyeol punya cukup uang, ia akan langsung memenuhi permintaan Wendy yang sebenarnya terlalu aneh dan mendadak itu. Mantan kekasihnya itu bukanlah seorang yang suka mengutarakan keinginannya, sehingga sekali ia melakukannya, Chanyeol pasti akan selalu mengabulkannya.
Seperti ketika Wendy meminta lelaki itu untuk membawanya pergi.
Sejujurnya Chanyeol tidak tau di belahan bumi bagian mana ia berada sekarang. Sejauh ini yang dilihatnya hanya hutan-hutan yang lebat, sebuah perkampungan kecil, dan pom bensin terasing barusan. Tiga jam perjalanan dan ia sudah merasa seperti di negara lain.
"Ternyata lo penakut juga"
Suara Wendy pelan tapi terdengar jelas oleh Chanyeol. Ia memelankan laju motornya karena ingin berbicara dengan gadis di boncengannya itu.
"Penakut gimana?"
Wendy mengedikkan bahunya. "Itu mobil tinggal diambil aja. Lo nggak mau ambil"
Belum sempat Chanyeol membalas omongan gadis itu, ia didahului oleh suara petir yang menggelegar di angkasa. Tak sampai sedetik kemudian, tetes-tetes hujan yang gemuk jatuh membasahi bumi.
Mulut Wendy menganga sedikit karena kesal. Seandainya Chanyeol menuruti saja kemauannya untuk mencuri mobil di pom bensin tadi, mereka tak akan kehujanan sekarang.
"Wen, kita nepi dulu ya! Hujan!" Chanyeol berteriak sambil memarkirkan motornya di pinggir jalan. Wendy segera berlari kecil ke bawah pepohonan rindang di sebelah jalan lintas itu untuk berteduh, tentu saja sambil menggumam tak jelas. Chanyeol mencabut kunci motornya sebelum ikut berdiri di sebelah gadis itu. Hujan turun semakin deras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Underwater
FanfictionSon Wendy. Gadis yang tak pernah gagal menyeret Park Chanyeol ke dalam pesonanya, ke dalam dunianya. Menyelami segala teka-teki dan misteri miliknya sedalam-dalamnya, hingga Chanyeol lupa, bahwa ia ternyata sudah kehabisan napas.