Chapter 2

11.5K 654 11
                                    

Lisa menggaruk-garuk kepalanya, "haiish!!!"

Jennia menghela nafasnya dan memperbaiki kaca mata bulatnya, "bisa gak kamu fokus sedikit aja? Aku sudah mengulangnya sampai 10 kali!"

Lisa menatap tajam ke arahnya. Jennie malah membalas matanya meskipun jantungnya berdegup kencang.

"Apa?" Tantang Jennie memelan suaranya. Lisa makin memajukan badannya, mendekati wajahnya dengan perlahan-lahan. Jennie juga semakin memundurkan badannya dan memanas wajahnya.

Wajah Lisa benar-benar sampai di depan wajah Jennie. Jennie menangkap pemandangan indah yang jarang dia lihat. Alisnya tebal dan rapi, matanya sedikit sayu namun tajam jika menatap, hidungnya mancung lurus hingga di ujungnya sedikit melengkung, bibirnya sangat sexy dan sangat manis ketika tersenyum. Jennie sampai bertanya-tanya dalam hati bagaimana rasanya bibir itu.

Lisa meniup wajah Jennie, "apa yang membuatmu seberani ini? Kamu gak tau aku siapa?"

Jennie menahan nafasnya sejenak, "aku gak melihatmu dari itu, Lisa."

Lisa tertegun. Dia tidak melepas pandangannya ke mata Jennie.

Mmm. Sialan! Cewek ini cantik juga. Lebih manis juga daripada si primadona sekolah yang kecentilan itu. Oh! Mungkin karena ini...
Lisa bergumam lalu tangannya meraih ke kacamata Jennie. Dia melepas kacamata Jennie dengan perlahan. Sedangkan Jennie memejamkan matanya hingga mengkerut, membiarkan Lisa melakukannya.

Lisa terpana. Wajahnya malah memerah. Tak sadar tangannya mengelus wajah Jennie dengan jempol tangannya. Kulitnya yang putih nan mulus, alis matanya yang tidak tebal ataupun tipis dan tertata rapi, matanya bulat dengan tengahnya yang berwarna hitam legam, bulu matanya lentik dan panjang, hidungnya mungil tapi mancung, sedangkan bibirnya....

Oh, shit! Ingin sekali aku mengemut bibirnya ini!
Lisa memandangi bibir Jennie sambil mengelus bibir bawah Jennie dengan jempolnya, perlahan.

"Lisa..." Ujar Jennie pelan menutup bibir Lisa dengan tangan kanannya ketika Lisa mendekati bibirnya ke bibir Jennie. Lisa berhenti, tepat sesenti lagi bibir mereka bertemu. Mereka mematung cukup lama. Nafas mereka saling bertubrukan.

"Mulai besok di sekolah, kamu harus selalu ada di sampingku." Ujar Lisa belum memindahkan posisinya. Nafasnya menghembus di wajah Jennie.

"Kesepakatan kita kan gak ada gangguan selama di sekolah,"

"Memang. Tapi bukan berarti kamu lepas dariku, Jennie." Senyum Lisa membuat Jennie menelan ludahnya.

Jennie menatapnya, sedikit takut dengan apa yang akan terjadi dengannya esok. Seorang Lisa, anak dari keluarga pendiri dan penyumbang terbesar di sekolahnya, dambaan semua murid dengan kejayaan-kemakmuran-kepopuleran-kecantikannya, kini beradu tatap hingga Merlyn mengetuk pintunya lalu masuk ke dalam kamar Lisa.

"Pudding time!" Serunya gembira. Baru kali ini Lisa tidak didapatinya sibuk bermain game di komputernya selama jam belajar dengan guru lesnya. Malah mereka berdua duduk lesehan di depan meja bundar dan buku pelajaran tergeletak terbuka di depannya. Merlyn merasakan ada kepuasan telah memanggil Jennie sebagai guru les Lisa.

Merlyn mengacak rambut sebahu Lisa, "good girl!" Lalu meninggalkan mereka berdua.

Jennie menahan tawanya karena Lisa termanyun karena dia harus memperbaiki kunciran setengah rambutnya di atas.

=====

Jennie masuk ke dalam kelasnya. Lisa sudah duduk di kursinya dengan senyum manisnya. Jennie merasa ngeri dengan senyuman itu.

"Aku sudah menunggumu daritadi." Ujarnya berdiri menghalangi Jennie untuk duduk di kursinya.

Semua mata memandangi mereka berdua.

Musuh Jadi Pacar? [JenLisa] [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang