{2}( Selesai Revisi) ulang

930 54 0
                                    

Bel istirahat sudah berdenting sejak tadi dan di sinilah keenam cucu pemilik sekolah, di markas mereka yaitu warung yang ada di sebelah sekolahnya. Kenapa disebut markas? Karena mereka sudah dari SMP sering nongkrong di sana.

"Besok kalian ikut ya?" tanya Bella.

"Hmmm," jawab yang lain.

Mereka pun kembali diam dan fokus memakan gorengan mereka. Tanpa ada niatan untuk sekedar mengobrol.

"Eh, Lo udah urus masalah korupsi di perusahaan?" Ditengah keheningan itu Adara tiba-tiba bertanya.

"Udah," jawab Bella singkat.

Karena kepintaran mereka diatas rata-rata, mereka sudah menjalankan satu perusahaan dari sekian banyak perusahaan yang dimiliki oleh  Albert Yuki.

Awalnya mereka diberi pilihan untuk memiliki perusahaan mereka sendiri-sendiri. Tapi, mereka menolak. Mereka lebih memilih untuk mengelola usaha yang lebih kecil bersama-sama.
Sekarang, perusahaan yang semula kecil itu menjadi besar, mereka sangat pintar mengatur dan mengembangkan perusahaan tersebut.

Berhubung mereka masih sekolah dan masih harus melakukan hal lain, maka tanggung jawab perusahaan dipegang oleh orang kepercayaan mereka yaitu Melly. Sehingga mereka bisa tenang saat ada di sekolah. Walupun begitu, Melly tetap akan menghubungi mereka berenam jika terjadi masalah yang tidak bisa ia tangani. Seperti kasus korupsi.

Lima belas menit kemudian bel masuk berbunyi. Para siswa berhamburan masuk ke dalam kelas masing-masing.

"Ayok guys kita masuk," ucap Cloe berdiri dari tempat nya.

Semua nya hanya mengangguk dan kembali ke kelas. Setelah pelajaran selesai. Cucu Albert Yuki berkumpul di depan parkiran, siap mengendarai kendaraan mereka masing-masing menuju kantor.

Karena parkiran tersebut khusus, jadi di sana sangatlah sepi, tidak banyak orang tahu kalau keluarga Albert Yuki punya parkiran khusus, dan tak banyak juga orang yang tahu seperti apa wajah atau watak sesungguhnya cucu Albert Yuki.

Jika mereka tahu, mereka gak akan percaya saat melihat penampilan cucu orang terkaya se-Indonesia, dan berpikiran bahwa mereka cuma ngaku-ngaku saja, tapi bagi yang sudah dekat dengan keluarga Albert Yuki, mereka nggak akan terkejut dan menganggap biasa sikap anak mudah.

Kantor mereka berjarak 3 kilo meter dari sekolah dan sampailah mereka di kantor yang dulu terdiri dari satu bangunan sekarang lebih dari 4 bangunan, yang dulu cuma lantai satu, sekarang lebih dari 6 lantai. Itu semua karena kerja keras dan usaha mereka.

"Sore nona," sapa Melly asisten sekaligus ceo pengganti mereka.

"Hmm, gimana udah ketangkap?" tanya Zafyra

"Sudah nona Za, silahkan kalian masuk,"
Melly memberi jalan kepada bos nya.

Mereka pun masuk dan disambut salam hormat para karyawan. Lalu mereka menuju ke ruangan yang cukup besar dengan 6 meja dan kursi, 1 lemari, 2 kamar mandi, 1 kamar beserta kasur King size, serta foto keluarga besar Albert Yuki, dan 1 foto disetiap meja mereka, didalam foto itu terdapat 7 anak perempuan yang masih berumur 9 tahun.

"Ell, kamu gak kangen sama kita?" ucap Hanum memandang foto masa kecil mereka.

"Kamu dimana Ell, kita kangen," ucap Cloe  yang juga memandang foto tersebut.

"Gue, bener-bener kangen sama lo Ell," ucap Zafyra mengusap foto tersebut.

"Andaikan waktu itu kita gak kepisah, kenapa sih lo tega ninggalin kita Ell?" ucap Adara.

"Berharap lo masih inget kita Ell," ucap Bella.

"Dan Asal lo tahu Ell, kita jadi seperti ini itu  karena...." Neva menjeda ucapannya dan menoleh ke arah sepupu-sepupu nya.

PUTRI ELEMEN (Tamat) <Revisi Ulang>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang