Four

1K 49 1
                                    

Happy reading~

###

-Apartemen blackvelvet-

Kini suasana dikamar apartemen blackvelvet terlihat rusuh tak terkendali ke-duapuluh satu perempuan sibuk dengan dunianya masing-masing. Setelah Irene menyuruh Eunbi dan sebelas manusia itu untuk datang, ia malah dibuat pusing karna keributan. Dia sudah cukup jengah setiap hari melihat Seulgi, Jennie, Joy, Rose, Lisa dan Yerim debat belum lagi Eunbi dengan segala kelakuannya membuat Irene pusing tak karuan. Wendy, Jisoo? Mereka lebih tenang dibanding yang lainnya, gak sebar-bar Seulgi sama Jennie pokoknya.

Kini tanggung jawabnya bertambah lagi setelah kedatangan tujuh kurcil dalam apartemen sang adik, Eunbi bersama Chaewon juga Minju. Walaupun bukan tanggung jawab yang sangat wajib tapi disaat Irene mengenal mereka tentu saja ia punya rasa tanggung jawab untuk melindungi serta menjaganya seperti ia menjaga Eunbi, Seulgi, Wendy, Jisoo dan anak blackvelvet lainnya.

Disofa depan tv saling teriak satu sama lain padahal jarak mereka hanya bersebelahan tapi ributnya bener-bener bikin ngajak ribut beneran, disana ada Jisoo, Minju, Seulgi dan Yena keempatnya sibuk pada ponsel masing-masing. Saling teriak menyalahkan.

"Yakk! Minjuu yang harus lo bunuh itu lawannya bukan kakak lo sendiri," Jisoo berdecak kesal, pasalnya Minju bukan partner ngegame yang pas karna adiknya itu sering salah serang. Masa satu tim saling bunuh?

"Makanya ka Jisoo nya jangan disitu, Minjuu mana tau kalo ada ka jis disana,"

"Ka seul bukan yang disebelah kiri ish, ke kanan itu kotak item yang kanan," kini bergantian, Yena lah yang protes karna Seulgi sering salah fokus kalo ngegame. Padahal jelas-jelas dia udah kasih intruksi.

"Bek diem bek, ganggu konsentrasi gw ajasi."

"Woi siapa yang meledakin bom sih," baru saja perannya hidup lagi eh malah mati kena bom sialan.

"Itu tuh ka seul salah buka kotaknya ka jis, dia malah buka kotak bom nya," tuding Yena pada Seulgi, karna dia juga hampir mati ulah bom yang salah sasaran.

"Seulgi bego, yang harus dibuka kotak warna item bukan warna ijo,"

"Nyaru anjirr jis, ga keliatan"

"Ijo stabilo mana nyaru sih sama item, ka seul mah," kini giliran Minju yang protes.

"Apasi njuu kok ijo stabilo, orang warna ijo rumput," protes Yena.

"Ijo rumput darimana, itu ijo tai kuda bek" sahut Jisoo.

Bodo amat.

"Berisik ish, jangan teriak dong. Suara tv nya ga kedengeran," Yujin menatap ke-empat orang itu dengan jengah, ya gimana ya orang lagi nonton tv tapi suara tv nya kalah sama suara mereka yang teriak-teriakan.

"Kasian suara upin ipin gw kalah sama suara teriakan kalian," Yuri menatap nanar acara kartun kesayangannya, bukannya fokus menonton kartun ia malah nonton drama teriakan keempat manusia yang ngegame disofa tak jauh darinya.

"Shtt diem, nanti kalah lagi," sahut Yena.

Disofa sudut lain ada Yujin, Lisa, Yuri, Hitomi, Nako dan Yeri. Lisa dan Yeri hanya menemani mereka, abis bingung juga mau ngapain mending mager an aja sambil makan pringless.

"Udah biarin aja," lerai Lisa, masalahnya dia lagi mager banget termasuk lagi males juga mau adu bacot.

"Ish bukannya berenti." Nako menatap kesal kearah Yena.

"Percuma, mereka gaakan berenti ngegame." sahut Hitomi menatap Nako.

"Kecuali ka ai yang nyuruh," lanjut Yeri.

"KA AI-R-I-N MASA MEREKA GAMAU BERENTI NGEGAME." adu Yujin yang dibalas tatapan maut keempatnya.

"Yak! Ahn Yujinn jangan teriak, berisik." Joy yang datang dari kamarnya menatap Yujin kesal pasalnya ia dibuat kaget karna teriakannya.

"Yujinnn telinga gw anjir," ucap Lisa, sambil menutup telinganya karna Yujin berada disampingnya dan yang lebih parahnya dia teriak disamping telinganya.

Oke mending kita liat yang lebih kalem, loh emang ada yang gak bacot? Emang gada:)

Keadaan dapur terlihat lebih tenang dibanding yang didepan sana, hanya saja Jennie yang sesekali teriak karna ulah minyak yang nyiprat.

"Aakk!"

"Awwsh"

"Woi lah anjeng"

Jennie sesekali menjauhi area kompor dengan teriak serta sumpah serapahnya, gabaik emang jenjen.

"Jen rame sendiri sih daritadi," ucap Wendy menatap Jennie yang tengah heboh didepan kompornya, emang daritadi tuh dia rame sendiri, sedangkan ketiga yang lainnya tenang tenang aja.

"Tau nih ka Jen, masa masukin ayam ke penggorengan aja larinya sampe 2 meter," Chaeyeon menyahut, dirinya dan Jennie memang sama-sama saling didepan kompor tapi Jennie kebagian masak ayam goreng dan Chaeyeon masak cap cay nya.

"Ka jen mau masak apa lagi lomba lari sih jauh amat sampe dua meter, lagian online shop-an mulu sih." Eunbi menimpali, tugasnya hanya membantu Wendy dan Irene menata makanan dimini bar lalu dibawa ke meja makan.

"Gada sangkut pautnya anjir,"

"Kadang suka ga ngaca," kata Irene saat dirinya berada disebelah Eunbi.

"Sering, makin cantik ternyata." jawab Eunbi dan dibalas desisan sekaligus umpatan dari keempatnya.

Teriakan lainnya berasal dari meja makan, mungkin lebih tepatnya aduan.

"Ka Irene ini ka Hyewon sama ka Ochi nyomotin makanannya mulu nih," Chaewon menatap kedua kakanya kesal, belum lagi Wonyoung malah ikut-ikutan. Gak bener emang kalo Rose sama Hyewon disatuin gini bisa abis duluan makanannya sama mereka.

"Yak! Wony jangan ikutann," lanjutnya lagi setelah melihat Wony masih menyomoti topping pizza yang Irene beli. Hanya dibalas dengan cengiran khas Wonyoung dengan memperlihatkan deretan giginya.

"Enggak ka rene, Ochi cuma nyobainn."

"Iya, takut ada racunnya," lanjut Hyewon.

"Yakk, Kang Hyewon! Ngomong apa barusan." sahut Jennie dengan teriakannya dari arah dapur. Langsung dibalas tatapan maut oleh nyai

"Jennie jangan teriak, ini bukan utan anjir. Kenapa sih pada teriak-teriak." Irene memijit pelipisnya, pusing.

"Tau nih kasian nyai udah tua, takut jantungan." Irene menatap Eunbi nyalang.

"Yakk! Kwon Eunbi, kunci mobil lo gw sita!"

"Ampun nyai,"

Setelah drama teriak-teriak an mereka akhirnya ngumpul didepan tv, kenapa didepan tv karena ini orangnya kebanyakan dan meja makan diapartemen cuma cukup buat 10 orang akhirnya mereka mutusin buat makan bareng didepan tv tentu saja dengan intruksi dari Irene.

Irene terlihat memperhatikan mereka satu-satu, dirasa ada yang kurang dia sampai menghitung dalam diam. Loh?

"Akh anjirrr!"

Teriakan seseorang membuat keduapuluh nya mengalihkan fokusnya, sampai akhirnya dibalas teriakan lagi oleh Irene membuat mereka menutup kedua telinga mereka masing-masing.

"YAKK MIYAWAKI SAKURA!, MAU MAKAN ATAU MAU GAME NYA KAKA APUS,"

Setelah itu Sakura lari kesumber suara meninggalkan PC Jisoo serta gamenya yang kini telah kalah yang sedari tadi ia pinjam. Tamatlah riwayatmu kkura~

###
Teriak-teriak an kayak di utan untung pita suara ga pecah, hmm..

Dahlah terserah mereka aja~

Fakestagram❌ || BLACKVELVETZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang