Fifteen

305 34 1
                                    

Halloooo udah sekitar 4 bulan Fakestagram dibiarin gitu aja dan udah ngelewatin banyak hal juga.

H-3 ya wiz, kita bisa kok. Apapun keputusan diminggu ini kalian harus tetep menjalankan aktivitas kalian, baik atau buruk itu pasti udah keputusan final yang terbaik buat keduabelasnya. Wizone pasti bisa, yuk semangat yuk.

Walaupun agak telat tapi tetep mau ngasih selamat buat berhasilnya debut solo Rose dan Wendy, lagunya sukakk banget gapake perezz ehe.

Selamat juga buat debut actress Irene, Jisoo dan Yerim, 2020 sampe 2021 awal bener-bener dibuat kayak roller coster ya emosinya.

Yaudah ah yuk lanjut~

###

Setelah sampai diruang kesehatan, Haruto langsung membantu Wonyoung duduk di ranjang lalu memanggil petugas kesehatan yang berjaga.

"Wonyoung, u okay?" seorang perempuan datang memakai baju petugas kesehatan, terlihat khawatir saat melihat Wonyoung yang sesekali menyeka air matanya. Sedangkan Wonyoung hanya menggelengkan kepalanya tanpa suara.

"Ada yang sakit? Kamu tenang ya," perempuan itu menatap Haruto meminta penjelasan tapi Haruto pun sebenarnya tidak tau apa yang terjadi, ia hanya menuruti kaka kelasnya. Minju. Untuk membantunya, sampai akhirnya mereka bertiga menemukan Wonyoung sendirian didalam gudang. Haruto membalas dengan gelengan kepala juga, membuat si perempuan menghelas napas.

"Tangan kamu merah gini, kakak kompres dulu ya." perempuan itu dengan gerakan cepat mengambil potongan es batu yang berukuran tidak terlalu besar didalam frezer yang memang disediakan disana lalu mengambil handuk kecil.

"Tahan ya Wonie, agak sedikit sakit." Wonyoung hanya mengangguk patuh, sesekali wajahnya meringis menahan sakit.

"Kalo terlalu sakit bilang ya, jangan ditahan."

"I–iya kak"

Haruto hanya bisa menatap keduanya, ia juga bingung harus membantu apa karena dia tidak ingin membuat keadaan makin kacau. Jadi diem salah satu pilihan yang tepat.

"Ini cuma mengurangi rasa sakitnya, selebihnya mungkin kamu bisa cek kedokter supaya bisa ditanganin lebih lanjut." Wonyoung hanya mengangguk karena terlalu sibuk menahan sakit dipergelangan tangannya. Setelah beberapa menit kemudian dan tangan Wonyoung terlihat sedikit membaik perempuan itu melihat kearah Haruto.

"Haruto, boleh minta tolong buat gantiin sebentar gak. Gw mau bikin teh anget buat Wonie dulu, air hangat dispenser diruang uks rusak soalnya."

"A-ah iya boleh kok kak," tanpa penolakan dari Wonyoung, Haruto duduk disebelahnya lalu mengambil alih kompresannya.

"Wonyoung, kamu sama Haruto dulu ya. Kamu juga istirahat dulu sebentar, kakak mau bikin teh dulu buat kamu supaya lebih tenang." setelah itu dia langsung berlalu dari keduanya.

Keduanya hanya terdiam, tidak ada obrolan Haruto sendiri pun tidak ingin mengganggu Wonyoung jika ia ingin bertanya ada apa sebenernya yang terjadi, karna sepertinya keadaan Wonyoung pun masih shock sekarang.

"Maaf ngerepotin," tiba-tiba Wonyoung bersuara dengan kepala yang masih menunduk.

"Lo ngomong sama gw?" pertanyaan yang dilontarkan Haruto membuat Wonyoung kesal.

"Engga, sama sepatu lo." Haruto terkekeh pelan.

"Lagian kalo ngomong sama orang tuh diliat orangnya jangan nunduk, gw bukan dibawah lo won," kata Haruto sambil mengangkat kepala Wonyoung agar bisa menatapnya.

"Ish gausah pegang-pegang," Lo emang cuma pegang dagu gw, tapi nyampenya ke hati tau gaksii . Lanjut Wonyoung dalam hati, dia malah jadi malu pas saling tatap. Padahal dulu sering ledekin kak Yena yang suka salting.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fakestagram❌ || BLACKVELVETZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang