Buronan

15 4 0
                                    

Esok paginya ada salah seorang tetangga Rui yang ingin meminjam perkakas milik ayah Rui, tetangga itu mengetuk-ngetuk pintu rumah Rui tapi tidak ada jawaban dan akhirnya tetangga itu mengintip lewat jendela samping rumah yang biasanya tidak terkunci. Saat mengintip tetanggaitu kaget melihat banyaknya bercak darah yang tercecer dilantai rumah itu. Setelah melihat ceceran darah itu ia memutuskan menelepon polisi untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tersebut. Setelah beberapa menit polisi pun datang dan mendobrak pintu rumah Rui dan polisi langsung mencari sumber ceceran darah itu sampailah parapolisi tersebut di kamar ayahnya Rui polisi itu kaget saat menemukan mayat ayah Rui yang sudah tergeletak dan bersimbah darah itu. Setelah polisi mengidentifikasi siapa pembunuhnya tersangka terbesarnya adalah anaknya yaitu Rui akhirnya, para polisi tersebut memgeluarkan edaran untuk menagkap Rui. Dan sekarang Rui menjadi buronan

Disisi lain Rui baru terbangun dari tidurnya perut Rui tiba-tiba bunyi karena dari semalam ia belum makan apapun. Akhirnya Rui memutuskan untuk mencari makanan di sekitar hutan setelah beberapa lama Rui berputar-putar akhirnya ia menemukan buah-buahan yang tumbuh subur setelah itu Rui memanjat pohon yang lumayan tinggi itu untuk mengambil buahnya. Setelah kenyang Rui pergi menuju sungai untuk mengambil minum dan membersihkan tubuhnya yang masih ada bercak darah ayahnya.

Setelah bersih Rui memutuskan untuk berjalan-jalan kekota yang ada ditimur hutan tersebut sambil menikmati udara pagi hari yang sejuk tiba-tiba ada secarik kertas yang jatuh di dekat kakinya Rui mengambil kertas itu dan mata Rui terbelalak melihat foto dirinya bertuliskan buronan Rui mematung beberapa saat sebelum ia lari tunganglanggang menuju hutan sambil menutupi mukanya.

Saat sampai di dekat rumah terlihat dari jauh pintu dari rumah kumuh itu terbuka lebar, Rui mengeluarkan kapaknya dan mulai mengendap-endap ke rumah itu rui mengintip dari jendela kecil yang sudah pecah itu. Rui melihat ada dua orang yang sepertinya sedang bingung, Rui memutuskan untuk pergi dari rumah itu tapi, nahasnya rui menginjak kaleng yang ada didekatnya dan membuat dua orang yang ada di dalam rumah itu mencari sumber suara.

Dua orang itu melihat Rui dan langsung mengejarnya, Rui lari tunganglanggang mencari tempat persembunyian tapi, sayangnya sebelum Rui menemukan tempat bersembunyi ia tersandung akar pohon dan jatuh. Akhirnya Rui tertangkap oleh kedua orang itu, yang satunya memakai topeng putih dan yang satunya lagi menakai buff hitam dengan gambar wajah didepannya. Salah satu orang tersebut menodongkan pisau dileher Rui dan yang satunya menanyai Rui.

"Apakah kamu yang mengobrak abrik rumah itu?"
Rui hanya menganggukan kepalanya saking takutnya Rui tidak bisa berkata-kata.

"Kenapa kamu dirumah itu?" Tanya seorang yang memakai buff.
"A....aku lari dari r...rumah" jawab Rui.
"Kenapa?" Saut orang yang menodongkan pisau.
"A...aku habis membunuh ayahku" Rui menjawab dengan wajah datar.
"Hahahahahahahah" mereka berdua tertawa, ternyata anak ini juga pembunuh setelah itu mereka melepaskan Rui dan mereka memperkenalkan nama mereka sambil melepas topeng yang melekat di muka mereka.
"Namaku josh, tapi kamu panggil aja aku masky"
"Kalau aku steve, pangil aku hoodie"
"A...Aku Rui" jawab rui bingung

Tenanglah kita tidak akan membunuhmu, masky melihat kertas yang di pengang oleh Rui masky tersenyum kecil saat melihat selebaran itu.
"Hei hoodie lihatlah anak ini buronan hahahaha" masky tertawa lepas.
"Kenapa kaliam tertawa?" Tanya Rui
"Karena kita sama" jawab keduanya.
Rui kaget mendengar jawaban itu Rui tak habis pikir akan bertemu dengan pembunuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Three PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang