23 • Resmi

4.2K 583 68
                                    

"Nanti langsung dikumpulin ke gue, ya. Harus hari ini, nggak ada tunda-tunda." Bang Geo berucap demikian sebelum meninggalkan ruang ekstrakurikuler, menyisakan Egi dan Kai sendirian di sana.

Egi menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan lemas, sementara Kai duduk di meja sambil menghela nafas. Kapten kedua tim basket SMA Bagawanta itu harus mengurus data diri masing-masing tim dan dikumpulkan kepada Bang Geo petang ini juga.

"Nggak bisa besok apa, ya," keluh Egi sambil mencebik. Ia dan Kai bahkan masih menggunakan jersey basket mereka karena baru saja menyelesaikan latihan yang sudah kembali dimulai usai mereka melewati minggu PTS. Anak-anak yang lain sudah pulang, namun mereka berdua masih harus berada di sini karena ditugaskan untuk menyusun dan memeriksa data diri yang dikumpulkan oleh anggota mereka.

Jagad dan Yago menunggu Egi di Lagom. Sebenarnya Yago bisa langsung pulang, sih, namun Jagad dengan kurang ajarnya mengambil kunci motor cowok itu untuk menahannya. Katanya, ia malas menunggu sendirian.

Lagi jomblo, sih.

Kai menarik nafas panjang. "Ngeluh nggak bakal bikin selesai. Yuk, semangat," ucap Kai sambil mengusap puncak kepala Egi, membuat gadis itu terpana, sementara Kai dengan santainya melompat turun dan mengambil data diri tim putra untuk ia cek dan juga milik tim putri lalu menyerahkannya pada Egi.

Melihat Kai yang sudah mulai bekerja, mau nggak mau Egi harus menelan semua keluhan yang sudah siap ia lontarkan.

Egi dan Kai mengecek satu per satu data diri anggota tim basket mereka. Sesekali mereka menemukan ada kolom yang masih kosong, membuat keduanya jadi harus menghubungi anggota yang bersangkutan.

Egi mengumpat pelan ketika membaca lembaran data diri Joy dan menemukan kalau gadis itu tidak mencentang kolom jenis kelaminnya dan juga tak mengisi nama Ayahnya.

Egi langsung menelpon gadis itu untuk mengomelinya.

"Your Joy is here!"

"My nightmare is here yang ada. Heh, lo nggak isi nama ayah lo, nyet."

"Lah, iya? Kelewatan berarti. Isiin aja, elah. Lo tau, kan? Biasanya juga elo manggil gue pake nama bokap gue."

"Terus ini jenis kelamin lo juga nggak lo isi. Nggak punya lo?"

"Jahat bener mulutnya. Mau bukti?! Ya udah, sih, centangin aja. Gue ngisinya semalam pas lagi ngantuk, makanya kelewatan berapa kolom gitu."

"Cih. Gara-gara orang kayak lo nih bikin gue dan Kai harus lebih lama—" Egi merapatkan bibirnya cepat-cepat, sadar bahwa ia memberitahu Joy sesuatu yang nggak seharusnya ia katakan.

Selamat tinggal, Egi.

"UHUK—LO APA??? SAMA SIAPA? WAHHH, SKANDAL APALAGI INI?! LO SAMA KAI BERDUAAN? WADAW, AKU GEMETARAN LOH, KAK EDENIA. HARUS MASUK INSERT, NIH. CAKEP BENER KISAH CINTANYA."

Egi sampai harus menjauhkan ponselnya karena seruan heboh Joy. Egi bahkan sampai melirik Kai karena takut cowok itu bisa mendengar suara Joy. Namun Kai hanya membalas tatapan Egi dengan mengangkat alis, menandakan cowok itu tidak tahu-menahu.

"Bacot lo, ah. Bye!"

Egi langsung mematikan panggilan, mengabaikan chat dari Joy yang masuk beberapa saat kemudian, memaksa Egi menceritakan apa saja yang sudah terjadi.

Emangnya menurut Joy, apa yang bakal terjadi?

Egi mendelik sambil menyimpan ponselnya, membuat Kai jadi tertawa geli melihat gadis itu. "Kenapa sih, Gi?"

Egi sedikit kaget, nggak menyangka Kai bakal memperhatikannya. "Tau nih, Joy ngeselin banget."

Kai tertawa lagi. Tawanya, tuh, renyah dan kalem banget, bikin Egi jadi batal marah."Jangan marah-marah, dong."

Candramawa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang