Kim Taehyung terus menangis sejak beberapa perawat mulai keluar masuk dari ruangan Jimin dengan peluh yang membanjiri wajah mereka. Ini bukan pertanda baik. Jimin sedang sekarat dan itu memang sudah dibenarkan oleh Dokter yang tadi sempat ditahan oleh Tuan Park.
"Kita tidak bisa berharap banyak, Jimin kehabisan banyak darah, detak jantungnya bekerja sangat lambat. Kami hampir saja kehilangan dia jika saja Jimin tidak terbatuk-batuk. Kondisinya sedang koma, tapi setelah keadaannya membaik kami akan segera melakukan operasi darurat" itu katanya. Tuan Park tidak bisa membayangkan bagaimana tanggapan Jihan jika tahu hal seperti ini terjadi pada Jimin. Ini mimpi buruk. Ditambah dengan apa yang sudah ia ketahui, Tuan Park tidak menyangka jika Jimin melalui begitu banyak masalah.
"Mingho! Dia pelakunya Dokter Kim" Tuan Park mengusap wajahnya kasar, Dokter tampan didepannya lebih gusar.
"Siapa Mingho? Aku tidak pernah dengar Jimin menyebutkan nama itu"
"Hanya itu yang aku ketahui, selebihnya masih fiktif-fiktif"
"Tentang Minghoㅡ"
"Aku menyewa jasa untuk mematai-matai Jimin dan Yoongi, anakku yang satu lagi, tapi akhir-akhir ini mereka semua tidak ada yang becus, selalu terlambat, seolah itu semua sudah di setting sedemikian rupa. Jadi aku memutuskan untuk menyadap ponsel Jimin. Dan mengetahui hal ini beberapa saat setelah mendengar teriakan Taehyung"
Tuan Park berdehem, "sejauh apa kau tahu tentang Jimin?"
"Apa kau tahu Kim Jinri?"
"Tentu saja aku tahu, Taehyung berasal dari panti asuhan dimana Kim Jinri tinggal"
"Dia ibuku! Dan aku yakin aku lebih tahu Jimin daripada kau, Tuan Park"
"Apa maksudmu Dokter Kim? Apa yang aku tidak ketahui dari anakku sendiri?"
"Kau tahu jika Jimin bukan anak kandung dari istrimu yang sekarang?"
"Aku sudah mendengar itu baru-baru ini"
"Berarti kita harus bicara serius"
"Taehyung-ah, kemarilah" Taehyung mendekat, dengan sisa air mata yang mulai mengering, beberapa kali menarik air hidung.
"Bisa kau tunggu disini sebentar? Aku harus bicara dengan Dokter Kim" anggukan sebagai jawaban, Tuan Park tersenyum tipis sembari mengelus puncak kepala Taehyung. Kemudian mulai melangkah meninggalkan Taehyung yang hanya bisa menatap punggung yang perlahan menghilang.
Taehyung benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang akhir-akhir ini terjadi. Semua berawal dari waktu dimana dirinya dan Jihan di serang oleh laki-laki misterius di mall. Disusul dengan tingkah aneh dan beberapa perkataan Jimin yang menjanggal pikiran.
Taehyung jadi begitu yakin, Jimin menyimpan sesuatu yang amat sangat besar. Dan ia pikir ia harus mencari tahu hal itu.
Mata Taehyung pun beralih, menatap lampu merah sudah menyala dibalik kata 'operation room', itu berarti keadaan Jimin mulai stabil dan operasi darurat mulai dilaksanakan. Taehyung bernapas lega dan berharap Jimin segera baik-baik saja. Walau begitu, pikiran yang mengganggu lebih menyiksa Taehyung. Ia ingin mengetahui sesuatu lebih cepat. Jadi memutar balik haluan sepertinya akan membuat Taehyung segera mendapatkan apa yang diinginkannya.
•••
Taehyung mengacak rambutnya kasar setelah masuk ke kamar Jimin dan membuat kekacauan. Taehyung sudah seperti kerasukan setan, ia tahu mengacak-acak kamar yang bukan miliknya tidaklah sopan, tapi semua yang dilakukan berada diluar nalarnya. Taehyung memeriksa setiap inci dan sudut dari ruangan itu. Jantungnya sudah cukup bergemuruh memikirkan Jimin sedang berjuang di rumah sakit sana, tapi pikirannya tidak bisa tenang sebelum mengetahui kebenaran.
Taehyung hanya ingin tahu apa yang tidak ia ketahui tentang Jimin.
Saat hendak meninggalkan kamar setelah menghela napas kasar, Taehyung ingat ada satu sudut yang belum ia periksa, yaitu sudut yang selalu Jimin kunci dan jaga rapat-rapat. Nakas disamping ranjang. Ya, Taehyung tidak boleh meninggalkan satu tempat pun.
Jadi melangkah mendekati ranjang, Taehyung sempat frustasi karena tak mendapatkan kunci untuk membuka nakas tersebut. Tapi seolah tak kehilangan akal, Taehyung mulai membuka tiap sisi ranjang dan berharap kuncinya ada disana. Dan benar, Taehyung tersenyum tipis.
Kunci sudah ada ditangan dan Taehyung dengan cepat membukanya. Hal yang paling pertama ditangkap adalah beberapa botol obat yang jenisnya berbeda. Diperiksanya obat-obat yang ada di botol itu. Membungkam mulutnya saat menemukan pil yang bentuk, warna dan aromanya persis dengan pil yang hari itu Jungkook berikan padanya. Sepertinya kecurigaan Taehyung memang benar.
Namun tak ada hal lain, hanya kertas kosong yang tertumpuk disini. Melihat hal itu Taehyung justru semakin curiga, lantas mengeluarkan semua kertas dan diperhatikan satu persatu. Dan dugaan Taehyung kembali benar, kertas dengan banyak sekali kalimat didalamnya ia dapatkan. Awalnya sedikit takut untuk membaca, tapi nekadnya Taehyung mengalahkan itu semua.
Taehyung menggeleng tak percaya, diantara deretan kalimat dan angka yang memuakkan, hanya satu yang pasti. Bahwa Jimin, mengidap penyakit yang bahkan membuat Taehyung lagi-lagi benci dengan kata asing yang ia tidak ketahui maksudnya.
Satu deringan ponsel kemudian mengembalikan Taehyung pada dunianya. Nama Jung Hoseok terpapar disana. Taehyung segera mengangkat dan mengakhirinya dengan singkat. Sesegera mungkin menyampirkan bomber dibahunya dan lekas meninggalkan kamar Jimin yang telah ia buat berantakan. Laci-laci terbuka, obat dengan segala jenis berhamburan, dan beberapa kertas kosong berserakan hasil jerih payahnya.
Tapi setidaknya Taehyung punya satu kertas yang bisa ia perlihatkan pada Hoseok nanti.
•••
To Be Continued..
Don't Forget to Gave Me Your Vote and Comment Guys 😊
Jangan bosen-boesn mampir dan tinggalkan jejak ya, maaf kalau buat kalian nunggu lama dan kembali dengan part singkat plus bingungin.
Semoga kita semua terus diberi kesehatan dan dihindarkan dari virus yang lagi mewabah ya, stay healthy and see you next chapter😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ɪ'ᴍ ғᴇᴇʟɪɴɢ ᴊᴜsᴛ ғɪɴᴇ [✓]
FanfictionTAHAP REVISI Jimin bermimpi. Mimpi yang membuat jantungnya tidak lagi bisa berdetak normal. Pada suatu pagi yang indah, ditemani musim semi yang baru saja tiba. Ia pergi dan meninggalkan orang terkasih. Diselingi tawa bahagia Yoongi, sang bintang y...