#Prilly On
Sumpah pagi-pagi sudah dibuat kesel aja sama si es batu itu, berani-beraninya dia ngatain gue anak kecil, ya seperti yang kalian tau lah gengs pagi ini gue sudah berada ditempat favorite gue yaitu "THE CAFE" dan sialnya gue gak sengaja nabrak dia eh lebih tepatnya dia yang nabrak gue, niatnya gue mau ketoilet karena gue jalannya lagi nunduk eh nabrak dia, gue harap gak akan ketemu lagi sama tuh orang sombong.
Ali pun sudah kembali kehotelnya, tak sengaja diloby bertemu Dika, "eh oncom main tinggalin gue aja lo, kemana aja lo?"Tanya dika dengan nada ketus, "dih suka-suka gue memangnya lo pacar gue yang harus laporan 24 jam" jawab Ali dengan nada santai, " jijik banget gue li lo ngomong kaya gitu" btw dari mana lo" tanya Dika lagi, Ali pun menjawab" gue dari luar cari makan, lo kalau mau sarapan gih dah sana, lagian hari ini free lo bebas deh kemana aja, gue mau kekamar dulu" Ali pun berjalan dengan santai menuju kamarnya begitu pun Dika melanjutkan cari makan.
Sesampai dikamar Ali pun merebahkan badannya sambil memikirkan rasa penasarannya itu, apa benar gadis itu hanya mirip atau ada hubungan saudara, semua ini membuat dia pusing, hingga flashback kemasa lalu.
#Flashback on Ali
Disebuah sekolah terciptalah dua insan manusia yang sedang jatuh cinta ini duduk berdua, tidak terasa sudah hampir 2 tahun mereka memiliki hubungan ini yang disebut pacaran, ya walaupun bukan pacar pertama Ali tapi cukup memberi kesan paling indah, dia bernama Mega April Raina, Ali suka memanggilnya dengan sebutan April, mereka sedang menikmati senja ber2. "April aku seneng banget bisa memiliki kamu, makasih ya sudah menemani aku sampai sekarang, aku gatau kalau tanpa kamu bagaimana" Aprilpun menjawab, "Aku juga bahagia bisa bersama kamu li, gak kerasa ya sebentar lagi kita bakalan lulus, sudah banyak banget kenangan yang bakalan kita ingat disekolah ini ya" April pun tersenyum menyenderkan kepalanya dibahu Ali, sore itu mereka mereka menikmati senja bersama.
Beberapa bulan kemudian surat kelulusan pun sudah ditangan, Ali sangat bahagia dia bisa lulus dengan nilai yang baik, begitupun dengan April mereka merayakan kelulusannya dengan jalan-jalan keliling mall dan ketaman, sore itu Ali benar-benar bahagia menikmati waktu bersama April tanpa Ali sadari itu adalah hari terakhirnya bersama April dan ternyata keesokan harinya April pergi dan tak kembali, Ali sangat marah dan kecewa karena tidak ada kata-kata terakhirpun yang diucapkan selain surat yang ada ditangannya saat ini.
Ya Pagi ini Ali sangat gelisah setelah kepulangan kemarin April tidak sama sekali menghubunginya, biasanya jika mereka habis jalan April akan selalu mengabarinya walau itu hanya kata selamat tidur, waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang tapi Ali belum juga mendapatkan kabar dari kekasihnya dengan terburu-buru Ali menancapkan gas motornya untuk menuju rumah kekasihnya sesampai disana Ali melihat rumah itu sepi dan sunyi tidak seperti biasanya, Ali pun memberanikan diri untuk memencet bel tak lama keluarlah seorang wanita paruh baya yang Ali yakini adalah orang baru alias pembantu baru dirumah ini, karena selama pacaran dengan April Ali tidak pernah melihat wanita ini, oke lanjut wanita tua ini pun mendekati Ali dan bertanya " cari siapa ya mas?" Ali pun menjawab " maaf bu ini rumah Aprilkan? Apakah ibu Art baru?" "oh iya mas saya Art lama tapi baru pindah kesini, karena pemilik rumah yang lama sudah pergi mas tadi pagi " art itu pun bertanya" maaf kalau boleh tau mas ini temannya neng Mega ya, eh maksdunya neng April ya? Tanya art, "Iya bu saya pacarnya April, April pindah bu? Kemana ya? Apa dia jual rumah ini? Tanya Ali dengan nada bingung, " iya mas rumah ini dijual, yang saya tau sih begitu" jawab art tersebut sambil berbohong, "oh iya mas Ali bukan ya? Tanya Art itu lagi " iya bu saya Ali dan saya benar-benar gatau masalah ini kemarin saya masih ketemu April dan dia tidak bicara apa-apa" art pun memberikan sebuah surat kepada Ali " maaf mas ini ada titipan dari non April saya diberi amanat kalau ada lelaki bernama Ali tolong kasih surat ini, Cuma itu mas, maaf saya permisi ya" art pun pergi memasuki rumah itu kembali, dengan nada kecewa Ali pulang dengan hati yang sudah tidak karuan, banyak pertanyaan dalam benak nya kenapa April tidak berbicara kepadanya jika dia akan pindah, tanpa ada kata terakhir dan basa basi.