1. DARE

27 7 1
                                    

Jangan pernah menerka sebuah takdir, biarkan menjadi rahasia, dan biarkan sang waktu yang menjawabnya.

• • •

"Truth or dare?" tanya Sisca dengan senyum smirk melekat di wajahnya.

"Dare aja deh," jawab seorang siswi, berambut sebahu. Sebut saja Gabriella Anastasya, akrab disapa Ell.

"Ngasih coklat buat kak Fajar!" buru Senja cepat, wajahnya berbinar-binar.

"Ide bagus!" sahut Jessica cepat, dia tidak henti-hentinya bertepuk tangan, bermaksud memuji kecerdasan Senja.

"Males ah! Ngomong sama manusia kayak si Fajar itu, nggak ada gunanya, unfaedah!" Ell menyilangkan kedua tanganya, tanda dirinya tidak setuju dengan ide yang diberikan teman-temanya.

"Kak Fajar, bukan Fajar. Nggak sopan lo jadi dikel." ujar Jessica, menirukan gaya kakak kelas yang sering melabrak adik kelasnya.

"Najis!" buru Ell, Senja, dan Sisca serempak.

"Pokoknya gue nggak mau ya!" Ell menolak.

"Siapa suruh milih dare," ujar Sisca kesal.

"Pokoknya nggak ada penolakan, sekali tantangan tetap tantangan," Jessica berkata sambil membenarkan posisi duduknya.

"Tantangan wajib ditepati!" bela Senja.

"Halah! Lo aja minggu kemaren, gue tantang buat makan samyang lima bungkus aja kabur!" Ell tidak terima atas perkataan Jessica.

"Beda Ell! Emang perut gue apaan, ngabisin samyang yang pedesnya kaya omongan kakel-kakel nyinyir!" ujar Jessica lagi.

"Udah udah, pokoknya lo harus kasih coklat buat kak Fajar!" Sisca menyela.

"Alah! Iya iya gue kasih, mana coklatnya?!" sarkas Ell, membuat ketiga temanya tersenyum puas.

"Nih," Senja memberikan dua batang coklat.

"Anjir, sumpah si Fajar di kasih dua?!" mata Ell terkejut, "lo semua udah ngrencanain dari awal?" sambungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir, sumpah si Fajar di kasih dua?!" mata Ell terkejut, "lo semua udah ngrencanain dari awal?" sambungnya.

"Udah, jangan banyak omong lo!" Jessica menyingkirkan coklat itu dari wajah Ell.

"Daripada dikasih Fajar, mending dikasih ke gue, kalian kasih sepuluh juga gue makan kok." balas Ell.

"Bacot lo, udah sana kasih!" Sisca mendorong tubuh Ell dari kursi tempat duduknya.

"Kalian nggak ikutan?" tanya Ell.

"Ikut lah, kan gue pengin liat," jawab Senja.

Ell dan ketiga temanya, berjalan beriringan menuju ke kelas XII IPS 4, kelas Fajar tentunya.

Saat mereka sudah berada di depan kelas Fajar, nyali Ell mendadak menciut.

"Batalin aja ya, gue males ngomong sama si Fajar," Ell was-was.

Jurnal LuktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang