2. OTAK DAN HATI

16 5 1
                                    

Sebuah perasaan jangan pernah dipaksakan, daripada berakhir menyakitkan, lebih baik lepaskan.

• • •

Suara dentuman musik terdengar di sebuah rumah. Suara musik terdengar sangat keras.

"Ell lagunya ganti!" teriak Jessica.

"Apa?! Babunya ganti? Digantiin lo aja ya!" jawab Ell asal.

"Apanya yang gue?!" ucap Jessica.

"Gue? Gue Ell!"

Begitulah percakapan yang sangat tidak nyambung, karena suara musik yang terlalu keras.

"Let's kill this love!" teriak mereka berempat bersamaan, menirukan gerakan ala blackpink.

"Yeyeyeyeye!"

"Rampampampam!"

Saat lagu sudah berakhir, berganti lagu selanjutnya, masih sama. Berjoget ria, menghabiskan malam bersama sahabat tercinta.

Setelah mereka merasa lelah dengan kegiatan gila yang mereka lakukan, mereka duduk sambil memakan kuaci.

"Eh Ell, kak Fajar suka sama lo tau," celetuk Sisca, sambil mengupas kuaci.

"Ngawur aja lo kalo ngomong," Ell melempar kulit kuaci kearah Sisca.

"Kita serius Ell," sahut Senja.

"Halah lo aja yang serius, gue biasa aja tuh." celetuk Jessica sambil membaca novel.

"Eh Jejes! Kan lo yang pertama bilang kalo kak Fajar suka Ell!" Sisca melempar bantal ke arah Jessica.

"Bukan gue yang bilang!" bentak Jessica, meletakan bantal di atas pangkuanya.

"Lo bego!" ujar Senja.

"Bukan gue, tapi mulut gue nih," Jessica menunjuk mulutnya sendiri.

"Kok lo bisa betah si, temenan sama makhluk mars kaya dia Ell?" tanya Sisca heran.

"Gue juga gatau, dia pake guna-guna kali," Ell tertawa terbahak-bahak.

"Konon katanya, sakitnya karena diguna-guna." Sisca bernyanyi sambil memegang botol air mineral, seolah-olah itu adalah microfon.

"Sambil komat-kamit mulut mbah dukun baca mantra," Jessica ikut bernyanyi,

"Dengan s'gelas air putih lalu pasien disembur!" sahut Senja.

Sisca meminum air mineral kemudian menyemburkanya kewajah Ell yang tengah sibuk memainkan ponsel.

Ketiga temanya tertawa puas, bahkan Jessica sampai berguling-guling karena melihat ekspresi wajah Ell.

"SISCA!" teriak Ell, Sisca buru-buru menuju atas kasur, kemudian menutup seluruh badanya dengan selimut.

Tiba-tiba Sisca membuka selimut, menampilkan wajah pucat, dan tegang. Ell yang hendak balas dendam, menjadi mengurungkan niatnya.

"Sis, lo kenapa?" tanya Ell, Sisca tidak menjawab, raut wajahnya menjadi tegang. "Sisca, lo jangan becanda deh," sambung Ell.

"Gue kentut, bau banget." ucap Sisca polos, kemudian membuka selimut. Dan, satu detik kemudian, bau gas alam yang baru saja dikeluarkan dari pabrik, menyebar ke seluruh penjuru kamar Ell.

"SISCA!"

Pekik Ell, Jessica dan Senja.

• • •

"Woy kebo! Bangun kalian semua!" teriak Jessica, dirinya sudah rapi dengan seragam sekolah.

Tidak ada sahutan dari ketiga temanya yang masih sangat nyaman dengan kasur.

Jurnal LuktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang