1. ESTABLISH. PERKAMPUNGAN: MALAM (hujan)
Kita melihat pemandangan sebuah perkampungan di malam hari. Hujan turun sangat lebat disertai angin kencang dan suara petir menggelegar.
Lamat-lamat terdengar tangisan bayi, makin lama-makin keras.
Kita melihat seorang berlari ketakutan menggendong bayi menerobos hujan dan gelap malam.
Kemudian terdengar suara tawa mengerikan dan lolongan anjing malam.
Dan... muncul sosok mengerikan, makin lama makin membesar dan memenuhi layar. Kemudian gelap.
FADE OUT
FADE IN
2. EXT. PERKAMPUNGAN: SEPANJANG JALAN. PAGI
AKTOR: MBAH MUL, ATMO, WARGA KAMPUNG
Di layar kita melihat tulisan "KURIPAN TAHUN 1970".
Kita menyaksikan sebuah kampung di pegunungan, pemandangan indah, asri dan alami. Pagi itu warga kampung sedang mengadakan sedekah bumi. Di sepanjang jalan kampung kita melihat kesibukan warga. Para wanita yang menggendong bakul. Ada juga yang menggendong anak dan menjinjing bakul. Satu sama lain terlihat akrab. Mereka menggelar nasi tumpeng di sepanjang jalan.
Seorang laki-laki tua berjenggot putih berdiri di antara mereka. Ia mengenakan blangkon, kain, dan di pinggangnya terselip keris (pakaian adat Jawa). Lelaki itu menggendong tangan kirinya, berjalan ke sana ke mari seperti sedang mengabsen warganya sambil menghisap cerutu.
Lelaki itu tampak sangat dihormati dan disegani oleh warga kampung. Dia adalah MULYADI atau yang sering dipanggil MBAH MUL, tetua adat di kampung itu. Seorang warga, ATMO, yang baru datang mencium tangan MBAH MUL.
ATMO
(menyapa)
"Mbah..." (cium tangan MBAH MUL)
MBAH MUL
(menepuk punggung orang yang cium tangan)
"Eh, Mo, (pause). Awakmu ra weruh si Muh?"
ATMO
"Muhtadi, Mbah?"
MBAH MUL
"Ha, iyyo. Sopo maneh?"
ATMO
"Ndak ada Mbah. Ndak mungkin datang to Mbah, Mbah...."
MBAH ATMO
(marah)
"Semprul tenan, cah kae!"
CUT TO
3. EXT. JALANAN kampung: sebuah tanjakan. PAGI
AKTOR: FIGURAN PEDAGANG BALON, FIGURAN SEORANG WARGA
Seorang pedagang balon dengan motor butut sedang nanjak, makin nanjak motor itu makin lambat dan akhirnya berhenti. Pengendara motor tak bisa menjaga keseimbangan. Motor itu oleng dan berjalan mundur.
PEDAGANG BALON
(berusaha menjaga keseimbangan)
"Ee, ee, e..e......"
INSERT: seorang warga panik melihat motor yang melaju terbalik itu.
Motor itu terperosok masuk parit.
SFX: Brakkkk! Doarrr! Doarr! (suara motor terperosok ke parit dan balon pecah)
PEDAGANG BALON
"Tobil... tobil...."
Warga yang tadi melihat datang ke situ menolong.
WARGA
"Biyyuhh... kepiye to sampean..."
Pedagang balon bangkit dan mengangkat motornya ke jalan dibantu oleh warga itu.
WARGA
"Ga iso naik, ntar jam sepuluhan. Ada sedekah bumi."
CUT TO
YOU ARE READING
TUMBAL LERENG SENDARI
HorrorTahun 1970-an, kampung Kuripan, sebuah kampung di pinggiran kota kebumen, adalah kampung yang masih sarat dengan mistik dan kemusyrikan. Di sana ada sebuah tempat angker yang disebut warga setempat "Sendari". Itu adalah sebuah lereng penuh semak bel...