Sketsa 02

237 0 0
                                    

1. EXT. PERkampungAN: SEPANJANG JALAN. PAGI

MBAH MUL, WARGA KAMPUNG

Kita melihat tumpeng sudah digelar. Warga kampung duduk berhadap-hadapan sepanjang jalan. MBAH MUL membakar kemenyan di salah satu sudut jalan, kemudian merendam kembang di sebuh jembangan di sisinya. MBAH MUL duduk komat-kamit di depan jembangan itu. Kemudian ia bangkit memulai pidatonya.

MBAH MUL

Poro sederek sedoyo, mari kita sama-sama mohon dumateng gusti ingkang akaryo jagad, poro leluhur ingkang sampun sumareh, lan tansah memuji dumateng Mbah Kuwu. Mudah-mudahan kita senantiasa diberi kemakmuran, keamanan, dijauhkan dari bilahi, lantaran berkah lan karomahe Mbah Kuwu.

WARGA

(serentak)

Amiiinn!!!

MBAH MUL

Yang punya cita-cita mudah-mudahan dikabulkan, yang sakit mudah-mudahan diberi kesembuhan, yang punya hutang mudah-mudahan diberi keluasan rezeki.

WARGA

(serempak)

Amiinnnn!!!

MBAH MUL meraup air kembang dengan kedua telapak tangannya dan mencipratkan ke sepanjang nasi tumpeng yang ada di depannya.

CUT TO

2. EXT/INT. RUMAH MUHTADI: kamar tidur. SIANG

MUHTADI, SULIS, HALIM, BU HALIM, ANAK KECIL (ALIF)

ESTABLISH: Kita melihat rumah sederhana berdinding bambu. Meski sederhana tapi rumah itu tampah bersih dan rapih. Di samping rumah itu ada mushala kecil.

Tiba-tiba kita mendengar tangisan bayi.

SFX: Oe, oe, oeee!! (tangis bayi)

Kamera ZOOM IN ke dalam rumah. Di sebuah ruangan (kamar tidur), seorang perempuan sedang melahirkan. Dia adalah SULIS, istri MUHTADI. SULIS berpegangan pada suaminya yang berdiri di sampingnya. Seorang wanita setengah baya tampak sedang membantu kelahiran anak SULIS. Wanita itu adalah BU HALIM, ibu SULIS.

MUHTADI DAN BU HALIM

Alhamudulillahi robil 'alamiin....

BU HALIM mengangkat bayi ditunjukkan pada SULIS.

BU HALIM

(setengah berbisik)

Perempuan.

SULIS tersenyum.

MUHTADI menatap bayi mungil itu bahagia.

MUHTADI (VO):

Terima kasih, ya Allah... setelah lima tahun menunggu akhirnya Engkau mengabulkan doa kami...

CUT TO

3. EXT. rumah muhtadi: halaman. siang

HALIM

Kita melihat seorang lelaki berjalan menuju rumah MUHTADI. Dia adalah HALIM, bapak SULIS yang baru pulang dari sedekah bumi. HALIM sampai di rumah MUHTADI, mengetuk pintu.

HALIM

Salamu nglekum!

CUT TO

TUMBAL LERENG SENDARIWhere stories live. Discover now