1. EXT. PERkampungAN: SEPANJANG JALAN. PAGI
MBAH MUL, WARGA KAMPUNG
Kita melihat tumpeng sudah digelar. Warga kampung duduk berhadap-hadapan sepanjang jalan. MBAH MUL membakar kemenyan di salah satu sudut jalan, kemudian merendam kembang di sebuh jembangan di sisinya. MBAH MUL duduk komat-kamit di depan jembangan itu. Kemudian ia bangkit memulai pidatonya.
MBAH MUL
Poro sederek sedoyo, mari kita sama-sama mohon dumateng gusti ingkang akaryo jagad, poro leluhur ingkang sampun sumareh, lan tansah memuji dumateng Mbah Kuwu. Mudah-mudahan kita senantiasa diberi kemakmuran, keamanan, dijauhkan dari bilahi, lantaran berkah lan karomahe Mbah Kuwu.
WARGA
(serentak)
Amiiinn!!!
MBAH MUL
Yang punya cita-cita mudah-mudahan dikabulkan, yang sakit mudah-mudahan diberi kesembuhan, yang punya hutang mudah-mudahan diberi keluasan rezeki.
WARGA
(serempak)
Amiinnnn!!!
MBAH MUL meraup air kembang dengan kedua telapak tangannya dan mencipratkan ke sepanjang nasi tumpeng yang ada di depannya.
CUT TO
2. EXT/INT. RUMAH MUHTADI: kamar tidur. SIANG
MUHTADI, SULIS, HALIM, BU HALIM, ANAK KECIL (ALIF)
ESTABLISH: Kita melihat rumah sederhana berdinding bambu. Meski sederhana tapi rumah itu tampah bersih dan rapih. Di samping rumah itu ada mushala kecil.
Tiba-tiba kita mendengar tangisan bayi.
SFX: Oe, oe, oeee!! (tangis bayi)
Kamera ZOOM IN ke dalam rumah. Di sebuah ruangan (kamar tidur), seorang perempuan sedang melahirkan. Dia adalah SULIS, istri MUHTADI. SULIS berpegangan pada suaminya yang berdiri di sampingnya. Seorang wanita setengah baya tampak sedang membantu kelahiran anak SULIS. Wanita itu adalah BU HALIM, ibu SULIS.
MUHTADI DAN BU HALIM
Alhamudulillahi robil 'alamiin....
BU HALIM mengangkat bayi ditunjukkan pada SULIS.
BU HALIM
(setengah berbisik)
Perempuan.
SULIS tersenyum.
MUHTADI menatap bayi mungil itu bahagia.
MUHTADI (VO):
Terima kasih, ya Allah... setelah lima tahun menunggu akhirnya Engkau mengabulkan doa kami...
CUT TO
3. EXT. rumah muhtadi: halaman. siang
HALIM
Kita melihat seorang lelaki berjalan menuju rumah MUHTADI. Dia adalah HALIM, bapak SULIS yang baru pulang dari sedekah bumi. HALIM sampai di rumah MUHTADI, mengetuk pintu.
HALIM
Salamu nglekum!
CUT TO
YOU ARE READING
TUMBAL LERENG SENDARI
HorrorTahun 1970-an, kampung Kuripan, sebuah kampung di pinggiran kota kebumen, adalah kampung yang masih sarat dengan mistik dan kemusyrikan. Di sana ada sebuah tempat angker yang disebut warga setempat "Sendari". Itu adalah sebuah lereng penuh semak bel...