Mundur Alon-alon

754 38 27
                                    

Judul :  Mundur Alon-alon
Author : JiRyn-A
Cast :

Umji as Jihan, anak e pindahan songko kutha arep dadi dokter neng deso cilik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umji as Jihan, anak e pindahan songko kutha arep dadi dokter neng deso cilik.

Umji as Jihan, anak e pindahan songko kutha arep dadi dokter neng deso cilik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuju as Yuyun, koncone Jihan dadi perawat mbantu Jihan. Asline Jin wedok. Yuna.

Suga as Yogi,  anak e wong Tani seneng karo Jihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suga as Yogi,  anak e wong Tani seneng karo Jihan.

Jimin as Jaee, jin sing awal e mbantu Ayya ning malih apik karo yogi lan jihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin as Jaee, jin sing awal e mbantu Ayya ning malih apik karo yogi lan jihan.

Jimin as Jaee, jin sing awal e mbantu Ayya ning malih apik karo yogi lan jihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arin as Ayya, dokter sing dadi rival e jihan pas kerjo. Dek e gak seneng karo jihan.

Happy Reading

Yogi side.
Angin sepoi-sepoi menembus kulitku yang gelap. Ditambah pemandangan yang indah sudah menjadi kebiasaan yang selalu kulihat, sawah. Aku berada disawah karena aku sedang bekerja membantu orang tuaku mengelola sumber mata pencaharian satu-satunya milik mereka.

"Mas, mas." sepertinya ada yang memanggilku.

"Mas e" aku berbalik dan menemukan seorang gadis berumur 20 tahunan sedang diam menatap ku penuh tanya.

"Nggih mbak? Enten napa?" tanyaku padanya. Jika dilihat-lihat pakaiannya modis, tak seperti penampilang gadis-gadis di desa ini. Kalo orang kota bilang, Norak, kampungan, tak enak dilihat.

"Ajeng tanglet, Mas? Njenengan menawi ngertos griyanipun Pak Sartono, Lurah e mriki." ooo ternyata dia adalah petugas dari kota yang akan memenuhi dokter magang di desa ini.

"Nggih ngertos tho mbak. Monggo kula tunjuk ne dalan e."

"Matur suwun, Mas. Nggih." akhirnya kami berjalan sambil aku menenteng sepeda bututku. Bukan, sepeda ini adalah sepeda peninggalan alm. Bapakku yang lalu di serahkan padaku oleh Ibu.

"Jadi mbaknya ini dari kota mau kesini buat jadi dokter di puskesmas?" tanyaku.

Ia tampak mengangguk. Gadis ini cantik, pasti orang kaya. Sudah jelas jika dibandingkan aku yang kumal begini.

"O iya, Mas e. Namanya?" tanyanya lagi.

Kuperhatikan lagi, wajahnya bulat, putih, matanya pun cantik seperti mutiara, punya dekik pula. Menurutku sempurna.

"Mas? Halo..." akupun tersadar jika sudah diam-diam mengaguminya. Sadar Yogi, dia ini anak kota yang kaya. Mana mau sama kamu yang dekil, norak, anak petani lagi.

"Panggil aja Yogi. Nama mbaknya?" jawabku.
"Gausah panggil mbak ya Mas. Cukup nama aja, Jihan." ia kembali tersenyum. Aduh, adem sekali rasanya.

Tak terasa sudah 15 menit kami berjalan, dan dari ujung jalan rumah pak Sartono, lurah kebanggaan kamu pun sudah terlihat.

-

Aku pulang sambil mengendarai sepedaku. Lagi asik-asiknya bersenandung, tiba-tiba...

Bugh...

Sesuatu menghantam stang sepedaku, lalu membuatku jatuh terjerembab di jalan area persawahan milik Bapakku.

"Yuh... Yuh... Adah opo iki? Aneh, nggarai ciloko!" kuperhatikan lagi wadah itu. Bagus juga buat wadah air minum-pikirku.

Kubawa tumbler itu untuk kupakai minum ke sawah. Akhirnya aku sampai di sawah dan duduk di gubukku. Sebelum kubuka, aku menggosokkan tumbler itu dengan tanganku.

Rasanya hangat! Lalu membukanya.

Sling!

"Ono opo Tuan nyeluk aku?" daritadi aku merasa aneh. Ada yang mengajakku bicara tapi siapa?

"Tuan? Gek meneng e tho?" kemudian aku berbalik.

"Waaa!"

"Sopo kowe?" ucapku sambil mengelus dadaku. Aku kaget ada seorang manusia sedang berdiri tepat di depanku, besar. Anehnya lagi, pakaiannya itu...sudahlah.

"Aku Jaee, Tuan. Jin mu." HAH? Gak mungkin kan aku akan punya Jin? Pasti aku mimpi.

"Tuan iku gak ngimpi. Saiki kowe Tuanku, opo sing arep kok jaluk mbi aku?" permintaan? Pasti dapat 3.

"Ak–"

"Kowe gak oleh 3. Cukup 2."–memotong pembicaraan ku saja.

"Lah aku lho urong omong! Ganti-ganti, gah!" aku kesal padanya. Kalian pasti iya kan?

"Yowes ngko tak pikirne!" puas, aku puas dengan sarannya.
Yogi Side End.

-

Tok tok tok!

Gadis itu mengetuk pintu sambil menelpon temannya, Yuyun. Orang yang akan menemani tugas kesini.

"Yun, cepetan dong kesini. Aku sendirian nih."

Tak lama ada yang membukakan pintu untuknya. Seorang paruh baya, ibu lurah mungkin.

"Iya ada apa, Nak?" Jihan lantas mengulurkan tangannya, salim.

"Udah dulu, ya Yun. Cepetan kesini." ucapnya di telepon. Dengan suara kecil, tidak seperti tadi.

Jihan tersenyum, "Saya dan teman saya adalah Mahasiswa yang akan ditugaskan untuk mengisi puskesmas disini. Saya Dr. Jihan, Bu." ucapnya.

"Oh, Bu Dokter. Silakan masuk!" ujar Ibu lurah.

-

"Jadi Bu Dokter dan temannya ini adalah Dokter magang yang akan menjalankan tugasnya disini?" Jihan dan Yuyun mengangguk, kebetulan juga Yuyun sudah sampai 10 menit yang lalu.

"Lalu gimana Bu? Keadaannya disini bagaimana ya?" tanya Yuyun.

Bu lurah menjawab resah. Katanya, ada satu dokter yang ada disini. Tapi warga desa merasa tak yakin jika berobat ke dokter itu. Rasanya penyakitnya belum sembuh-sembuh.

Kebetulan Jihan dan Yuyun datang sebagai penolong bagi warga desa.

-

"Ada dokter baru kan?"

"Semoga kita bisa sembuh ya? Nggak seperti..."

"Huss! Jangan gitu ibu-ibu. Nggak baik"

"Kita pulang aja yuk. Keburu marah dianya."

Desas-desus desa mulai menyebar. Sampai ke telinga Ayya, dokter desa yang sudah lebih dulu praktek disitu.

Kesannya ia marah dan kesal pada Image dokter baru itu. Ia rasa Jihan telah mengambil pekerjaannya yang selama ini telah dilakoninya.

"Lihat saja Bu Dokter. Kowe opo betah urip neng kene lan urusan karo aku." ucapnya.

To Be Continued.

Assalamualaikum
Kembali lagi sama JiRyn-A.
Kali ini beda bahasa yaa, yang bingung bisa komen. Oke gausah malu-malu.

Tetep stay tuned di BFsquad_
Assalamualaikum

NEVERLAND 》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang