BAB 1 (For Preview)

1.1K 75 10
                                    

BAGIAN SATU :

Tentang Si Pemilik Taring.

Abad dua satu adalah abad dimana pengetahuan berkembang pesat. Yah, Jimin mengakui hal itu. Selama empat ratus tahun lebih dia hidup, tujuh puluh tahun belakangan ini dia merasa manusia berada di puncak kejayaan.

Walau sebenarnya ilmu pengetahuan yang didapat bukan murni dikaji sendiri oleh umat manusia. Ada juga kok, ilmuan dari bangsanya yang turut menyumbangkan pikiran dan keterampilan. Jimin bahkan kenal dengan sosok ilmuan keren—tentu bukan manusia—yang bisa dia sapa Namjoon Hyung. Namjoon berasal dari bangsa Peri. Yah, bangsa yang terkenal pintar, terpelajar, lihai bermain mantra, dan tentu saja rupawan.

Perjanjian yang disetujui oleh bangsa mortal dan immortal tiga ratus tahun yang lalu membuat banyak kemajuan. Kerja sama terjalin di mana-mana, pertumpahan darah berkurang, ilmu pengetahuan berkembang, kemudian damai dan tentram menjadi hal yang dijunjung tinggi setiap kaum—baik Vampire, Werewolf, Fairy, Troll, dan banyak makhluk Mtyh lain yang enggan menunjukkan eksistensinya di muka bumi. Ada banyak perubahan menuju hal yang lebih baik. Para pemimpin terdahulu berhasil membuat langkah bijak, menawarkan kerjasama tanpa harus saling memburu, merasa terancam satu sama lain, atau membuat perjanjian konyol yang menjanjikan diri dan keluarga sebagai tumbal.

Ugh, mengingat kejadian beratus-ratus tahun yang lalu membuat Jimin mual. Lebih baik seperti ini, hidup bebas dari rasa takut. Aman damai di bumi tanpa merusak tatanan alam semesta. Perjanjian itu juga mempermudah mereka yang ditakdirkan semesta berpasangan dengan sosok yang bukan sekaum. Vampire dengan Werewolf, misalnya. Atau manusia dengan Troll—hei! Jangan tertawa. Sungguh, dulu Jimin pernah melihat manusia yang menikah dengan Troll hutan yang sialan gemuk. Heran, Sang Pencipta memang ada-ada saja.

Intinya, kehidupan yang dijalani di abad dua satu ini sangat mudah. Perjanjian Suci itu mempermudah segalanya. Jati diri yang diungkapkan tidak lagi menjadi beban hidup. Bagi kaum immortal, mengungkap jati diri mereka ya aman-aman saja. Tidak akan dihina atau dicerca. Walau memang masih ada yang menyembunyikan jati diri karena malas dilempari banyak pertanyaan atau didekati dengan maksud tertentu. Membuat muak saja.

Jimin adalah salah satu dari banyak kaum immortal yang merahasiakan jati dirinya. Berpindah tempat maksimal dua puluh tahun sekali. Tinggal melapor pada perserikatan Vampire di Vatikan akan kepindahannya, maka—Boom! Bisa pindah tempat tinggal dengan mudah. Mendapatkan identitas baru malahan. Bukan perbuatan illegal, ini adalah suatu fasilitas yang didapatkan asalkan kau rajin membayar pajak khusus untuk Asosiasi yang kau ikuti.

Kalau bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit. Iya, kan?

Hidup itu penuh dengan pilihan, dan Jimin memilih untuk hidup layaknya seorang manusia. Menempuh pendidikan beruang-ulang, menimbun harta, bersenang-senang, membeli banyak kantung darah dari Bank Darah Sukarela. Manusia yang ingin menjual darahnya pada para Vampire bisa mengunjungi tempat ini. Per-200ml darah mereka dihargai fantastis. Tentu saja sebelumnya mereka harus bersumpah kalau rela darah yang mereka donorkan dinikmati oleh bangsa Vampire.

Ini simbiosis mutualisme yang patut dikembangkan! Lagi pula, bangsa vampire sudah tak bisa sembarang menghisap darah manusia. Perjajian itu juga membatasi ruang gerak kaum mereka. Vampire hanya bisa minum darah selama pemilik darah mengizinkan. Jika memaksa minum, bukannya kenyang malah bisa berujung kematian. Tidak akan ada yang mau menolong. Toh, diri sendiri yang melanggar perjanjian.

Jimin suka minum darah manusia! Darah manusia adalah yang paling nikmat dari segala jenis darah yang ada di bumi. Favorit Jimin adalah darah perempuan sehat bergolongan B. Jimin bahkan menjadi member tetap di Blood Bank Dept. Store. Sudah tidak perlu mengantri kalau mau membeli. Cukup pesan lewat aplikasi, kemudian stok darah yang siap dinikmati akan diantar ke kediamannya.

Coelum .PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang