Di sebuah ruangan yang nampak gelap itu terdapat dua orang yang saling berhadapan. Seorang diantara mereka tersenyum miring lalu mengeluarkan sebuah pisau. Sedangkan yang satunya memandangnya dengan takut. " Apa yang kau inginkan.... Lepasakan aku, aku tidak mengenalmu, " ucap orang tersebut dengan berusaha melepaskan tali yang mengikatnya.
"Apa kau yakin tidak mengenalku? " tanya orang yang ada di hadapannya, ia mulai berjalan mendekat ke arah mangsanya yang berusaha untuk melapaskan diri.
" Padahal setiap hari kita bertemu, oh ya kecuali hari sabtu dan minggu, " ia kembali berujar setelah sampai didepan mangsanya, " Apa kah kau tuli? " tanyanya lalu menggoreskan pisaunya ke lengan kanan mangsanga.
" Apa yang kau lakukan, " ucap yang satunya dengan manahan sakit di lengan kanannya, luka yang ada di lengannya mengeluarkan darah segar yang terus mengalir dan menetes ke lantai.
" Aku hanya ingin tau apakah selain tuli kau juga bisu tapi ternyata tidak kau hanya tuli, " ucap orang yang memegang pisau itu tanpa dosa, ia sama sekali tidak merasa bersalah karena telah melukai seseorang.
" Siapa kau sabenarnya? " tanya sang korban dengan suara pelan, ia sudah lemas kerena darah yang keluar dari lengan kanannya.
Setelah terdengar suara tepukan tangan sekali lampu di ruangan tersebut menyala dan menyilaukan mata orang yang terikat di sebuah kursi kayu dengan lengan kanan yang terluka dan mengeluarkan darah. Ia memicingkan mata mencoba melihat siapa orang yang ada di hadapannya saat ini sekaligus orang yang telah memberikan luka pada lengan kanannya. Setelah wajah orang yang telah melukainya terlihat dengan jelas ia sengat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
" Karena kau telah melihat wajahku, maka aku tidak akan segan lagi kepadamu, " ucap orang yang satunya dengan membawa beberapa pisau untuk bermain - main dengan mangsanya, ia telah menunggu saat ini tiba dimana ia akan membuat orang yang sangat ia benci manjerit dan meminta ampun padanya.
" Saatnya kita bermain Papa, " setelah kalimat itu diucapkan, kini hanya terdengar suara jeritan di ruangan tersebut yang berasal dari sosok yang dipanggil Papa oleh lawan bicaranya tersebut.
" Sebelum Papa mati, apakah Papa punya kata - kata terakhir atau pesan untuk wanita simpanan dan anak harammu, aku akan dengan senang hati menyampaikannya, " ucapnya setelah puas bermain - main dengang sang Papa yang kini telah sekarat dengan luka di sekujur tubuhnya.
Orang yang ada di hadapannya bukannya merasa kasihan, ia malah tersenyum dengan manis saat melihat sang Papa yang kini tengah sekarat dan sebantar lagi akan mati karena permainan yang ia lakukan.
" Bukankah permainanku ini sangat menyenangkan Pa?, oh aku punya ide yang sangat bagus bagaimana jika aku melakukan peemainan ini dengan wanita dan anak harammu itu, pasti akan lebih menyenangkan " ucapnya dengan nada ceria dan wajah yang gembira karena telah menemukan sebuah ide yang menurutnya sangat bagus. Ia adalah anak yang baik maka dari itu ia tidak akan membuat Papanya kesepian di neraka sana, ia akan mengirim teman untuk Papanya itu.
Saat orang yang ada di hadapannya tidak bergerak lagi, ia mendekat dan memastikan keadaan Papanya,kemudian melepaskan tali yang mengikat tangan sang Papa. Tubuh pria paruh baya itu ambruk karena sudah tidak kuat dengan permainan yang dilakukan oleh anaknya sendiri, anak yang telah ia terlantarkan kini telah menjadi sosok yang kejam dan tak berperasaan.
" Sudah mati ternyata, hmm aku pikir jika membuangmu dengan utuh maka tidak akan seru, " ucapnya kemudian maraih pisau danging yang berukuran besar dan mulai memotong tangan, kaki, dan kepala pria paruh baya tersebut tak lupa ia juga mengeluerkan isi perutnya lalu memotong tubuh itu menjadi empat bagian.
" Selesai, nah jika seperti ini kan seru hmm sepertinya sudah sangat larut, KALIAN MASUK, " ia menyudahi kagiatannya kemudin memanggil orang yang ada di luar untuk masuk.
Beberapa orang pria dengan pakaian serba hitam masuk ke dalam ruangan. Tanpa peeintah dari orang yang memanggil, mereka segera membereskan tempat tersebut dan memasukkan bagian tubuh itu ke dalam pelastik sampah.
" Aku akan pulang, " ucap orang yang telah melakuka tindakan pembunuhan dan mutilasi itu kemudian berlalu pergi menuju parkiran yang terdapat mobilnya disana. Mobil tersebut melesat menjauh dari kawasan sekolah menuju sebuah gedung aparteman yang tinggi dan terlihat mewah.
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
KAMU SEDANG MEMBACA
S E C R E T
Mystery / ThrillerHanya kisah sederhana tentang sebuah sekolah dan berbagai rahasia yang tersimpan di dalamnya. Cerita tentang empat orang remaja yang berusaha untuk menyelesaikan sebuah masalah yang berujung pada masalah yang lebih besar dan berbahaya. Amara Larasa...