Bagian 02 (Khawatir)

712 16 4
                                    

London 01.00

Seorang pria tengah duduk termenung, berfikir kapan ia bisa bertemu adik kesayangannya.

"Vio gimana kabar kamu sih?" Pria itu tampak seperti sedang bermonolog. Ia berjalan menuju lemari es,dan mengambil air dingin lalu meneguknya.

Revanno: Vio? Gimana kabarnya dek?

Sudah Lima belas menit pria yang bernama Revanno itu menunggu pesan dari adiknya Violeta LidyaAqira Fabio.

"Argghh,"Erang Revanno " Lebih baik aku coba telfon mama." Lanjutnya kemudian.

"Hallo mah?"

"Hmm? Revanno? Apakabar sayang?" Tanya wanita parubaya itu, dia bernama Aleta Armasilya.

"Mah, Vio ada dimana sih sebenarnya? Udh tiga hari terakhir ini dia gk bisa Revan hubungi."

"Mama gk tau. Mungkin dia ke rumah temennya!"

"Cuek sekali mama dengan anak perempuanmu itu!" Seru Revan dari sebrang sana.

"Biarla! Vio sudah dewasa! Dia pasti tahu apa yang terbaik untuknya!"

"Terserah padamu!" Seru Revan

Revan langsung menutup telfon nya. Lalu melemparkan handphonenya kesembarang arah.

***

"Kak Addie, Kak Areth! Buruan ayukk," Teriak seorang gadis yang begitu antusias ketika seorang pria bertubuh tegap yang bernama Addie mengajaknya berenang.

"Yaa sabar dikit!" Balas Areth dengan nada ketus. Dari awal bertemu, Areth memang tidak menyukai gadis bernama Violet itu.

Akhirnya mereka berenang bersama, Violet terus saja nungkring di punggung Addie penculik kesayangannya.

"Kak Addie kesanaaaa!!" Teriak Vio tepat di telinga Addie, membuat Addie kaget hingga hampir membuat tubuh mungil Vio terjatuh. Vio tetap memeluk leher Addie dengan kuat agar tidak terjatuh.

"Sabar. Yaudah sekarang Vio maunya kemana?" Tanya Addie dengan memegang kedua tangan Vio yang nungkring dilehernya.

Mereka pun berenang dengan gembira, eh maksudnya Vio aja yang gembira haha..

"Kak udh ahk, Vio udh menggigil nihh," Ucap Vio memperlihatkan bibirnya yang bergetar getar, Bibirnya juga terlihat biru padahal biasanya pink muda.

Addie menggendong Vio naik ke pinggir Kolam, lalu memberikan Vio handuk.

"Mandi sana!"

***

"Hallo mah?"

"Hmm, Revanno? Apakabar sayang?"

"Mah, Vio ada dimana sih sebenarnya? Udh tiga hari terakhir ini dia gk bisa Revan hubungi"

"Mama gk tahu. Mungkin dia kerumah temennya!"

"Cuek sekali mama dengan anak perempuanmu itu!"

"Biarla! Vio sudah dewasa! Dia pasti tahu apa yang terbaik untuknya!"

"Terserah padamu!"

Tit tit tit

Sambungan telfon itu terputus.

Revan! mama juga sedang mencari keberadaan adikmu itu. Tapi mama tidak boleh terlihat khawatir padanya.

Aleta mengusap air matanya. Ia sungguh sangat sedih dengan ucapan Revan.

PenculikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang