Sebelas

2.2K 212 1
                                    

Laura bangun dengan perasaan bahagia, bahagia karena liat Sehan disampingnya tidur dengan damai. Laura gak nyesel sama sekali udah ngelepas hal yang selama ini dia jaga untuk Sehan sekalipun nanti mereka gak jodoh.

Ya tapi mereka pasti nikah kok, pasti.

Sibuk merhatiin Sehan tidur bikin Laura mikir kemana-mana, dari mulai mikirin gimana rasanya jadi Laura Maheswara nanti, gimana rasanya dipanggil bunda sama anak-anaknya, dan gimana rasanya tiap hari nyiapin keperluan Sehan.

Itu semua bikin Laura senyum-senyum sendiri.

"Kok udah bangun baby? Udah jam berapa ini?" Sehan mengeratkan pelukannya dan kecup kening Laura sekilas.

Laura cekikikan, morning voicenya Sehan seksi banget. Laura suka. Eh, dia emang suka semia tentang laki-laki yang lagi meluk dia erat itu. Wangi tubuhnya Sehan, cara dia natap Laura, cara dia bicara sama Laura, semua bikin Laura merasa istimewa.

"Ini udah siang Kak. Udah jam delapan. Bangun yuk?"

Sehan gelengin kepalanya. "Bentar lagi deh, habis ini kita jalan-jalan. Last day nih..."

Laura akhirnya setuju dan mereka malah ngobrol random gitu, gak kerasa sampe jam sembilan lebih.

"Kamu mandi duluan kak, aku siapin sarapan."

Sehan pengen protes sebenernya. Dia maunya mandi bareng. Tapi gak apa-apa nanti mandi bareng kalau mereka jadi liburan ke Lombok. Disana mau honeymoon sama Laura. Untuk sekarang dia harus nahan diri.

Akhirnya Sehan ngangguk dan mereka bangun, Laura pake kaos Sehan yang super kegedean dibadan dia bikin Sehan gemes sama cewek cantik yang satu ini.

Laura memang bukan cinta pertamanya Sehan, dia juga bukan perempuan pertama yang bisa bikin Sehan sebahagia ini, tapi satu hal, cuma sama dia Sehan gak bisa ngendaliin diri dan selalu jadi dirinya yang apa adanya.

Sehan selalu percaya sama Laura, percaya kalau dia gak akan pernah nyakitin Sehan. Gak akan pernah ninggalin Sehan sendiri disaat dia tau gimana Sehan yang asli dan sebenar-benarnya dia.

Sehan percaya. Dan dia udah kasih semua hatinya untuk Laura. Dan dia harap Laura adalah perempuan terakhir diperjalanan kisah cintanya. Enggak, Sehan gak berharap tapi dia akan menjadikan itu semua kenyataan yang sebagaimana dia mau.

Laura akan jadi milik Sehan.

----

"Kok mandinya sebentar banget sih?" Tanya Laura keheranan karena Sehan udah nempel di punggungnya. Sibuk ngasih banyak kecupan dileher Laura.

"Karena aku gak mau lama-lama jauhan dari kamu.." Katanya sambil merengut.

Laura ketawa, cantik banget. Terus dia balikin badannya dan kasih kecupan dibibir Sehan yang mungil itu. "Bucinkuuuuu. Siapa yang ajarin coba?"

Sehan nyebik, sebel dikatain bucin padahalkan ini cara dia ngungkapin apa yang selalu dia rasain. Sehan emang gak suka jauh-jauh dari Laura, maunya nempel aja terus kaya ingus.

"Love you so bad, Sehanku.."

Mereka lovey dovey sampe siang sambil sarapan, terus nonton kartun favoritnya Sehan yang sama sekali gak Laura sangka-sangka. Sehan suka banget sama dua anak kembar botak yang punya kakak super galak. Dan itu bikin Laura geleng-geleng kepala. Nyentrik banget cowoknya ini.

Sampe jam nunjukin pukul satu, barulah Laura mandi dan siap-siap soalnya mereka bakal jalan-jalan sampe malem karena besok pagi udah pulang ke Jakarta dan balik ke rutinitas ngampus yang super duper padat.

Tujuan mereka siang itu adalah Luna Park. Karena kemanapun Laura pergi kalau ditempat itu ada taman bermain, dia wajib datangin. Sesuka itu Laura sama taman bermain.

"Mau naik apa dulu?" Tanya Sehan sambil ngiket rambut Laura biar sicantik gak kegerahan karena cuaca lumayan terik.

Laura keliatan mikir sambil sedot ice americano ditangannya. "Bebas deh. Kita trial semua."

Sehannya manggut aja. "Inget cuma sampe jam tiga ya. Tujuan kita masih banyak." Katanya sambil cium kening Laura setelah selesai ngiket rambut si cantik dengan lumayan rapi.

"Siap bos!!" Jawabnya dengan sigap dan semangat bikin Sehan lagi-lagi ketawa bahagia banget.

Setelah capek nyoba banyak banget wahana mereka tutup dengan menaiki ferris wheel dan jajan disepanjang jalan tempat hiburan itu. Laura masih semangat seolah-olah energinya dicharge sampe full capacity.

"Abis ini mau kemana baby?" Sehan nanya sambil hapus keringet dijidat mulusnya Laura.

Yang ditanya sibuk makan gulali. "Terserah kamu. Maunya kemana?"

"Jalan-jalan sekalian nyari makan yang bener yuk, ke Darling Harbour? Abis itu kita liat sunset dari Sidney Tower."

Laura iyain, karena tempar pilihan Sehan gak akan pernah ngecewain dia. Pasti keren dan instagramable abis.

"Okay! Let's gooooo!!!" Katanya sambil narik tangan Sehan untuk jalan ke mobil mereka.

Sampe di Darling Harbour Laura gak berhenti berdecak kagum, gimana enggak dari sini sambil jalan terus gandengan tangan sama Sehan dia menyaksikan pemandangan yang super indah, dengan latar perkotaan, gedung-gedung tinggi dan lautan yang membiru jadi santapan eksotis untuk dinikmati.

"Suka enggak?" Sehan dari tadi seneng liat ekspresi Laura yang keliatan kagum sama apa yang dia lihat.

Lauranya noleh terus senyum, "Suka banget. Makasih ya udah ajak aku kesini."

Sehan ngangguk terus nyium tangan Laura dengan super lembut. Bikin Laura berkali lipat bahagia. Mereka makan disalah satu restauran ternama di Darling Harbour, sambil cerita banyak hal salah satunya masa kecil Laura yang perempuan itu lewati di California.

"Aku dulu gampang sakit. Jadi tinggal di USA. Kepisah lumayan lama sama kakakku."

"Satria kakak kamu satu-satunya?"

Laura gelengin kepala. "Ada satu lagi, perempuan. Namanya Cheryl. Tinggal di Korea udah lama banget. Kamu tau Cungha?"

Sehan ngangguk. Perempuan bernama Cungha itu penyanyi favorit Bayu. "Kenapa emang?"

"Itu kak Cheryl. Nama beken dia di Korea Cungha."

Sehan sempet kaget. Liat karakter Laura sama kakak-kakaknya yang lumayan jomplang. Tapi dia gak begitu nunjukin karena takut Laura kesinggung.

Mereka asik ngobrol sampe waktu senja tiba. Dan Sehan mutusin untuk ngajak Laura ke Sidney Tower.

Sampe disana pas banget matahari udah mau turun, Sehan ngajak Laura puncak Sidney Tower. Dan disana mereka nikmatin golden hour tanpa banyak bicara hanya dengan menikmati kehadiran satu sama lain.

Sampe Sehan meluk pinggang Laura. Dipenghujung hari itu, sekali lagi dia nyatain perasaannya untuk Laura.

"Aku gak tau udah berapa kali ngungkapin perasaan aku sama kamu. Tapi i swear to god Laura. I love you somuch. I love you unconditionally." Kata Sehan sebelum dia lumat bibir Laura dengan penuh perasaan.

Laura senyum ditengah kegiatan mereka itu. Dan sempet lepasin pagutannya untuk sekedar bilang. "Love you more, Maheswara."

My SanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang