First thing first (edited)

1.3K 47 1
                                    

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik buat anak anak nya, terutama ibu. mereka akan melakukan sesuatu yang menurut mereka benar dengan segala pertimbangan penuh kematangan. tak terkecuali kisah cinta anak anak mereka yang pada awalnya hanyalah godokan si ibu ibu. dan disinilah, cerita lyde dan ishaq, dimulai.

------------------------------
"Ini surat undangan dari universitas untuk kamu, Lyd. Wow, ini prestasi terbaik yang pernah kamu berikan untuk Ami dan Abi. sejauh ini Ami sih bangga kalo prestasi kamu membuahkan hasil hingga kamu jadi mahasiswa undangan di universitas berjurusan kedokteran pula. Ami mau kamu pertimbangin nak, Berlin itu jauh. kamu itu masih sangat muda dan rasanya berat bagi Ami untuk ngelepas kamu keluar sana tanpa pengawasan" lyde menatap Ami nya itu heran. Gadis 17 tahun itu berjalan mendekati Aminya lalu menggenggam tangan wanita itu, "Ami... Ami kan tahu kalo lyde emang pengen masuk universitas itu dengan jurusan kedokteran yang memang lyde impikan Mi.. izinin dong Ami" wajah memelas lyde lalu ditampik ucapan ibunya itu.

"Ami masih ragu, Lyde. Ami gak mau kamu itu jatuh ke pergaulan yang salah. ami takut, semua ilmu agama yang dipelajari mu hilang karena pergaulan seluyuran selama dia kuliah. Ami takut kamu buka jilbab dan berubah jadi wanita yang.. ah, bahkan untuk mengatakannya pun Ami enggan. kamu boleh pergi kuliah ke Berlin, asal dengan satu syarat."

Lyde mendongak penasaran. "apa itu ami?"

"Kamu harus menikah"
-----------------------------------------
"Ishaaaaaaaaqqqqqqqqqqq!!!!!!!"
Wanita itu sukses membuat anak laki lakinya tersedak. berkacak pinggang, wanita itu berdiri didepan anaknya yang sedang duduk bersebelahan dengan suaminya.

"Kamu ini ya nak! Pintar sih pintar, tapi kamu itu lugu lugu sialan. contoh itu adik kamu, Naura. mana ada dia seperti kamu yang tiap hari adaaaa aja ulahnya? Nih ya nak, bunda bangga kamu di undang sama universitas kedokteran itu, tapi bunda gak akan izinin dengan kondisi kamu begini, Nak"

dari jauh, laki laki belia bernama ishaq itu dapat melihat adik perempuannya merapikan jilbab sambil tersenyum bangga dan sengak. laki laki itu menatap ke wanita lawan bicaranya yang disebutnya Bunda itu.

"Aduh bunda, apaan sih salah ishaq? Apa segitu berdosanya ishaq jadi gak boleh ngejar cita cita ishaq?" ujar laki laki muda berbadan tegap itu kepada ibunya.

"Kamu masih berani bertanya pada bunda, naaaakkkk????? Siapa yang nyuruh kamu ngedeketin anak artis sampai masuk infotaiment segalaaaa?? Kamu mau ngejelek jelekin nama keluarga kita? Nama ayah sama bunda?" Wanita yang berapi api itu dipeluk oleh suaminya dari belakang.

"Bunda, jangan marah marah. kita bisa menyelesaikannya baik baik kan? Ishaq, kamu laki laki satu satunya, Nak. harusnya kamu jadi panutan untuk adik adikmu" laki laki itu menatap anak bujangnya.q

Ishaq menunduk dan terpaku. dia hanya diam dan menyadari sikapnya yang keterlaluan dengan cara mendekati Ailsya, seorang anak artis yang terkenal dengan pakaiannya yang sebatas nutupin paha dan dada. dan itu sangat beketerbalikan dengan keluarga ishaq dan ishaqnya sendiri, uang memang sangat religius dari dulu.

"Bun, Ishaq minta maaf bun.. tapi tolong lah bun, ishaq beneran pengen bun, ishaq pengen jadi dokter seperti ayah dan bunda.. izinin ishaq bun. ishaq mau ngelakuin apa aja asal ishaq di biarin kuliah kesana" ucap ishaq penuh permohonan. Wanita itu melepaskan pelukan dari suaminya, lalu menyilangkan tangan didepan dada.

"Baiklah, tapi bunda mau beri 2 syarat untuk kamu dan harus kamu penuhi kalau memang kamu mau kuliah ke berlin."
Bagaikan orang kelaparan ishaq menatap bundanya dengan penuh ketidak sabaran.

"Apa itu bunda?"
"Satu, jauhi anak artis itu, dan kedua, menikah."
--------------------------------------
"Halo,assalamualaikum, ishaq, lo dimana?" Suara sayup dari seberang telfon membuat ishaq sedikit terlepas dari kegalauannya.

The forensicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang