They say YES!

264 19 2
                                    

teriakan SAH yang menggema di ruangan itu membuat Lyde sadar dari menungnya. semudah itukah orang orang ini berteriak dan menjadikan suatu hubungan sakral?

Kalau kata Abi, ini menyangkut tiga orang. Sang mempelai lelaki, saksi, dan Allah SWT. Di usia begini, mungkin hanya mereka berdua yang dengan nekatnya menikah demi ambisi. Memang mereka saling cinta, namun lyde masih kembali bertanya, apa benar ini yang ia dan ishaq mau?

Acara itu merupakan acara yang begitu privat dan tertutup. Hanya dihadiri beberapa kerabat saja, dan keluarga tentunya. Acara yang diadakan di ruangan Presiden suite hotel JW Marriott Jakarta itu akan menjadi pengalaman yang mungkin takkan bisa dilupakan semua orang.

Sahabat sahabat Ishaq, tentunya tercengang dengan tindakan ishaq yang memang membuktikan ucapannya. Ia tidak berpacaran dengan Lyde, namun langsung menikahi gadis itu.

Suasana ruangan itu begitu hangat karena tamu yang tak lebih dari 50 orang. Beberapa petuah pun diberi oleh kedua orang tua kepada masing masing mempehelai.

Gusar tapi. Entah kenapa, namun ada sedikit ketakutan di hati Lyde.
----------------------------------

Setelah kedua orangtua mereka pamit, aliran darah lyde pun begitu tak teratur. Ia mengutuk dirinya sendiri.

Padahal selalu ada kesempatan untuk menolak, kenapa harus diterima?

Jantungnya berdegup tak karuan. Ini kali pertama ia akan tidur satu ruangan dengan laki laki yang bukan mahramnya.

Berkali kali, kaki Lyde mondar mandir di sekeliling kamar mandi. Ia belum siap. 100% belum siap. Mereka menikah, agar sama sama diizinkan kuliah ke luar negeri kan? Jadi pastinya banyak alasan untuk tidak melakukannya sekarang. Untuk apa? Mereka masih terlalu muda dan tidak ada yang perlu dikejarkan. Tidak ada tuntutan dari orang tua manapun yang meminta mereka untuk segera memiliki momongan, bukan?

Baiklah. Malam ini lyde akan membuat perjanjian khusus kepada suaminya, ishaq.

Dengan hati hati, gadis berpiyama longgar berlengan panjang itu keluar dari toilet. Bunyi sendal keroppi yang ia pakai terdengar aneh ketika menyentuh lantai. Mendengar suara tersebut, tentu Ishaq dapat dengan mudah mengenali keberadaan seseorang di sekitarnya.

Pria muda itu menatap ke arah Lyde yang masih saja memakai jilbab. Ketika langkah lyde mendekat, begitu pula pandangan pria itu tak kunjung putus dari dirinya. lyde merasa risih. Bagaimana tidak? Pernikahan ini terasa gila!

Lyde memberanikan diri untuk berdiri di hadapan ishaq. Dari tadi tangannya selalu sibuk berperang satu sama lain. Terkatup, malas rasanya uaa lepas. Ishaq terkekeh geli. Ada apa dengan 'istrinya' itu?

Kenapa sepertinya ia takut kepada ishaq?

" kamu kenapa? Ngeliatin aku kayak hantu begitu" ishaq berdiri dari duduknya. Jantung lyde tambah berdegup kencang.

makin ditanyai begitu, Lyde malah makin linglung. matanya tidak berani menatap Ishaq yang kini sudah berdiri di hadapannya. laki laki itu menggunakan jersey bola tim kesayangannya, manchester united dan celana pendek selutut berwarna merah.

"kamu itu mau istirahat apa mau main bola sih? aneh. masa pake baju bola mau tidur? sana ke lapangan futsal!" Ishaq tersenyum simpul. ya, ia sadar sekarang Lyde yang ketakutan itu mencoba mengalihkan perhatian. mungkin untuk mencairkan suasana, atau terlebih lagi untuk mencari masalah agar ia punya alasan untuk meminta Ishaq tidur di sofa. tapi ayolah, ini malam pertama mereka! mungkin memang terlalu muda untuk berfikir kalau malam ini akan seperti malam yang dialami oleh orang yang menikah di usia 20 tahunan ke atas, tapi apa salah kalau ia ingin lebih dekat dengan Lyde? bukan sebagai istri setidaknya, tapi sebagai kekasih halalnya?

otak ishaq baru saja melahirkan rencana jahil. perlahan, ia mendekatkan dirinya ke telinga Lyde. tidak ada yang bersentuhan, hanya posisi mereka sekarang begitu dekat.

"masuk akal juga. pakai baju bola untuk tidur itu memang aneh. kamu tau nggak? biasanya kalau tidur aku nggak pernah pake baju. dan, ya, aku tau, pertanyaan kamu tadi cuma modus biar bisa ngeliatin aku kan? yah kalo kamu emang maksa..."

"NGGAAAAAKKKK!!!!! ISHAQ GILAAA!!! MAKSUD AKU NGGAK GITU!!!" Lyde teriak histeris ketika ishaq mulai  mengangkat jerseynya dan menampakkan sekilas bentuk tubuhnya yang makin membuat jantung Lyde berdegup kencang. lama lama berada disini, sama saja ia mau membuat dirinya mati karena mimisan yang gak berhenti. dengan sekuat tenaga, Lyde mencengkram tangan Ishaq agar membatalkan niat untuk bertelanjang dada sepanjang malam ini.

Ishaq sudah tidak tahan lagi. tingkah laku lyde yang menggemaskan itu membuat tawanya pecah seketika. ia sampai terduduk dipinggir ranjang sangking terbahak bahaknya.

bibir Lyde mengerucut. tampangnya kesal. itu tadi... apa apaan?!

"kamu fikir lucu? siapa suruh ketawa?" ucapan Lyde yang ketus itu membuat Ishaq justru makin gemas.

"Lyd, kalo dulu kamu garang sama aku, ga papa. aku ikhlas. tapi kalo sekarang kamu ketus gitu sama aku, aku ga terima. sekarang kan aku suami kamu. kamu mau, aku ga ridho, terus nanti kamu ga bisa masuk syurga? apa sih masalahnya musti ketus gitu? kamu cantik tau kalo senyum"

BUKK!!! 3 point untuk Ishaq. hati Lyde serasa babak belur kena rayuan gombal Ishaq. siapa ini? siapa orang yang ada di depan Lyde ini? dia sungguh berbeda dibandingkan kemarin!

muka Lyde lambat laun memerah. tanpa sadar sudut bibirnya berkhianat. ia mulai tak bisa menahan senyumnya. Ishaq makin gemas dibuatnya. kalau tidak ingat Lyde yang masih canggung, pasti Ishaq sekarang sudah mencubit dan menciumi pipi Lyde tanpa ampun.

"i..iya.. maaf deh. habis kamu.." Lyde mulai memberanikan diri untuk bicara. ancaman ishaq tadi oke juga. sukses membuat Lyde takluk seketika.

"eh eh, ayoo mau protes lagi? ga boleh. sekarang gantian, aku mau protes. kamu ngapain masih pake jilbab malam malam begini? mau ke mini mrket? warung? ga usah. kamu udah punya suami. kamu mau apa? biar aku yang beliin ke mini market di bawah deh. kamu duduk aja yang manis ya" walaupun sebenarnya ishaq tau alasan Lyde masih berjilbab sampai jam segini, tapi ia tidak mau Lyde makin terbebani dengan pertanyaan yang memaksa ia membuka jilbab saat ini.

Lyde makin salah tingkah. pertanyaan Ishaq menjebak, sekaligus memaksa halus.

"um, ehehe.. iya aku mau ke warung, haq. mau beli... yaa... private thing.. so, lebih baik aku aja yang beli, ya?" rayuan Lyde ditolak keras oleh Ishaq. ishaq menarik tangan lyde agar mereka menjadi lebih dekat. ia tatap mata Lyde dalam, lalu menggenngam erat tangan Lyde.

"your private thing are my business right now, Lydera. i will never feel embarassed even if you ask me to buy you some period pad. cause i'm your husband. so, kamu ga usah malu ke aku. karena mulai sekarang, ga ada batasan diantara kita. "

oke. pertanda buruk menurut Lyde. dan satu point lagi untuk sang breath taker, Ishaq.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

assalamu'alaikum wrb!

hello everyone! welcome back to the forensic! gimana part ini? baper? hahaha jangan khawatir. authornya lebih baper lagi pas ngerjain part ini.

maaf banget harus bikin para pembaca nunggu lama, karena kemaren Author sibuk ngedaftar kuliah.

dan alhamdulillah sekarang authir udah lulus di kedokteran salah satu perguruan tinggi negeri di riau. mohon do'a dan dukungan teman teman semua ya! semoga semenjak jadi mahasiswa kedokteran ini, cerita ceritanya bakal lebih spesifik dan ulasan materi kedokterannya bakal lebih dalam lagi..

ditunggu vote dan comment teman teman sekalian ya!

jangan lupa, baca novel karya author yang lain, terutama yang kepo sama kisah cinta papa-mama Lyde.

see you next chapter! :)

barakallah,


sarah udayana


The forensicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang