Dua

46 3 0
                                    

Apakah Allah sudah menggaris bawahi bahwa kita ditakdirkan tuk saling kenal.

⭐⭐⭐

Seperti biasa, dihari libur Annisa dan kakaknya selalu pergi ke toko buku. Memang ke-2 kakak beradik itu mempunyai hobi yang sama, yaitu membaca buku.

Pukul 10:30 WIB Annisa sampai di rumah Rahmah yang tak jauh dengan rumahnya. Suami Rahmah kebetulan sedang bekerja diluar kota, walau sang suami sedang bekerja yang mungkin jaraknya cukup jauh tetapi Rahmah tak sendiri di rumah, ia ditemani oleh Bi Uti salah satu karyawan Rahmah yang setia menemani berjualan Mie Ayam.

"Assalamu'alaikum." Salam Annisa sambil mengetuk pintu rumah Rahmah.

"Wa'alaikumussalam." Jawaban sang kakak sambil membuka knop pintu.

"Kakak gak jualan?" Tanya Annisa.

"Jualan kok, ada Bi Uti di ruko."

Rahmah berjualan Mie Ayam sudah hampir 3 tahun, pada hari senin sampai dengan hari jumat, ia berjualan pada pukul 08:30 WIB hingga pukul 17:00 WIB.
Dihari sabtu sampai minggu Rahmah berjualan pada pukul 09:00 WIB, hingga pukul 19:00 WIB, memang dihari libur Rahmah berjualan hingga dini hari, karena para pelanggan banyak yang berdatangan untuk membeli Mie Ayam.

"Jam berapa kak kita ke toko buku?"

"Nanti ya sehabis adzan dzuhur." Sahut Rahmah.

"Oke deh." Jawab Annisa sangat lantang.

Setelah mereka selesai melaksanakan shalat dzuhur, ke-2 kakak beradik itu pun langsung bersiap-siap untuk pergi ke toko buku.

"Kak ayo cepat berangkat!" Ucap Annisa sambil membuka kamar Rahmah.

"Iya sebentar." Jawab Rahmah. Yang tergesa-gesa.

Rahmah pun segera bergegas menuju mobilnya yang sudah didahului oleh Annisa. "Sudah siap!"

"Siap kapten!" Sahut Annisa yang begitu sudah tidak sabar.

°°°

Sesampainya di toko buku, Annisa pun langsung berlari kecil untuk mencari-cari buku yang ingin ia beli. Rahmah pun sudah tak heran lagi melihat tingkah adiknya itu.

"Hmmm mana ya bukunya." Annisa pun terus mencari dan memperhatikan semua rak-rak yang diisi dengan banyak buku.

"Kamu lagi cari apa?" Tanya seorang laki-laki yang ada disampingnya.

"Aku lagi carii..." Annisa pun menggantung kalimatnya.

"Cari apa?" Tanyanya lagi kepada perempuan itu.

Annisa pun langsung melirik ke sebelah kirinya. Sontak Annisa pun terkejut karena ada laki-laki yang berdiri tak jauh dari sampingnya.

"Siapa kamu nanya-nanya aku, sok kenal deh." Ucap Annisa dengan nada sinisnya.

"Aku kan cuman tanya, emangnya gak boleh?" Jawabnya.

"Boleh sih, tapi jangan ngagetin gitu dong."

"Maaf-maaf, aku udah bikin kamu kaget." Ucap laki-laki itu sambil tertawa kecil.

Hati Annisa pun berdebar dengan sangat kencang, karena ia baru kali ini bertemu dengan laki-laki di toko buku yang ingin menyapanya lebih dulu. Senang, kaget, dan sesekali Annisa merasakan jantungnya bergetar dengan cepat ketika ia berbicara dengan laki-laki itu.

"Ya Allah apakah ini yang dinamakan cinta." Batinnya berkata.

"Perkenalkan, namaku Muhammad Arifin, panggil aja Arif, nama kamu siapa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Hati Dua CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang