06 - Tenang

33 6 0
                                    

Fathul mengunakan jas OSIS kebanggaannya berjalan kearah ruang musik bersama dua orang temannya yaitu Rafael dan Gibran. Dengan langkah demi langkah menuju ruangan tersebut.

Tok tok tok.

Suara pintu yang diketok dari luar, membuat Aidan dan teman-temannya menoleh kesana.

"Masuk" Ujar Aidan yang mendengar suara ketokan.

Fathul langsung membuka pintu itu dan masuk kedalam ruang musik bersama dua orang temannya.

Aidan sedikit terkejut saat melihat yang datang itu adalah Fathul yang sedang memakai jas OSIS, dapat Aidan pastikan bahwa kedatangan Fathul bermaksud ada sebuah tujuan.

"Ngapain lo disini?" Tanya Aidan.

"Gue ada urusan sama kalian, bisa kita omongin baik-baik ?" Ucap Fathul dengan tegas pada keempat cowok yang berada di ruangan itu.

Aidan langsung berdiri dari posisi duduknya, dan diikuti Bintang, Rangga, dan Fajri.

"Urusan apa?" Tanya Bintang pada Fathul.

"Sekolah kita bakal ada acara besok lusa, gue selaku OSIS mau semuanya berjalan lancar" ucap Fathul, "acara itu salah satunya, pertunjukan band" lanjutnya.

"Terus ?" Tanya Aidan.

"Gue harap kalian bisa untuk persiapan besok lusa, banyak tamu dari luar yang bakalan datang untuk lihat Starlight tampil, gue harap kalian gak malu-maluin" ujar Fathul yang menatap keempat cowok itu.

"Starlight gak pernah malu-maluin" tepis Aidan, "mau acaranya malam ini, mau acaranya besok, mau acaranya siang ini, Starlight selalu siap" Tegas Aidan.

"Bagus, kita buktiin kata-kata lo" balas Fathul yang langsung balik kanan, pergi bersama dua temannya tadi.

*****

Tamara duduk di kursi kelasnya saat ini, ia mencoret buku halaman belakangnya dengan tinta pena. Semua perkataan Aidan benar-benar membuatnya menjadi kepikiran.

Cuman cowok bodoh yang suka sama orang kayak lo.

Kata-kata Aidan sangat menyakiti hati Tamara. Atas dasar apa Aidan berbicara seperti itu, bahkan Aidan tak mengenal Tamara sedikit pun.

"Siang Tamara" sapa Nabila yang baru saja dari masuk kelas, membawakan beberapa cemilan ke meja Tamara.

Tamara tersenyum kikuk ketika Nabila menghampirinya dengan seorang teman bersamanya, Tamara tak mengenal gadis yang berada disebelahnya ini.

"Ra, kenalin" ucap Nabila

"Melan" ujar seorang gadis yang duduk didepan Tamara.

"Tamara" balas Tamara yang menyambut tangan gadis itu dengan ramah.

"Melan ini teman lama gue, kan sekarang lo juga teman gue, itu tandanya lo juga harus dekat sama Melan, jangan sungkan sama dia ya Ra" kekeh Nabila pada Tamara.

Melan. Seorang gadis berambut cokelat lurus, kulit putih bersih, dan tentunya cantik. Melan adalah teman kecil Nabila, meski tak satu SD atau pun SMP mereka tetap dekat hingga akhirnya mereka bertemu di SMA Maranatha dan saat ini satu kelas bersama.

"Hehehe iya, oh iya gue duduk disebelah sana, kita teman sekelas loh" Melan menunjuk kearah kanan.

"Iya".

"Lo bukannya cewek yang kemarin di kantin ya? Yang berantem sama Aidan itu" Celetuk Melan yang membuat Tamara gugup.

"Iya".

"Lo hebat bangat bisa lawan Aidan, gue aja teman SMP nya gak seberani itu" puji Melan, tapi raut wajah Tamara malah tak suka membahas ini.

"Sebenarnya cuman masalah sepele, tapi malah jadi gini" Tutur Tamara dengan wajah memelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biru [the love triangle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang