"Lo?!"
Laoryn terkejut buka main.
Realita nya menghancurkan ekspektasi, "Kok jadi kakak sih yang disini?"
"Harusnya gue yang tanya lo kenapa lo disini! Ini mobil gue, ya wajar lah kalau gue di sini!"
Orang ini ternyata Kevin.
Kevin dan Laoryn sama-sama keheranan, mengapa mereka berdua bertemu lagi."Ya, ini kan rumah aku kak. Ya wajar juga dong kalau aku disini."
"Terus, ngapain lo asal buku mobil orang. Untung masih gue yang ketemu lo, kalau orang lain gimana coba?" tanya Kevin.
"Malu lah kak, hehehe." Laoryn terkekeh dengan polos.
Tak sengaja melihat ke belakang, ternyata ada Tarisha yang sedang tertidur pulas.Melihat Laoryn yang sedang memandangi adiknya, Kevin pun berinisiatif membangunkan adik nya, takut-takut Laoryn berbuat sesuatu yang aneh-aneh pada Tarisha.
"Dek! Adek! Bangun, katanya mau jemput temanmu!" Kevin menepuk-meluk pipi Tarisha.
Tarisha mengucek matanya lalu samar-samar melihat Laoryn di samping kakaknya."Itu teman aku kak. Kok ga disuruh naik sih? Ryn, ayo naik!" kata Tarisha sambil membukakan pintu mobil untuk Laoryn.
Kevin tampak terkejut mendengar nama Laoryn yang di sebut adiknya sebagai teman, "Hah, orang ini teman kamu dek?"
"Iya. Dia baik lho kak meskipun agak cuek." jawab Tarisha sambil tersenyum. Baik matamu! batin Kevin.
"Oh, gitu. Yaudah, lo duduk di belakang sama adek gue, awas lo macem-macem sama dia!" tukas waketos itu sambil menghidupkan mesin mobilnya.
Laoryn hanya diam, tak mengacuhkan ucapan Kevin.
Memangnya gue Reynhard Sinaga apa? Suka sama sesama jenis.Sepanjang perjalanan, kami bertiga hanya saling diam. Tarisha tertidur lagi, dengan sangat nyenyak. Hm, mungkin tadi malam dia habis begadang. Sedangkan kakak nya itu sedang menyetir dengan santai. Kalau begini kapan sampainya?
"Kak."
"Kenapa?" tanya Kevin gusar, "Ganggu gue nyetir aja lo."
"Agak cepet dong nyetirnya. Kasian tuh Tarisha, pasti dia capek gara-gara nungguin lo nyetir." tukas Laoryn.
"Hei! Lo baru di tinggal di Jakarta apa? Jakarta itu kota besar, setiap saat dan setiap waktu pasti macet. Jadi mau secepet apa juga gue nyetir, bakalan sama jam sampenya. Lo ngerti?" jawab Kevin dengan menekankan kata 'macet' di kalimat nya.
Mendengar penjelasan Kevin yang agak tegas, Laoryn kembali membungkam."Tar, tar, bangun. Udah sampe nih." Laoryn menggoyangkan badan Tarisha. Tarisha pun terbangun dengan ogah-ogahan, "Hm, lima menit lagi kenapa... Hoam.." gumam Tarisha yang masih setengah sadar. Tak lama, ia melanjutkan tidur cantik nya.
Melihat kebiasaan adik nya, Kevin menyuruh Laoryn agar turun dari mobil lebih dulu dan dia sendiri yang akan memanbangunkan sang adik, "Adikku sayang... Kita udah sampe loh di mall. Katanya, kamu mau beli baju buat mama? Abis belanja, kakak traktir ayam geprek deh..." rayu Kevin dengan sangat-sangat halus dan lembut.
Berbeda sekali ketika berbicara dengan Laoryn. Kasar, acuh tak acuh.
Ah, tapi Laoryn merasa agak iri dengan Tarisha. Ia masih memiliki abang yang sangat sayang padanya. Lihat saja, belanja ke mall di temani kakak segala. Begitu kira-kira yang ada di benak Laoryn sekarang.
Tapi, Laoryn sadar, ia bukan siapa-siapa mereka berdua. Jikalau bukan Tarisha yang manja ini yang meminta nya menemani berbelanja, pasti ia tidak akan bertemu makhluk paling menyebalkan yang sok-sok-an itu. Siapa lagi kalau bukan, Kevin Nichole R.R. Tidak ada yang tahu R adalah singkatan dari apa. Karena selama ini, bila di tanya siapa nama lengkap Kevin, maka dia akan menjawab, "Itu nama papa ku. Sebut saja R."
Dan, bahkan satu sekolah tahu bahwa Kevin tidak mempunyai sosok papa. Ah, maksudku papa kandung. Dan semua orang juga tahu bahwa inisial nama papa tiri Kevin dan ayah kandung dari Tarisha bukanlah R.
Apa Kevin masih tidak menganggap papa baru nya sebagai papa? Atau ia masih kehilangan sosok dari pemilik inisial 'R' itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than You Know
Novela JuvenilSepasang kakak beradik yang berpisah lalu dipertemukan secara tidak sengaja.