2

13 2 0
                                    

"Lo dari mana?" tanya Fauzan.

"Nyari Iqbaal. Kalian berdua lihat Iqbaal nggak sih semingguan ini?" tanya Agy. Matanya menatap Fauzan yang duduk disamping kanannya, sepersekian detik setelahnya menatap Rafto yang duduk disebelah kirinya.

Fauzan dan Rafto mengangkat bahu secara bersamaan. Fauzan tampak berfikir sejenak, terlihat dari kerutan didahinya, sementara Rafto, pria itu nampak kembali fokus menonton pertandingan antara kedua temannya yang sedang bermain play station.

"Emang dia kemana?" tanya Fauzan.

Agy berdecak kesal, "Ck. Kalau gue tau ngapain gue nyariin dia?"

Fauzan tersenyum kikuk dan menunjukkan deretan gigi putihnya, serta tangannya yang bergerak menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo udah nyari ke rumahnya?" tanya Aldy yang duduk diatas karpet. Pandangannya masih terus fokus pada layar televisi dihadapannya.

"Barusan gue ke rumahnya."jawab Agy.

"Ada?" tanya Aldy.

"Nggak tau. Tapi menurut gue nggak ada."

Aldy menghentikan aktivitas nya, meletakkan stick ps nya dan mengabaikan game dihadapannya. "Kenapa nggak lo cek, bambang?" sungut Aldy sambil menoleh kearah Agy.

"Motornya nggak ada dirumah, dan kata pak Agus udah seminggu ini dia nggak lihat Iqbaal." Jawab Agy seadanya.

"Anjing. Lo kenapa berhenti main?" kesal Danu yang baru saja menyadari ternyata dia sedang bermain sendirian.

Aldy menoleh ke arah Danu. Tangan Aldy kemudian tergerak menyambar stick ps yang sedari tadi ia diamkan dan memberikannya kepada Rafto.

"Nih, lo gantiin." Aldy memberikan stick ps nya kepada Rafto.

Rafto dengan semangat menerima stick ps dan beralih duduk diatas karpet, tepatnya menggantikan posisi duduk Aldy dikarpet.

"Terus, kita harus nyari dia kemana?" tanya Aldy. Aldy mengambil posisi duduk disofa tunggal.

"Gue nggak tahu. Gue udah chat dia tapi nggak dibales. Telfon juga nggak diangkat sama dia." Jawab Agy.

"Atau mungkin dia dirumah bokapnya?" tebak Fauzan.

"Nggak mungkin. Gue tahu Iqbaal itu nggak suka sama istri bokapnya yang baru. Jadi, nggak mungkin Iqbaal ada disana. Apalagi disana ada Bastian." Ujar Zidny yang baru saja datang dari dapur dan membawa secangkir teh hangat.

Zidny mengambil posisi duduk disofa panjang , tepatnya disamping kiri Agy.

"Iqbaal nggak ngehubungin lo?" tanya Agy.

"Dih, emang gue siapanya?"

"Jelas-jelas mantan nya." Jelas Fauzan dengan sedikit menekan bagian kata 'mantan'.

"OJAN!" kesal Zidny.

Fauzan sering dipanggil ojan oleh teman-temannya, ngomong-ngomong.

"Eh. Btw, lo dulu putus sama Iqbaal kenapa sih?" tanya Fauzan.

Zidny. Wanita cantik, dengan rambut berwarna pirang itu memang pernah menjalin hubungan kasih dengan Iqbaal. Namun, hubungan mereka tidak bertahan lama. Hanya beberapa bulan setelah jadian, dikabarkan hubungan kedua nya kandas. Tidak ada penjelasan dari keduanya. Yang jelas, sekarang keduanya berteman akrab, tidak seperti sepasang kekasih diluar sana, ketika putus, hubungan pertemanan diantara keduanya juga menjadi renggang.

"Iqbaal terlalu sempurna buat gue yang hanya kayak model kentang gini." Jawab Zidny, dengan kekehan diakhir ucapannya.

"Anjing. Punya temen cewek satu aja rasanya pengen ngehujat mulu." Sungut Fauzan.

"Apa sih, Jan? Emang bener kok."

"Zid. Lo yang cantik, putih, manis gini menurut gue udah sempurna buat Iqbaal." Timpal Aldy.

"Bercanda kali, Dy. Nggak usah dibawa serius. Gue putus karena ngerasa udah nggak cocok aja. Kita sering berantem hanya karena hal-hal kecil."

"Hal-hal kecil? contohnya?" tanya Fauzan yang semakin penasaran.

"Kepo. Udah ah, mending kalian cari Iqbaal aja sana. Dari pada kepoin hubungan gue sama Iqbaal."

"Besok aja lah. Besok kan hari sabtu nih, kan kita libur? Nah jadi besok aja kita nyari Iqbaal." Usul Aldy.

Zidny menghela nafas kasar, "Serah lo dah. Emang pada mau nyari kemana?"

keheningan terjadi beberapa detik setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh Zidny.

"Kenapa kita nggak coba cari ke tempat bintang biasa balapan?" usul Danu yang sedari tadi hanya fokus dengan game dihadapannya.

Semua mata menatap Danu, termasuk Rafto yang secara tiba-tiba berhenti bermain dan menatap Danu. Semua tampak heran dengan usul Danu. Baru kali ini Danu mengusulkan sesuatu yang bahkan teman-temannya yang lain saja tidak terpikir akan hal itu.

"Ide bagus. Besok kita kumpul lagi disini."

^-^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang