Prolog

7 2 0
                                    

Keringat kami diperah, otot juga dipaksa bekerja tanpa henti. Tak boleh mengenal rasa lelah, mulut juga dibungkam tak boleh berpendapat. Penyiksaan bertubi-tubi harus diterima umat manusia selama 431 tahun dengan lapang dada tanpa bisa melawan. Tanpa welas asih, makhluk itu menjadikan kami sebagai budak di planet sendiri. Dulu, menjadi kelinci percobaan demi kepentingan teknologi dan ilmu pengetahuan mereka merupakan hal yang lumrah. Bahkan, diperlakukan bagai makhluk tak layak hidup pun pernah kami rasakan. 

Ketika sudah tak terhitung lagi seberapa banyak darah, daging, dan tulang yang harus dikorbankan pada makhluk jahat itu, seorang pahlawan bernama Pyrite Lavender muncul.
Pyrite merupakan seorang Ignire pemberani yang tak kenal lelah membantu umat manusia dalam melawan kebengisan bangsa Blewi. Meskipun dia tahu bahwa menjadi pemimpin sebuah perang membutuhkan nyawa sebagai taruhannya, dia tetap memilih menyelamatkan hajat hidup orang banyak. 

Sujud syukur telah kami laksanakan ketika Pyrite dan teman-temannya berhasil membuat para makhluk laknat itu pergi dari Bumi. Penderitaan yang seakan-akan tanpa akhir, kini telah benar-benar berakhir.

Berbagai macam kenikmatan fana ditawarkan oleh para pemimpin dunia sebagai “hadiah manis” untuknya. Namun, dia menolak semua hal itu. Dia hanya meminta sebuah ladang jagung yang subur nan luas, juga sebuah kebun apel yang berada di desa kecil bernama Desa Pyrite, sebuah desa yang berada di dekat Kota Nashdirt yang terletak di Provinsi Blanco, Nukah. Ya, kalian benar. Nama desa tersebut diambil dari nama Sang Pahlawan—Pyrite.
Perang telah berakhir 62 tahun silam. Meskipun meninggalkan luka batin dan raga yang pedih, masyarakat di berbagai belahan dunia kini harus terus fokus untuk membangun ulang peradaban—bahkan yang lebih maju karena bangsa Blewi telah menghancurkan segala hal yang mereka punya dulu.

Pyrite Lavender, seorang Ignire dan juga pahlawan perang kita kini telah tiada. Ia meninggal di usia 84 tahun dan memiliki seorang anak laki-laki serta empat orang cucu. Mereka kini tinggal di Desa Pyrite dan memanfaatkan ladang serta kebun yang dimiliki oleh Pyrite untuk menyambung hidup.

IGNIREWhere stories live. Discover now