Pamitan

19 6 0
                                    

"yah, aku berangkat sama siapa?" tanya Ghean saat sudah selesai menghabiskan sisa sarapannya.

"sama pak Bram" jawab ayah nya yang sedang membaca koran pagi.

"loh pak Bram ikut ke Indonesia lagi yah? Bukannya beliau bentar lagi pensiun ya?"

"ayah udah nyuruh dia buat berhenti, biar nanti biaya hidup keluarga beliau ayah yang beban kan. Tapi namanya juga pak Bram ga mau nyusahin orang lain. Jadi dia tetap keukeh mau kerja terus" jelas nya seraya menyesap kopi hangat yang dibuatkan bunda.

"oohh... Ih Ghean jadi makin respect deh sama pak Bram"

"hahaha... Yasudah cepat pergi kesekolah, ayah ga mau kamu terlambat dihari pertamamu"

"iya yah, assalamualaikum. Ghean berangkat dulu" ucapnya sambil menyalimi tangan kasar ayah.

"waalaikumsalam"

Baru tiga langkah Ghean menjejakkan kakinya menuju teras, ada panggilan halus nan merdu dari arah pintu dapur.

"Ghen"

Lantas Ghean menoleh kebelakang, lalu tersenyum malu mengingat sifat pelupanya.

"eh iya, Ghen lupa salim ke bunda hehe" wanita paruh baya tersebut pun terkekeh ringan melihat putranya itu.

Cup

"assalamualaikum bidadari Ghean, doain Ghean biar cepet dapet temen ya bun"

"iya, bunda doain kok. Jaga sikapmu baik-baik ya? Jangan nakal, nanti bunda jewer kamu" ucapnya pura-pura garang layaknya memarahi balita yang sedang asyik bermain di got.

"hehehe... Iya bunda. Ghean gabakal nakal kok"

"haha... Iyaaa bunda percaya. Hati-hati ya?" ujar bunda mengingati sembari mengelus surai hitam anaknya.

"iya bun"

Tak lama kemudian setelah Ghean sudah sampai diteras...

"GHEAAAANNN LO GA SALIM SAMA GUE?!"

"KABOORRR"

Gone (Remaja, Tawuran, Teman)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang