#05. Cousin

345 59 12
                                    

Update cepet lah ya dari part sebelumnya? Ehehe

NB : UNEDITED! Ranjau typo⚠️

Selamat menikmati :))

Selama di perjalanan menuju rumah gue, nggak ada yang berminat untuk membuka sebuah percakapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama di perjalanan menuju rumah gue, nggak ada yang berminat untuk membuka sebuah percakapan.

Gue diam karena pikiran gue penuh dengan perkataan Jeka tadi, sedangkan Hangyul fokus mengendarai motor Eunsang.

Sesekali gue menatap ke arah lagit yang mulai berubah warna menjadi jingga.

Sore hari di kota Bandung emang nggak mengecewakan.

"Di depan nanti belok kiri, terus masuk ke perkomplekan," sahut gue.

Gue bisa melihat Hangyul menganggukkan kepalanya sebelum mengganti kopling motor.

Setelah memasuki komplek perumahan, gue kembali memberikan Hangyul arahan, "Dua blok lagi belok kanan. Rumah gue yang paling ujung."

Akhirnya kami berdua tiba di rumah gue pukul 6 sore. Gue segera turun dari motor guna membuka pagar rumah.

Seakan mengerti maksud gue, Hangyul langsung membawa motor Eunsang ke dalam garasi rumah.

"Kayaknya ada tamu nggak diundang, nih," gumam gue setelah sadar kalo ada motor lain di garasi rumah.

"Apa?" tanya Hangyul setelah melepas helmetnya.

Sontak gue menggeleng. "Enggak, bukan apa-apa. By the way, lo pulangnya gimana? Nggak mungkin juga lo bawa pulang motornya Eunsang," tanya gue balik.

"Gampang, ada anggota Shoooters yang tinggal di daerah sini," jawabnya sebelum turun dari motor.

"Mau mampir sebentar? Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih," tawar gue yang sebenarnya juga nggak yakin.

Tapi ternyata, Hangyul justru mengangguk setuju. "Boleh, deh. Gue sekalian mau numpang ke kamar mandi."

Setelah menutup kembali pagar rumah, gue berjalan mendahului Hangyul menuju pintu utama.

"Aletta pulang!" sahut gue dari daun pintu.

"Bunda di dapur, Sayang!"

Mendengar jawaban Bunda, gue langsung menoleh ke arah Hangyul yang berdiri tepat di belakang gue. "Ayo, gue antar ke kamar mandi!"

Gue menaruh asal tas sekolah di ruang keluarga sebelum kami berdua berjalan menuju dapur.

Belum juga gue tiba di dapur, gue bisa mendengar suara yang nggak asing lagi berbincang dengan Bunda.

"Bener 'kan ada tamu nggak diundang," sahut gue dari pintu dapur sembari bersedekap dada.

"Lho, Hangyul?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Leaders; Lee Hangyul [X1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang