Disepanjang perjalanan pulang menuju rumah jimin, kedua individu tersebut hanya menatap ke arah depan dalam diam. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mereka. Didalam hati jimin masih asik mengutuk kecerobohannya yang membuat jungkook sudah mengetahui bahwa jimin adalah penggemarnya.
‘sejak kapan kau tau bahwa aku berada di cafe itu?’ jungkook mencoba memecahkan keheningan yang sedari tadi tercipta di dalam mobil.
‘sejak nenekku menceritakan ke padaku bahwa ada lelaki tampan yang mirip sekali dengan poster yang ku tempel di kamarku.’ Jimin menundukkan kembali pandangannya malu kemudian mulai memainkan ujung seragam sma nya.
‘jangan bilang selama ini kau berpikir aku ini hanya mirip dengan idolamu yang bernama jungkook?’ jungkook pun mengehentikan laju mobil dikarenakan mereka sudah sampai tepat di depan rumah jimin. Mendengar hal tersebut jimin pun menggeleng cepat lalu menatap jungkook seraya mengatakan
‘tentu saja tidak! Aku sangat mengenali dirimu walaupun tidak pernah melihat secara langsung, namun aku tau betul bagaimana wajah jeon jungkook, berapa sudut senyumanmu, di bagian mana saja tahi lalat yang berada di tubuhmu dan bahkan aku sudah mengkalkulasi berapa lingkar pinggangmu berdasarkan beberapa foto yang ada kusimpan di galeri ponsel ibukku-‘ jimin pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia lalu menundukkan kembali wajahnya yang sudah memerah hingga telinganya pun ikut berubah warnanya menjadi merah. Jungkook hanya terdiam cukup kaget setelah mendengar pernyataan jimin. ia lalu mengambil sesuatu dari kursi penumpang dan memberikan sebuah payung kepada jimin.
‘ini, masuklah hari sudah mulai malam. Kau masih sma jangan sampai terkena flu’ bukannya menanggapi ucaapan jimin, jungkook malah menyodorkan payung kepada jimin.
‘maafkan aku, maafkan aku yang sudah membuatmu sangat tidak nyaman dengan kata – kata dan perilaku ku. Maafkan aku sungguh’ jimin membungkukkan tubuhnya berkali – kali ke arah jungkook sambil terisak hebat, ia merasa bersalah sudah melakukan hal – hal yang aneh terhadap idola yang sangat dikaguminya.
‘aku, hiks.. sungguh menyesali apa yang sudah ku perbuat terhadap dirimu... maafkan hiks aku.. sungguh menyeslinya’ jimin tak bisa menahan isak tangisnya yang sudah pecah.
Jungkook menatap jimin dengan rasa iba, ia mengusap air mata jimin dengan lembut lalu tersenyum tak percaya.‘memangnya sespesial apa diriku sampai kau bisa berbuat hal seperti itu?’ tanya jungkook lalu mengangkat dagu jimin sejajar dengan wajahnya agar mata mereka bisa bertemu. Jimin yang mendapat perlakuan tersebut makin mengeraskan tangisannya. Ia lalu menarik nafas dalam - dalam dan mencoba menghentikan tangisannya.
‘aku tak punya alasan yang bagus, tetapi ketika aku mendengarkan lagu yang kau lantunkan. Diriku merasakan ketenangan yang tidak pernah kudapatkan dari siapapun di kehidupanku dan aku merasa apa yang kau tuangkan didalam lirikmu juga terjadi pada diriku yang kesepian ini. Aku tak tahu alasan pastinya kenapa kau mengundurkan diri dari panggung musik, jujur aku merasa marah dan kesal atas keputusan yang kau ambil secara tiba – tiba tanpa memikirkan bagaimana perasaan penggemarmu yang hancur dan bahkan aku berpikir akan mengakhiri hidupku sehari setelah berita itu keluar.’jimin lalu membalas tatapan jungkook dengan dalam.
Jungkook kembali terdiam bingung harus bagaimana, ia lalu mengejapkan matanya berkali – kali dan mulai menjauhkan dirinya dari jimin. jungkook merasa bersalah, bingung dan juga kecewaa pada dirinya sendiri.‘kau benar, di luar sana mereka masih mendukungku dan juga sangat menghargaiku. Namun keputusan yang kuambil ini sudah tidak bisa diubah mau bagaimanapun. Aku bahkan tidak mengucapkan kata maaf ataupun selamat tinggal kepada mereka.’ Jungkook didalam kesehariannya memang senantiasa merasa sangat bersalah atas perbuatan egois yang ia putuskan itu. Jungkook kemudian menyenderkan kepalanya di setir mobil sedan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come to me, my heartbeat
FanficAu dimana jungkook sudah mulai bosan dengan dengan pekerjaannya sebagai idol dan memilih banting stir menjadi pemilik cafe kecil di suatu tempat terpencil. Di mana tidak ada satu orang pun yang tau bahwa ia dulunya seorang idol papan atas, namun hal...