satu

61 7 2
                                    

Hari pertama sekolah selalu begini, jiwa rasanya tak sabar tuk bertemu teman baru, tapi raga terlalu mager untuk itu.

SMA Pelita jogja jadi pilihan bunda untukku menuntut ilmu, ya aku sih ikut aja, kan bunda yang bayar.
Seneng banget pas tau sekolahnya isinya cogan semua. Kanan kiri jambulan semua. Ah, gemas.

X IPA 4, jadi kelasku untuk tahun pertama disini, duduk sebangku sama Kiara, si cerewet asal Manado.

"Halo gue Kiara, asal Manado tapi ga doyan bubur manado" celetuk Kiara.

"Hah gimana? gue Aldira btw" jawab Aldira sambil sedikit terkekeh.

Percakapan tadi, jadi percakapan pertamaku sama si Manado, dia seru ngeselin juga sih dikit.

Yang ditunggu tiba, apa? jam istirahat maksudku sayang. Tapi aku ga ngantin, nitip aja sama kiara, mager soalnya.

Tiba tiba ada cipratan air dari luar jendela belakang, samping tempat duduku sih tepatnya,


"Gaada hujan, apalagi badai, Juli masih kemarau kan? loh terus ini air darimana?!" gumamku.

Bukan Nathan dengan luka di tulang hidugnya, juga bukan Dilan dengan jaket jeans di bahunya, tapi ini cowok tinggi dengan lesun pipi di wajahnya, ah manis sekali sial.

Eh aku kenapa jadi muji dia gini sih?!

"Gue Adwinata, tapi pada manggilnya dinata, tapi khusus lo manggilnya pangeranku juga gapapa" kata cowok itu sambil munculin palanya dari luar jendela.

"Instagaram gue usernamenya @adwinatade, di bionya masih kosong nih, diisi pake uname ig lo boleh?" cowok itu ngomong lagi.

"Gue juga punya line, belum ada yang disemat, yang rutin chat tiap pagi juga cuma line today, mau ga gantiin line todaynya?" dia ngomong lagi.

aku terpaku, sedikit tersipu malu, lesun pipinya naik turun seiring suaranya, menggemaskan sekali sih?!


de golvenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang