Tiga

39 5 0
                                    


Ucapan selamat pagiku dikasih sama Pak Tatang hari ini. Lewat speaker sekolah, isinya begini,

"Pagi anak-anak, hari ini semua siswa ambil buku baru di perpustakaan ya"
.
.
.

Aku pergi ke perpustakaan bareng Kiara, lewat kantin biar lebih jauh. Sampe disana pemandangannya ga enak, perpustakaan ricuh banget udah kaya pasar baru.

"Kiara, gue ambil pelajaran minat ya" kataku pada Kiara.

"Sekalian buat gue juga yaa" jawab Kiara.
Tanganku membentuk aksen 'oke' lalu kakiku mulai melangkah menuju rak bagian belakang.

Menyusuri setiap buku yang tersusun, mencari cari yang sekiranya ku butuhkan, kalau ketemu akan ku cari dua--untuk Kiara-- lalu bawa balik ke kelas. Gitu aja sih, gaada yang spesial.

----------

Bawa 13 buku paket dari kelas ke gerbang ga mudah ternyata, ngelewatin tangga pula.

Sampe akhirnya aku ketemu sama si manis lagi. Tangannya nenteng buku paket, rambutnya berantakan persis kaya bajunya yang gaada rapih-rapihnya sama sekali. Aku ogah banget liat mukanya, idih.

Tapi ga boong, ini buku paket berat, aku serius butuh bantuan. Manusia yang tersisa di sekitaran sini cuma Dinata.
Yah terpaksa, mulutku angkat bicara,

"Bantuin gue tolong"

Dinata masang wajah bingung sambil nunjuk dirinya sendiri,

"Gue?" gitu katanya.

Terpaksa aku ngangguk kecil. Ga lama ada suara yang nyakitin telinga.

"ASIK, AKHIRNYA LO NGOMONG DULUAN SAMA GUE"

"Gue sekalian anter lo pulang mau ya?"

"Eh bentar, nama lo siapa?"

Selalu begini, Dinata agresif, banyak omong, menyebalkan sekali ya?
Ku jawab pertanyaan Dinata perlahan, sambil jalan ke gerbang depan.
Aku ga kaget waktu liat aerox Keenan terparkir di gerbang. Tapi kayanya Dinata kaget banget waktu Keenan jalan ngedeket lalu elus rambutku. Terus bilang,

"Capek ya ra?"











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

de golvenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang