Dua

35 7 1
                                    

"Lo siapa sih? so kenal dih" jawabku ketus sambil menutup gorden jendela,

Kepala si manis kejepit sedikiiit kayanya, tapi gapapa, dia berisik banget soalnya.

---------------

Hari ini aku pulang dijemput keenan,
Keenan raditya nama panjangnya.
Aku ceritain sedikit ya tentang sahabatku, Keenan. Keenan itu tampan, tampan sekali.
Hidungnya mancung, matanya coklat, badannya kurus tapi ga kurus banget.
Semua temanku ngejulukin kalau Keenan tuh cowoable banget. Tapi bagiku engga, Keenan bakal terus jadi sahabatku, ojek kesayanganku juga bodyguard pribadiku.

"Mba Aldira karashi, Mas Keenan raditya sudah ada disini" suara berat Keenan membuyarkan lamunanku.

"Cringe banget lo ah, mana sini helmnya" pintaku pada Keenan.

Jaket milik Keenan selalu berhasil menghalau angin sore milik jogja. hangat, dingin menyatu seketika.
Benar ya, Jogja istimewa.

Selalu begini, saat aerox hitam milik Keenan terhenti karna lampu merah, seperti otomatis saja, tangan kanan Keenan akan menyapa lututku, sedikit mengelusnya sambil bilang,

"Ada cerita apa hari ini raaa?" tanya Keenan lembut.

ya udah, aku selalu luluh kalo Keenan udah nanya begitu. Pasti aku ceritakan semuaaaaaaaa yang udah lalu di hari ini. Mulai dari Kiara si cerewet asal Manado, sampai si manis berlesun pipi dari balik jendela. Keenan marah banget, katanya dinata terlalu agresif untuk ukuran cowok. Keenan bilang gini,

"Ra, Keenan gamau dira deket sama dia, jangan ya ra"

Kalo Keenan udah bilang gini, ya mana bisa aku langgar. Lagipula siapa juga sih yang mau sama cowok agresif kaya Dinata?

de golvenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang