Awal kisahku bag 2

28 3 0
                                    

90 menit pun berlalu aku telah selesai mengerjakan ujianku kali ini. Tetapi rupanya aku yang pertama selesai dibandingkan teman-temanku.
Masih ada waktu tersisa aku bisa memanfaatkan waktu tersisa untuk menganalisis kembali jawabanku. Beberapa menit kemudian, semua siswa telah selesai mengerjakan ujian nasional hari ini. terbilang cukup cepat memang dari waktu yang diberikan.
  
   Tak lama bel keluar pun berbunyi. Alangkah tenangnya hati ini setelah mengerjakan ujian terakhir itu rasanya pundak yang tadinya begitu berat terasa sangat ringan saat ini. Hanya tinggal 1 bulan lagi aku disini dan lalu aku akan mulai menjadi anak SMA. Alangkah bahagianya aku.

   Ah udara luar kelas saat selesai ujian adalah yang terbaik, kata itulah yang selalu keluar dari benaku saat setelah selesai menjalani ujian

  “hai Ardina, bagaimana ujiannya apa sulit..?” tanya seseorang dari belakang ku. Sontak membuatku langsung membalikan badanku.

“oh kamu sidd, Alhamdulillah semuanya lancar” jawabku pada siddhart.

   Siddhart adalah murid pria paling di sukai oleh para siswi karna ketampanannya. Dia juga adalah seorang blasteran Indonesia-jerman.

“syukurlah. Hei di mana Tisya & nur, biasanya kalian selalu bersama..?”tanyanya

“aku tidak tahu. Karna ruangan kami terpisah jadi Biasanya mereka sudah menunggu disini” jawabku sambil menengok ke kanan dan ke kiri mencari Tisya dan nur. lalu tak lama kemudian mereka pun terlihat datang menuju kearah ku dan juga siddhart.

“itu dia mereka”ucapku

“hai Ardina, hai sidd” sapa Tisya namun entah mengapa Tisya dan nur terlihat sangat lemas

“hai Tisya, hai nur ada apa kenapa terlihat seperti itu..?”
“apa ada masalah..?” tanyaku

“kakaku menelfon melalui Bu ani, dia bilang nenekku jatuh sakit jadi kaluargaku akan segera pergi kerumah nenek. Sebentar lagi kakak akan menjemputku”jawab Tisya

"tenanglah Tisya Semua akan baik-baik saja” ucapku sembari memeluk Tisya yang terlihat hendak menangis.

   Saat aku dan nur menenangkan Tisya tiba-tiba ayah nur datang.
  “assalamu'alaikum”sapa ayah nur

“wa'alaikumsalam” jawab semuanya

“ayah ada apa..? Kenapa ayah tiba-tiba datang..? Apa ada masalah..?” tanya nur

“tidak sayang, ayah sengaja datang menjemputmu. Di mobil juga ada ibu sedang menunggumu. ayah ingin mengajak keluarga ayah jalan-jalan” jawab ayah nur.
 
“oh begitu, ayah membuatku terkejut” jawab nur pada ayahnya.
“ Yasudah semua aku duluan yah” sambungnya
“ yasudah kalo gitu nur, hati-hati yah” jawabku
“Tisya kamu jangan sedih, semua akan baik-baik saja”ucap nur lalu dia pun memeluk tisya dan menenangkan nya lantas Tisya pun hanya mengangguk tersenyum. Nur pun mulai berlalu pergi bersama ayahnya.

Setelah nur pulang keheningan pun mulai terasa antara kami. Aku masih bisa melihat Tisya yang terlihat sangat khawatir memikirkan neneknya dan tak berselang lama pun kakak Tisya tiba menjemput Tisya.

“tisya, sudah siap..? Ayo kita lekas berangkat. Ayah dan ibu sudah menunggu” ucap kakak Tisya sembari tersenyum manis kepada kami.

“ardina, siddhart aku duluan yah”ucap Tisya

“iyah hati-hati” ucapku dan siddhart secara bersamaan membuat Tisya terkejut lalu tersenyum.

“kalian cocok” ucap Tisya sengaja menggodaku dan juga siddhart.

“tisya sudah sana berangkat” ucapku. Entah mengapa mendengar Tisya berkata seperti itu wajahku terasa panas, mungkin saja wajahku juga memerah. Perasaanku terasa aneh. Setelah Tisya berangkat entah kenapa rasanya jadi canggung. Apa yang harus aku lakukan sekarang..

Bersambung🌼

5 tahun silamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang