malapetaka bag 1

3 1 0
                                    

Kicauan burung dipagi hari dan juga sejuknya embun yang menghiasi pagi seakan memberiku semangat untuk menjalani hariku. entah mengapa hari ini langit nampak lebih cerah dari biasanya.

"ardina sarapan dulu sayang"panggil ibu sembari mengoleskan selai kacang pada roti untuk ayah.

"bu Ardina hari ini akan pulang terlambat. Ardina mau belajar di perpustakaan sepulang sekolah untuk menyiapkan diri ikut tes sekolah favorit yang Ardina mau" jelasku sembari menarik kursi untuk ikut sarapan bersama ayah dan ibu.

"asal jangan lupa waktu sayang" jawab ayah sembari membaca koran yang ada di tangannya.

"baik ayah"jawabku

Ibu nampak tersenyum menatap ayah sembari bertanya "sekolah favorit mana yang kamu mau nak..?"

Aku terdiam sejenak, dan membalas senyuman ibu. "SMA harapan 1 bu, bagaimana menurut ibu dan ayah..?"

"itu bagus sayang. Berusahalah, ayah dan ibu akan slalu mendukungmu" jawab ayah sembari mengangkat otot tangan nya memberi semangat.

Aku bangga memiliki orang tua yang slalu mendukung anaknya dan memberi semangat positif, membuatku semakin bersemangat mengejar impianku.
"ardina akan berusaha yang terbaik ayah. Yasudah Ardina brangkat dulu yah"

Setelah selesai sarapan bersama ayah dan ibu akupun langsung berangkat ke sekolah. Entah mengapa perasaanku hari ini tidak bersahabat. Tapi aku tidak ingin merusak hari yang cerah ini dengan berprasangka buruk. Aku berusaha berfikir sepositif mungkin.

***

Setelah sampai di sekolah aku hanya melihat nur dari kejauhan, dia Tengah duduk sembari membaca buku. Tampaknya Tisya tidak masuk hari ini dikarnakan neneknya masih belum membaik.

"pagi nur"sapaku

"pagi Ardina, apa kamu mendapat kabar dari Tisya..?" tanya nur

Sejenak aku terdiam "tidak nur" jawabku

"aku juga. Aku harap semua baik-baik saja disana" jawab nur murung.

"semua akan baik-baik saja nur" jawabku. Ketika aku memandang wajah nur, aku melihat nur tampak berbeda dari sebelumnya. Dia tampak lebih pucat dari biasanya

"nur apa kamu sakit..?"tanyaku sembari
menyentuh kening nur. Dan benar saja dia demam.

"aku hanya tidak enak badan ardina"jawab nur berusaha menutupi rasa sakitnya.

"tidak nur kamu sakit. Badanmu sangat panas. Ayo aku antar ke UKS, istirahat lah sembari aku meminta surat izin kepada wali kelas kita, setalah itu aku akan mengantarmu pulang" kataku sembari memegang tangan nur

"terima kasih ardina. Tidak perlu repot-repot untuku. Tolong telfon Saja ayahku, biar ayah yang menjemputku" kata nur

"baiklah nur"jawabku. Lalu aku pun menelfon ayah nur sembari membantu nur berjalan menuju UKS. Badan nya sangat lemah

***
Beberapa menit kemudian ayah nur pun datang ke ruang UKS dengan terburu-buru karna khawatir pada nur.

"sayang, ada apa..?" kata ayah nur panik mendengar nur masuk ruang UKS, dan memintanya menjemput nur pulang.

"aku hanya tidak enak badan ayah" kata nur pada ayahnya. Dia berusaha menenangkan ayahnya yang panik hingga tidak menyadari kehadiranku di ruangan ini.

"pagi om" sapaku

"pagi Ardina, bagaimana kabarmu" tanya ayah nur.

"baik om"jawabku

"terima kasih ardina sudah membantu nur, serta menelfon om. maaf Ardina om harus cepat membawa nur ke dokter, sepertinya nur demam tinggi" kata ayahnya sembari membantu nur berjalan.

"iyah om, semoga lekas membaik" kataku lalu ayah nur pun membawa nur pergi ke rumah sakit.

Setelah nur pergi tak lama bel masuk pun berbunyi.

Bersambung 🌼

5 tahun silamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang