21 : Ian

74 16 0
                                    

Hari ini, weekend. Setelah tadi malam Kanya bertemu dengan sahabat kecilnya. Kini ia akan jalan-jalan, menghabiskan waktu bersama sahabatnya itu.

"Ma aku pergi dulu" pamit Kanya.

"Kemana? Sama siapa?" tanya Felicya.

"Ke mall sama Ian" jawab Kanya.

"Hati-hati"

"Iya ma"

Tintin... Bunyi klakson mobil yang sudah bertengger manis didepan rumah Kanya.

"Udah lama?" tanya Kanya.

"Enggak kok. Ayok masuk" jawab Kiki dan Kanya memasuki mobil Kiki.

"Mau kemana nih enaknya?" tanya Kiki saat mobil sudah melaju membela kota.

"Gue pengen naik bianglala deh Ki" bohong Kanya, karena yang suka naik bianglala itu Kiki, Ian-nya Kanya.

"Oke. Kita ke taman hiburan!" ajak Kiki.

"Oke"

Drrtt... Ponsel Kanya bergetar. Menandakan bahwa ada telepon masuk.

"Kenapa?" tanya Kiki.

"Ada telepon dari Bian" jawab Kanya.

"Angkat aja. Tapi jangan bilang kalo lo lagi sama gue" ucap Kiki dan dibalas anggukan oleh Kanya.

"Halo" ucap Kanya datar.

"Woy Anya. Lo sibuk gak?"

"Kenapa?"

"Jalan yuk?"

"Gue udah jalan sama temen gue"

"Lah katanya gak sibuk?"

"Gue belum bilang gak" ucap Kanya.

"Hehhe... Iya ya" bian terkekeh diseberang sana.

"Udah kan? Gue tutup kalo gitu" ucap Kanya.

"Iya. Have fun ya Anya!"

"Hmm..." balasannya cuma deheman dan Kanya mematikan panggilan dari Bian.

"Cuek amat neng?" ledek Kiki.

"Gak usah ngeledek ya Ki"

"Siapa juga yang ngeledek"

"Jangan cuek-cuek amat kali Anya. Bian tuh anaknya baik. Kayaknya dia suka deh sama lo"

"Jangan nyomblangin gue lo. Lo juga kan sahabatnya si Bian"

"Hehehe... Iya sih" Oon, satu kata buat Kiki dari Kanya. Tapi hal itu yang membuat Kanya tersenyum.

Mereka kini sudah sampai di taman hiburan.

"Mau kemana dulu nih?"tanya Kiki.

"Rumah hantu dulu. Mau?" jawab Kanya.

"Rumah hantu?"

"Iya. Lo takut?"

"Mana ada. Gu-gue gak takut kali" ucap Kiki dengan gugup.

"Udah deh gak usah sok berani. Kalo takut bilang. Gue gak mau lo ngompol dicelana nanti" ledek Kanya.

"Enak aja. Yaudah kita ke rumah hantu" ucap Kiki dan menarik tangan Kanya menuju rumah hantu.

"Beneran Ki?" tanya Kanya memastikan.

"Iya" jawab Kiki mantap. Meskipun sekarang ia lagi deg-degan banget.

Mereka ke loket untuk membeli tiket masuk rumah hantu. Setelah itu mereka masuk. Suasana didalam rumah hantu seperti suasana wahana rumah hantu pada umumnya. Agak remang-remang. Kiki yang lumayan penakut anaknya memegang lengan Kanya. Sedangkan Kanya hanya tersenyum geli melihat sahabat masa kecilnya itu ketakutan.

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang