Prologue

5.7K 414 32
                                    

Beri jejak jika bertemu TYPO.

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

M u s u b i (結び) -[ K n o t ]

Tateyama Park, Nagasaki.

Angin bertiup pelan di malam ini. Menerbangkan beberapa mahkota bunga Sakura ke tanah, ke rumput, dan ke jalanan yang di sekitar ada pohon kebanggaan masyarakat Jepang itu. Pohon-pohonnya digelantungi beberapa lampu hias berwarna merah muda. Orang-orang, tua atau muda, bersama pasangan atau sendiri, banyak yang suka menikmati pemandangan ketika bunga-bunga itu jatuh.

Berbeda dengan seseorang yang tengah mengunjungi taman itu. Ia sendirian, tiada siapa pula bersamanya. Ia datang ke sini dua pekan sebelum bulan Maret berakhir. Lalu hari ini, tepat tanggal dua puluh lima Maret, ia duduk termenung di sini, di sebuah taman.

Barangkali, duduk di bawah pohon yang namanya sama seperti nama istrinya akan membuatnya merasa tenang. Empat tahun berlalu, setiap musim semi, ia pasti akan duduk di bawah pohon Sakura. Selalu seperti itu setiap tahunnya, untuk mengamati bunga yang akhirnya ia sadari keindahannya.

"Cantik," gumamnya. Itu gumaman yang sama, yang keluar dari bibirnya saat sedang mengamati bunga Sakura.

Jika tahun-tahun sebelumnya ia menikmati pemandangan itu di ibu kota, berbeda dengan tahun ini. Ia menikmatinya di Nagasaki.

Bukan tanpa alasan ia berada di sana. Anak perusahaan keluarganya ada di sini, di kota Nagasaki, yang sekitar dua tahun lalu diresmikan. Awalnya, ia hanya mengamati perkembangannya dari Tokyo. Namun karena alasan semakin banyaknya yang harus diurus di sini, ia akhirnya menangani semuanya di tempat. Di sebuah prefektur yang tenang baginya. Ia tak tahu, entah bagaimana, saat baru sehari berada di sana, hatinya merasa nyaman.

Lelaki itu, Uchiha Sasuke. Seorang yang berhati malang yang senantiasa mencari istrinya setiap waktu. Seorang yang sudah pernah mengalami rasanya harga diri yang diinjak. Seorang yang pernah jatuh karena kesalahannya sendiri. Seorang lelaki yang akan memulai kehidupan barunya di sini, di Nagasaki.

Ia berdiri, berniat membeli makanan kecil di stan makanan yang tadi ia jumpai saat baru saja menginjakkan kakinya di sini. Baru saja berjalan, sesuatu menabraknya.

"Ittai," keluh seorang anak kecil yang kini jatuh terduduk.

"Daijoubu ka?" tanya Sasuke, seraya membantu anak itu berdiri.

Tertegun sesaat dirinya, kala tahu manik itu sama dengan miliknya. Hitam dan tajam, dengan sebuah kacamata merahnya. Wajah sang anak berubah menjadi garang. Anak itu membuang muka dari Sasuke, dengan kedua tangan yang ia lipat di dadanya.

"Uncle! Uncle sudah menjatuhkan Takoyaki milikku! Padahal baru saja kubeli!" omel sang anak tanpa menoleh.

Suaranya yang khas seorang anak kecil itu mampu membuat Sasuke tersenyum tipis. Ia memperhatikan Takoyaki yang sudah terjatuh di tanah itu.

"Lalu?" tanya Sasuke. Ia sengaja ingin melihat wajah anak itu kian kesal.

Seketika wajah sang anak berubah sedih, bukannya semakin kesal. Maniknya berkaca-kaca. Tentu saja Sasuke merasa takut. Jika sampai anak kecil itu menangis dengan keras, maka orang-orang yang ada di sana bisa-bisa menuduhnya membuat seorang anak kecil menangis. Meskipun memang benar begitu jika terjadi.

"Hiks ...," anak itu menahan isakannya. Ia mengusap-usap matanya yang basah.

"Mama pasti memarahiku karena aku menyia-nyiakan uang, hiks ...."

M U S U B I [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang