『4』

3.6K 446 14
                                    

"Min, siapa nama bayinya?"

"Eh? Siapa ya? Gue belum kepikiran sung"

Jisung memutar matanya malas, bagaimana bisa seungmin belum menamai bayi yang ingin dia rawat.

"Eh min min, ini apa?"

Felix menunjukkan sebuah kertas yang dia dapatkan dari dalam keranjang kepada jisung dan seungmin yang terlihat antusias. Mungkin kertas itu akan memberikan sebuah petunjuk tentang siapa sebenarnya bayinya. Felix lalu memberikan kertas itu kepada seungmin, dan menyuruh pemuda manis itu untuk membacanya karena menurut felix seungmin lebih berhak untuk membacanya daripada dia.

Kertas itu terlipat layaknya sebuah origami burung, sangat unik. perlahan seungmin membuka lipatannya dan membaca apa yang ada di dalam kertas itu. Dahinya mengernyit saat membacanya

"Sam?"

Memandangi kedua temannya yang juga sama sama terlihat bingung, seungmin menerka nerka apa maksud dari kata yang tertulis pada kertas tersebut. Membolak balikkan kertasnya, seungmin mencoba mencari cari sebuah petunjuk baru. Tapi nihil, tak ada tulisan apapun lagi di kertas itu selain tulisan Sam tadi

"Namanya kali min"

Ucapan dari jisung langsung membuat pikiran seungmin cerah.

"Bisa jadi, ternyata lo pinter juga ya sung"

Dan jisung hanya berekspresi datar saat mendengar ucapan seungmin  tadi. Lebih baik dia hiraukan saja daripada nanti kedua pipi seungmin memerah karena dia cubit

Seungmin lalu mendekati bayinya yang sejak tadi diam digendongan jisung sambil meminum susunya. Saat melihat seungmin, bayi itu langsung melepaskan botol susunya dan tersenyum senang melihat seungmin.

"Seneng banget kayaknya dia liat lo min"

"Iyalah, kan gue ayahnya"

"Iyakan Sam?"

Seungmin lalu menciumi gemas pipi sam, membuat bayi itu memekik kegelian.

"Jadi udah fix nih namanya Sam?"

"Udah dong, baby... nama kamu sekarang adalah Kim Sam"

Jangan tanya bagaimana keadaan jisung dan felix yang melihat interaksi gemas seungmin dan sam. Yang jelas mereka ingin berteriak dan pingsan karena tak kuat dengan kegemasan itu.

"Btw min, ini sam kira kira berapa ya umurnya?"

Seungmin yang asik menciumi sam menoleh pada felix yang tadi bertanya. Pemuda berfreckless itu mendudukkan dirinya di samping jisung, lalu ikut mencium pipi gembil sam

"Gak tahu, mungkin sekitar 5 bulan?"

Jisung dan felix nampak berpikir sambil melihat Sam yang juga menatap mereka dengan bingung. Mereka berdua lalu mengangguk, karena mereka juga tak tahu kira kira berapa umurnya Sam.

"Tapi min, lo yakin bisa rawat sam sendirian?"

Pertanyaan dari felix sukses membuat keraguan kembali hadir dalam hati seungmin. Bisakah dia merawat sam sendirian? Sedangkan dia hanya tinggal sendiri tanpa ada orang tua ataupun saudara yang membantu.

Membahas orang tua, seungmin ingat jika dirinya belum memberitahu kedua orang tuanya tentang Sam.  Dengan panik dia mengambil ponselnya lalu menekan kontak bundanya, sambil menunggu sambungan teleponnya tersambung seungmin menggigiti kukunya gugup.

"Hallo?"

Suara perempuan disebrang sana menghentikan kegiatan seungmin.

"Hallo bunda,"

"Ada apa sayang? Kamu baik baik aja kan?"

"Gak ada bun, iya seungmin baik baik aja. Seungmin cuma pengen bunda sama ayah ke rumah seungmin minggu depan"

"Ada hal penting yang harus seungmin kasih tahu ke kalian"

Bunda seungmin terdiam cukup lama, mungkin dia bingung dengan anaknya yang tiba tiba saja berbicara dengan nada yang cukup serius karena seungmin biasanya akan bersikap manja saat menelponnya.

"Bunda sama ayah bakal dateng minggu depan sayang"

"Yaudah seungmin tunggu ya, dadah bunda, seungmin sayang bunda"

Lalu seungmin mematikan sambungan teleponnya. menghela nafas sebentar, seungmin lalu tersenyum pada kedua temannya

"Satu setengah masalah beres"

"Nanggung banget satu setengah, kenapa gak satu aja sih?"

"Karena belum tentu bunda sama ayah setuju kalo gue ngerawat sam"

Bibir seungmin melengkung ke bawah, tak bisa membayangkan jika kedua orang tuanya menolak seungmin untuk merawat sam. Pastinya dia akan sangat sedih, karena walaupun baru kemarin bertemu, seungmin sudah seperti merasakan sebuah ikatan pada Sam.

"Dan untuk pertanyaan lo tadi lix, sebenernya gue juga gak yakin bisa rawat sam sendirian. Tapi gue pasti bakal berusaha kok, jadi kalian gak usah khawatir"

Jisung yang mendengar jawaban seungmin tak terima

"Min.. lo anggep kita apa?"

"Huh? Sahabat"

"Kalo lo nganggep kita sahabat, lo gak akan sungkan sungkan minta bantuan kita min. Jangan sok bisa ngurus sam sendirian deh kalo ngurus diri sendiri aja lo kadang gak bisa"

Seungmin tertegun, matanya berkaca kaca, sudut bibirnya semakin melengkung ke bawah saat mendengar ucapan jisung tadi.

"Hiks... hiks maafin seungmin, bukan maksud seungmin gak nganggep kalian. ta-tapi tapi hiks"

Felix dan jisung yang melihat seungmin menangis tentunya panik, dengan cepat felix menghampiri seungmin dan menenangkannya.

"min jangan nangis, masak bundanya Sam nangis sih, malu nanti diliat"

"Iya min, liat nih sam sampe bengong liatin lo nangis"

Dan benar saja, Sam seperti bingung ketika melihat seungmin menangis. Seungmin yang dilihat menangis oleh bayinya langsung bersembunyi di belakang punggung felix. Malu

"Ihh bundanya Sam malu,"

"Jisung jangan! Jauhin samnya, gue malu"

Seungmin semakin merapatkan tubuhnya ke punggung felix saat jisung mendekatkan sam ke arahnya.

"Makanya jangan nangis lagi, gue tadi gak maksud buat marahin lo kok. Gue cuma mau lo jangan pernah sungkan minta bantuan ke kita, kita ini kan sahabat udah dari lama min"

Seungmin mengangguk, perlahan dia tak lagi bersembunyi di belakang punggung felix.

"Siniin Samnya, gue mau gendong"

Jisung tersenyum, memberikan sam pada seungmin yang sudah terlihat tak sabaran. Dan saat bayi kecil itu sudah berada di gendongan seungmin dia tertawa senang.

"Kangen ya sama ayah?"

"Bunda min, bukan ayah"

"Apasih felix, gue kan cowo jadinya harus ayah bukan bunda"

"Ya tapikan lo manis min"

"Eh iya iya maaf min"





🌌🌌🌌

Alah min kamu itu bunda bukan ayah, yang ayah itu aku- eh?






ʙᴀʙʏ ᴊɪɴɴɪᴇ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang