Menua bersama secarik ceritaAKAN DATANG satu waktu, tubuh rentan yang sudah tidak kuat melakukan apa-apa dan helaian rambut yang sudah berubah warna. Di depan teras rumah, duduk bersandar nyaman pada sebuah kursi sederhana, senyum merekah saat membongkar arsip cerita lama tentang masa-masa muda yang kaya akan kisah-kisah.
Menua bersama secarik cerita. Potongan kalimat itulah yang sampai saat ini masih menjadi trigger gue dalam mengarungi masa-masa muda. Akan ada banyak hal yang dapat diwariskan pada masa tua nanti, salah satunya yaitu mengulas kembali kumpulan cerita-cerita yang pernah terjadi di waktu lampau. Dan hari ini adalah giliran waktunya untuk menuliskan ulang cerita yang telah terjadi kemarin. Menulis kembali perjalanan waktu lalu, pendakian gunung Arjuno & Welirang.
Waktunya Jawa Timur (lagi)
Dengan label orang yang suka naik gunung yang tinggal dan hidup di pulau Jawa, ego yang ada di dalam diri bertanya seperti menantang, "Tujuh gunung di Jawa Barat?". "Sudah", jawab gue. "Tujuh gunung di Jawa Tengah?". "Sudah juga", jawab gue lagi. "Tujuh gunung di Jawa Timur?". "Beluuum, wkwkwk", jawab gue. Merasa gunung-gunung di Jawa Timur terbilang yang paling berat di antara gunung-gunung di provinsi Jawa yang lainnya, sebab itulah gue sengaja mengesampingkannya dulu. Ucap gue, "Gampang, bisa nanti-nanti. Yang dekat-dekat aja dulu". Dan sekarang, diri gue pun mulai terpanggil oleh mereka. Tapi, tunggu, setidaknya gue harus menentukan dan memilih salah satu dari mereka terlebih dahulu. Dari beberapa banyak pilihan, Arjuno & Welirang-lah yang akhirnya gue pilih. Tentu dengan mempertimbangkan segala aspek.
ARJUNO & WELIRANG - Di kalangan pendaki, khususnya pendaki akut, gunung Arjuno & Welirang sudah sangat familier. Jika kalian pernah berada di puncak Mahameru gunung Semeru, gunung ini sangat terpampang gagah di seberang kejauhan. Begitu juga sebaliknya, jika kalian sedang berada di puncak gunung Arjuno, puncak Mahameru gunung Semeru sangat begitu jelas terlihat tegap.
Gunung ini terletak di provinsi Jawa Timur, tepatnya di Malang dan Kabupaten Pasuruan. Ada banyak pilihan jalur pendakian gunung Arjuno & Welirang ini, mulai dari jalur yang paling berat, ataupun yang paling ringan sekalipun. Di antaranya adalah; Via Tretest, via Purwosari, via Kaliandra, via Cangar, via Lawang, dan beberapa lainnya lagi. Pada kesempatan kali ini, gue memilih jalur via Tretes (utara). Jalur yang memang sudah sengaja disediakan khusus untuk melakukan pendakian ke dua gunung ini sekaligus (Arjuno & Welirang). Jalur via Tretes bisa diibaratkan seperti jalur via Cibodas di gunug Gede - Pangrango. Jalur via Tretes termasuk jalur yang paling berat di antara jalur-jalur yang lainnya, karena jalur ini hampir full didominasi oleh trek bebatuan dan menanjak. Maklum, jalur ini biasa digunakan oleh mobil-mobil hardtop untuk membawa belerang-belerang hasil dari pertambangan.
Pada pendakian kali ini, gue berharap sebisa mungkin tidak dilakukan seorang diri/solo, karena mengingat ini adalah gunung yang berat, juga ditambah lama pendakiannya bisa memakan waktu sampai 3 hari 2 malam, bahkan bisa lebih. Sangat kebayang kalo dilakukan solo, yang harus memanggul seluruh beban logistik sendirian. Ga ada teman ngobrol juga. Nyiksa! Pasti garing. Sebagai bagian dari rangkaian persiapan, rundown dan perencanaan lainnya mulai gue susun dan siapkan, begitu juga dengan perlengkapan-perlengkapannya. Yang menjadi prioritas, tentunya jangan lupa ajak teman buat join juga, wkwkwk.
TIGA MINGGU SEBELUM HARI H - Salah satu contoh kronis yang dimiliki oleh orang Indonesia; Tiga minggu sebelum keberangkatan sudah fix menentukan jumlah personel yang akan berangkat, yakni 3 orang (Gue, Si A, dan Si B). Namun, pada saat mendekati hari H, tiba-tiba berubah dan ga seperti yang sudah direncanakan. Nyatanya, realita masih jauh dari ekspektasi. Dua orang teman gue, memutuskan cancel karena satu dan lain hal. Lagi-lagi gue melakukan pendakian sendirian alias solo hiking! Bingung harus menyusun strategi seperti apa. Sempat ga yakin juga apakah bakal sanggup. Tapi, jika ditanya apakah siap, tentunya sangat siap. Sepertinya ini tetap akan berjalan dengan baik dan akan menjadi cerita yang luar biasa. Bismillahirrahmanirrahim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Pendakian (Solo Hiking) ke Gunung Arjuno - Welirang dari Jakarta
KurzgeschichtenSebuah cerita tentang catatan perjalanan pendakian gunung Arjuno & Welirang dengan konsep solo backpacking