Angin pagi masuk melalui celah-celah jendela mencoba membangunkanku yang masih terlelap dengan mimpi yang membuai. Perlahan ku terbangun hanya sekedar menata letak selimut, namun jiwa serasa tak tenang ada suatu kewajiban yang harus ditunaikan ku memaksa menutup kembali mata dan hati tapi tak mampu. Kulirik jam dinding menunjukan tepat pukul 03.00 pagi.“Ah 15 menit lagi” kuletakkan kembali ragaku karena kemalasan menyeruak ke dalam ruang hati.
“Ah kalau begini terus sampai subuh pun aku pasti betah, aku harus semangat” pikirku sembari membuka kelopak mataku yang masih enggan menatap pagi segera aku bergegas bangun dari tempat tidur yang serasa surga bagiku.
Aku pun memulai aktivitasku seperti biasa bangun lantas mandi dan bersuci membersihkan hati dan diri.
“Masih sempat” pikirku setelah keluar dari kamar mandi dan melihat jam dinding menunjukan pukul 03.35. segera kutunaikan amalan istiqhomahku bertahajjud untuk bercakap-cakap dengan kekasih hati. Setelah bertahajjud ku lanjutkan untuk menunaikan ibadah witir sebagai pertanda kututup amalan sholat sunnah pada hari itu.
“Membaca surat dari-NYA ah sambil menunggu adzan berkumandang” kataku sambil mengambil Al-qur’an dari tempat yang sudah kusediakan.
Selesai membaca satu surat adzan shubuh berkumandang dengan syahdunya membuaiku dan serasa menginkan aku terlelap kembali.
“Aduh pasti Jimmy ini yang adzan syahdu banget akukan jadi mengantuk lagi” pikirku seraya terus menguap.
“Harus segera ke masjid nih biar nggak tertidur” Kataku seraya melangkahkan kaki menuju masjid untuk menunaikan sholat shubuh berjama’ah.
Setelah sholat shubuh berjama’ah dan wiridan sesuai jadwal yang ada hari ini waktunya kulbuh atau kuliah shubuh biasanya ustadz Rohman yang mengisi kuliah pada setiap ba’da shubuh. Ustadz Rohman adalah tetangga sebelah rumahku beliau seorang ustadz yang sudah tersohor ke kampung-kampung. Ustadz Rohman memiliki dua orang anak yang pertama Ahmad Jimmy Atmaja dia seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi negeri di daerah kami. Anak ustadz Rohman yang kedua seorang wanita yang sangat alim dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan dia juga menempuh pendidikan di pesantren.Pukul 07.00 pagi perkuliahanku dimulai dengan semangat yang menggebu aku memacu langkah kakiku menuju gerbang kampusku yang menanti kedatanganku.
“Bismillah Ya Allah berkahi setiap kegiatan hamba hari ini” Ucapku dalam hati sebelum memulai segala kegiatan hari ini.
“Kak Rena” Teriak seorang gadis yang memanggil namaku.
“Kebetulan nih ketemu di sini ini flash disk kamu makasi ya” kata gadis tadi sembari mengembalikan flash disk kepadaku.
“Iya, Yer sama-sama” Jawabku kepada gadis yang bernama Yerina Anjani.
“Kak Rena hari ini kumpul sama anggota rohis lagi?” Tanya Yeri kepadaku“Enggak Yer ada apa?”
“Ajarin ngaji lagi ya. Soalnya kata Kooky kita harus berusaha memberbaiki diri jadi sekarang aku akan berusaha sedikit demi sedikit mulai dari ngaji, ya kak plissssss” Kata Yeri memohon kepadaku.
“jangan kebanyakan pacaran, kamu tahukan pacaran itu nggak baik. Meski aku yakin kalian nggak akan kelewat bahkan Jongkok sudah mulai mengajak kamu lebih mendekat kepada sang pencipta itu artinya dia pria baik. Tapi, meski begitu jangan sampai melakukan sesuatu di luar batas lho ya” Jawabku memberi sedikit masukan kepada Yeri.
“Jungkook kak bukan Jongkok, ya gini ini kalau kakak jomblo menaun”
“Yeri aku nggak jomblo kok aku LDR” Jawabku dengan senyum.
“Hah LDR? Jadi selama ini kamu punya pacar kak?” Tanya Yeri begitu antusias mendengar pernyataanku.
“Iya Yer calon imamku sekarang masih tertulis di lauhul mahfudz untukku jadi sekarang kami LDR entah kapan ketemunya” Jawabku dengan tersenyum.
“Yaelah Irena Al-husna, itu namanya jomblo Kak Rena” Jawab Yeri dengan agak dongkol.
“Enggak Yeri, kekasih itu nggak harus pacar atau apalah itu, namun kekasih juga bisa diorentasikan kepada sang Kholiq jadi intinya aku nggak jomblo aku punya tuhan yang senantiasa bersamaku”
“Iya bu ustadz, sudah sudah dari tadi ngobrol mulu dah nyampe kelas ini lho Kak Rena” Jawab Yeri dengan cemberut dan segera berlalu masuk ke dalam kelasnya.
Kegiatan yang kualami setiap hari selalu seperti itu, kadang aku merasa malu kenapa dari hari ke hari imanku tak bertambah aku benar-benar malu kepada penciptaku serasa tak pantas aku memohon sesuatu kepada-NYA. Hari ini aku pulang lebih cepat dari biasanya karena dosenku absen, beliau ada kegiatan di luar kota.
“Ah sudah waktunya sholat ashar nih” Kataku seraya melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 15.45. aku pun segera bergegas menuju masjid kampusku. Selepas sholat ashar aku duduk sejenak hanya untuk mendamba kekasihku menyerukan pujian-pujian kepada-NYA dan meminta ampun dari-NYA. Namun tiba-tiba kosentrasiku terganggu karena aku mendengar isak tangis dari tempat jama’ah putra.
“Ya Allah Ya tuhanku hamba meminta beribu ampun dari-MU karena hamba telah terbuai dengan aktivitas hamba hari ini sehingga hamba terlambat datang menemui-MU. Ya Allah ya tuhanku hamba begitu tak pantas memohon ampun dari-MU ya Allah kesalahan hamba begitu fatal hamba lebih memikirkan dunia dari pada ENGKAU ya Allah” Ucap pria tersebut sambil terisak-isak dan berkali-kali mengucap istighfar.
Segera ku lihat jam tanganku untuk memastikan berapa lama dia telat menghadap sang pencipta yang menyebabkan dia begitu merasa berdosa karena kelalaiannya.
“Baru pukul 16.00 kenapa dia begitu merasa sedih padahal dia hanya telat menunaikan sholat ashar sekitar 30 menit” Pikirku keheranan, namun tak dapat dipungkiri dalam hati kecilku aku sangat berkesan terhadap jama’ah pria tersebut.
“Subhanallah begitu besarnya cinta pria tersebut kepada-Mu ya Allah” Entah mengapa tiba-tiba hatiku merasa ada gejolak yang aneh yang membuatku merasa malu dan seperti ada getaran aneh yang membuat tubuhku serasa mendidih.
“Suaranya yang begitu dalam menggambarkan dia pria yang keren, kenapa aku lemah dengan suara yang maskulin begitu”
“Eh, Astaghfirullah Rena mikir apa kamu ini” Kataku kemudian seraya membenahi mukenahku dan segera keluar dari masjid tersebut.
Ya aku pun manusia dengan sedikit kesengajaan aku melirik ke tempat jama’ah pria itu ketika melangkahkan kaki untuk pulang dan deg deg deg begitu rasanya jantungku ketika aku meliriknya sejenak.
Entah kenapa setelah kejadian itu aku menjadi sering memikirkan pria berpeci putih berkoko putih dan bersarung hitam itu. Aku belum tahu seperti apa wajahnya karena aku hanya mampu melirik dia dari belakang. Hatiku merasa sesak seperti ada sesuatu yang ingin terlepas serasa ingin terus tersenyum begitu bahagia.
“Ya Allah sudah jam 20.00 dan aku belum sholat isya’ ya Allah” Kataku kaget karena baru sadar sudah jam 20.00 dan belum menunaikan sholat isya’ betapa malunya aku kepada kekasihku betapa bersalahnya aku karena terlalu fokus memikirkan ciptaan-NYA aku sampai melupakan kebutuhanku.
Beberapa hari ini aku sering merasa bahagia selalu ingin tersenyum walau tak ada sesuatu yang lucu. Namun aku juga merasa gelisah seperti dihantui oleh dosa yang terus mengejar aku tak tahu kenapa, aku bingung, merasa sakit tapi tak tahu kenapa. merasa senang tapi tak tahu mengapa, merasa rindu tapi tak tahu kepada siapa, aku tak tahu rasa apa ini karena aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya begitu sesak di dada, begitu gelisah, entah lah rasa apa ini begitu tak karu-karuan.
Bersambung♡♡
~~~~~~~~Kira-kira apa ya yang sedang dirasakan nyai Irene??
Dan di sini saya mau meminta maaf karena cerita wenga seperti Aisyah malah diunpublish. Mau urutkan dulu jadi setelah Vrene dan Seulmin baru wenga kemudian Joy begitu. Maaf kalau telat banget updatenya 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Us (BTS X RV)
Short StoryHanya cerita pendek yang diketik dengan setulus hati 💞💞