11. Jangan Memberitahu

12.3K 582 19
                                    

Mata Arini membulat. Kenapa Kevin mengatakan hal itu lagi? Bukankah dia sudah diperingatkan oleh Trevor? "Tidak dia itu bukan hpphmm ...." Mulut Arini ditutup dan tak bisa mengatakan hal yang sebenarnya.

"Kenapa kau membungkam mulutnya? Takut ya?" Muncullah Jarvis sendiri dengan senyuman sinis.

"Tidak, untuk apa takut." balas Kevin sengit.

"Lalu, bukalah mulutnya biar dia mengatakan sesuatu."

"Kau tak percaya padaku?!"

"Tentu saja. Mana ada suami istri yang datang secara terpisah." balas Jarvis. Dia sendiri melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Arini datang ke kampus dengan mobil lain.

"Kau mau aku membuktikannya?"

"Kalau ya memangnya kenapa?" Rahang Kevin mengeras. Dia melepaskan bekapan mulut Arini yang berusaha mengatakan sesuatu.

Namun sebelum dia berhasil mengucapkan sepatah kata, kedua pipinya mendadak ditangkup lalu sepersekian detik kemudian Arini merasakan kehangatan di bibirnya.

Mata Arini melebar sempurna. Bibir Kevin menempel singkat di bibirnya, bibir yang sebenarnya hanya bisa disentuh oleh Trevor. Arini lantas mendorong dan memberikan tamparan keras Kevin. "Aku membencimu!"

Dia lalu pergi meninggalkan Kevin beserta beberapa pria yang semuanya terdiam. Jarvis pada mulanya terlihat marah tapi melihat perubahan raut wajah Arini dia merasa senang.

"Aku sekarang makin jadi ragu Kevin, jika dia benar-benar istrimu tak mungkin dia akan memarahimu saat kau menciumnya."

"Diamlah!" Kevin berlalu pergi meninggalkan Jarvis dan beberapa pria yang menggoda Arini, dia ingin mencari Ibu Tirinya itu.

Dia pun mendapatkan Arini tengah duduk di taman kampus dengan wajah masam. Tahu akan keberadaan Arini segera meminta dengan suara penuh kemarahan. "Jangan mendekat, aku masih membencimu. Berani kau mencium Ibu Tirimu sendiri."

Kevin membuang napas kasar kemudian mengambil tempat duduk yang tak jauh dari Arini tapi tak berdampingan. "Bukannya berterima kasih malah kau menamparku,"

"Ya itu pantas kau dapatkan,"

"Arini, tidak bisakah kau melihat dari dua sisi? Memang jika kau melihat dari posisimu yang sekarang, tindakanku sangat keterlaluan tapi jika kau melihat dari posisiku mungkin kau akan mengerti. Aku melakukan semua itu hanya untuk menyelamatkanmu saja."

"Coba kalau aku tak mengaku kalau kau itu adalah istriku apakah mereka yang menggodamu akan melepaskanmu begitu saja?" Wajah Arini yang masam berubah menjadi muram.

"Tapi bagaimana jika Trevor tahu kalau kita berciuman?"

"Tch, itu kalau kau yang memberitahu. Kau tak perlu memberitahu masalah ini dan soal ciuman itu ... aku minta maaf." Dilihatnya Arini menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya secara perlahan.

"Baiklah, aku mengerti. Sekarang bagaimana? Mungkin semua orang sudah menganggap kita suami istri karena insiden tadi."

"Yah kita jalani saja," Arini menoleh dengan tatapan heran.

"Maksudnya?"

"Selama kita ada di kampus yah jalani saja apa pun yang mereka katakan abaikan hal itu."

"Jadi kita abaikan saja kendati semua orang mengatakan kalau kita ini suami istri?" Kevin mengangguk.

"Kita tak punya pilihan lain, Arini jadi  tolong kerja samanya. Katakan saja ini caraku melindungimu dari beberapa pria yang berusaha menggoda dirimu." Arini merenung sebentar, matanya menerawang lurus ke depan lalu kembali menatap pada Kevin.

"Baiklah, asal jangan lakukan kesalahan yang sama lagi." Dari kejauhan Jarvis mendecih kesal. Dia sudah senang dari tadi karena Arini membenci Kevin tapi kenapa sekarang mereka akur lagi.

Tidak selagi mereka masih mengatakan hubungan, Jarvis akan mencari tahu sebenarnya mereka memiliki hubungan apa.

👄👄👄👄

Sepulang dari kampus, Arini terus saja diam. Bohong jika dia mengatakan kalau dia tak memikirkan insiden ciuman Kevin yang menyelamatkannya. Dia merasa seolah berbohong pada sang suami dan sangatlah berat.

"Kenapa kau diam saja?" Arini agak kaget saat Trevor bertanya. Pria itu lalu duduk di samping Arini namun tak melepas pandangan pada Arini yang merasa tak nyaman.

"Ak-aku hanya memikirkan tugas kampusku saja." Dari nadanya yang gugup Trevor tahu gadis di depannya ini sedang berbohong tapi Trevor tak mau memaksa Arini biarkan saja dia mengatakan sendiri.

"Mas, kalau aku berciuman dengan orang lain apa kau akan marah?" Trevor lantas menautkan alisnya.

"Tentu saja aku akan marah. Kau ini istriku, selagi kita memiliki hubungan kendati itu hanya pernikahan siri tetap saja kau itu istriku. Katakan apa ada yang menciummu di kampus?" Buru-buru Arini menggeleng.

"Lalu kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku hanya memastikan saja. Tak boleh ya? ... jadi apa itu berarti aku tak bisa berselingkuh?"

"Tidak boleh!" Nada dingin dari Trevor membuat Arini meneguk lidahnya. Arini lalu melamun untuk waktu yang cukup lama sampai sebuah sentuhan mengejutkan gadis itu.

"Mas, apa yang mas lakukan?" tanya Arini. Napas Trevor membuat sensasi geli di jenjang lehernya. Mendadak Arini merinding kala Trevor mencium lehernya itu.

"Mas!" Jantung gadis itu berdetak kencang melihat Trevor di atasnya sekarang sedang dia berada di bawah. Astaga ini di ruang terbuka! Bagaimana jika ada orang yang melihat.

"Ahh ... Mas, jangan di sini!"

"Maaf, kau telah menggodaku sekaligus membuatku marah jadi bisakah aku menghukummu?"

"Membuatmu marah? Tentang apa?"

"Tentang kau berpikir berciuman dengan orang lain,"

"Iya tapi itu kan bercanda."

"Tapi sudah terlanjur." Arini sontak menahan tubuh Trevor yang berusaha mendekat.

"Bagaimana jika kita mengganti hukumannya?"

"Mengganti hukuman? Kau mau menggantinya dengan apa?" Gadis itu terdiam berpikir sebentar.

"Ayo kita jalan-jalan seperti kencan. Kita tak pernah melakukannya bukan, aku pun ingin tahu rasanya jalan-jalan dengan suami." Trevor mengerjapkan mata sebentar.

"Baiklah kita akan jalan-jalan akhir pekan ini."

👄👄👄👄

See you in the next part!! Bye!!

Madu (PINDAH DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang