"Tentu saja dengan senang hati karena aku mencintaimu Nathania Alexander."
Akibat perkataan Nauval semalam, Nathania tidak bisa tidur dan sekarang ia tidak bisa fokus. Ia merasa pusing mungkin akibat dia ya tidak pernah kontrol ke dokter lagi.
" Kenapa sih Nauval ngomong gitu tu. " batin Nathania. Iya memijit pelipisnya akibat kepalanya merasa sakit.
"kau ada di dalam kan? " seseorang di depan kamarnya.
" Ya aku di dalam masuk saja. " Nauval langsung masuk dan duduk di sofa milik Nathania.
" Kamu terlihat kusut sekali, ada apa? " Nauval mengamati Nathania yang terlihat pucat dan lemas.
"Tidak apa aku hanya pusing saja. " Nathania berdiri dan berniat untuk menghampiri Nauval. Saat sudah dekat matanya tiba-tiba jatuh pingsan.
Nauval langsung menangkap tubuh Nathania dan langsung membawanya ke rumah sakit titik Setelah sampai di rumah sakit, Naufal langsung meminta tolong suster untuk membawa Nathania untuk diperiksa.
Nathania masuk UGD karena tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah. Noval bingung dan dia sangatlah panik. Ia menunggu natanya sedang ditangani dokter dengan perasaan yang sangat kacau. pintu terbuka, dokter keluar lalu menghampiri Nauval.
" permisi apa anda keluarga Nathania? " dokter itu bernama dokter Rasya dia dulunya adalah kakak kelas Nathania. Ia adalah dokter yang menangani Nathania selama ini.
" Iya benar saya temannya, keluarganya sedang berada di luar negeri dan kakaknya sedang sibuk dengan urusan pekerjaan. " Rasya lalu mengisyaratkan Nauval untuk mengikutinya ke ruangannya.
"Silakan duduk" setelah sampai di ruangan milik Tasya Nauval pun duduk.
" Bagaimana keadaan Nathania dok? "
Dokter itu memijat pelipis nya lalu berkata"Dia sangat ngeyel, selama ini dia jarang pergi untuk kontrol. Saya sudah bilang berkali kali padanya untuk tetap menjaga kesehatan, tapi malah ngeyel. "
Nauval binggung dengan perkataan dokter itu."Ah iya saya lupa, perkenalkan nama saya Rasya Aditama. Saya teman Nathania. "
Rasya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan."Ah saya Nauval Darmawangsa, kekasih Nathania. " Nauval menjabat tangan Rasya.
"Nathania sudah lama mengidap penyakit anemia. " Mendengar perkataan Rasya, Nauval terkejut. Ternyata selama ini Nathania memiliki penyakit ganas.
"Bagaimana bisa? "Nauval bertanya kepada Rasya.
"Dia terlalu banyak pikiran, dia dulu stres, sampai pergi ke psikapter untuk menenangkan dirinya. " Rasya lalu memberikan sebuah resep untuk Nathania ke Nauval.
"Tebus di apotek, jangan biarkan dia kelelahan, ajak dia kontrol setiap akhir bulan. " Setelah itu Nauval pamit, lalu menuju ruangan Nathania.
Nauval mengamati setiap inci wajah Nathania. Cantik batin Nauval. Ia binggung haruskah mengabari keluarganya jika Nathania sedang sakit. Setelah terdiam cukup lama akhirnya ia menelpon kakak Nathania.
"Halo" sapa cowok di seberang sana.
"Where are you? " Nauval bertanya kepada cowo tersebut.
"Gua ada di rumah kenapa? To the point! " Nathaniel. ia adalah kakak Nathania, umurnya terpaut 1tahun saja dengan Nathania.
Mereka terbilang cukup mirip. Warna rambut hitam yang pekat, hidung mancung dan warna bermata biru. Banyak yang bilang kalau Nathania dan Nathaniel itu anak kembar.
Setelah percakapan telfon itu, Nathaniel langsung menuju rumah sakit. Nathaiel sangat panik, bahkan dia sampai mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Setelah sampai di rumah sakit, Nathaniel langsung menuju ke kamar yang biasanya di tempati Nathania jika sakit. Pintu ruangan terbuka. Nathaniel masuk dengan panik.
"Nauval bagaimana... Nathania" Nathaniel menutup pintu dengan hati hati dan menuju brangkar adiknya .
"Apa dia sudah tidur sejak lama? "Nathaniel bertanya kepada Nathania yang sudah sadar sejak 10 menit yang lalu.
"Ya, makanya kecilkan suara mu itu"Nathan nia sedari tadi mengelus surai rambut Nauval.
"Apa kau sudah sadar bahwa ada yang mencintaimu bahkan melebihi rasa cintamu kepada pria brengsek itu? " Nathaniel duduk di sofa dan mengamati apa yang dilakukan Nathania.
Ciee yg di gantung wkwkwkwk
Thanks ya yg udah vote dan komen!! 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love of World
Teen FictionKisah cinta dan perjalanan ketiga sahabat yang sangat indah dan juga buruk.