Paramparça 2 (5)

2.8K 292 83
                                    

Kalo aku bikin konflik kaya paramparça 1 kalian bakal benci aku gak? haha
























Jisung dan Chenle sudah selesai dengan makan malam mekera dan kini keduanya hanya diam memandang ombak laut yang terlihat tenang jam bahkan sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi keduanya masih menikmati suasana laut malam, terlihat beberapa kali Jisung melirik Chenle seperti hendak menyampaikan sesuatu.

"Sweet oran_". Baru saja Jisung memanggil Chenle namun tiba-tiba terpotong karena ponselnya berdering. "Kenapa hyung?" Chenle melihat Jisung yang terlihat kesal lalu mematikan panggilan masuk pada ponselnya.

"Kenapa di matikan?". Chenle bertanya dengan alis terangkat, ia tidak suka jika ada seseorang yang mengabaikan panggilan telepon karena menurut Chenle mungkin saja ada hal penting yang akan di sampaikan.

"Tidak penting". Jawab Jisung acuh, ya memang Ryujin tidak penting baginya. Untuk apa sekretarisnya menghubungi dirinya malam-malam seperti ini, mengganggu saja.

"Memangnya dari siapa?"

"Sekretarisku"

Mata Chenle membola lalu tangan mungilnya menampar lengan Jisung lumayan keras. "Kenapa kau memukulku, orange?". Jisung sedikit terkejut akan hak itu.

"Yak! bagaimana bisa kau mengabaikan panggilan masuk dari sekretarismu? bagaimana jika ada hal penting yang dia sampaikan?"

"Ya dia kan bisa mengirimi aku pesan". Tepat setelah Jisung berkata demikian sebuah pesan masuk dan itu dari Ryujin. Jisung membuka pesan itu yang berisi jika besok ia memiliki rapat penting jam 8 pagi dengan perusahaan dari rekan sang papa, itu artinya Jisung tidak boleh telat.

"Sweetie, kita harus pulang sekarang kau tidak keberatan kan". Chenle menatap Jisung dengan wajah yang polos, matanya mengerjap lucu saat mendengar panggilan Jisung untuknya. "Ya, aku ikut hyung saja"

Jisung tersenyum lalu mengambil tangan mungil Chenle untuk di genggam. "Ayo" Sementara Chenle wajahnya sudah merona dan jangan lupakan detak jantungnya yang kembali berdetak. Jisung sebenarnya kesal dengan rapat mendadak ini mengganggu waktunya dengan Chenle, tadinya Jisung ingin menyatakan perasaanya. Tapi rapat jam 8 pagi membuatnya tidak bisa berlama-lama berada di luar rumah pada malam hari.

Mungkin memang harusnya dia tidak mengatakan perasaannya dulu, mengingat Jisung dan Chenle baru mengenal sekitar 5 hari jadi akan sedikit aneh jika Jisung meminta Chenle menjadi kekasihnya dalam waktu secepat itu.

"Kau besok ada jam kuliah?". Jisung bertanya sambil memfokuskan matanya pada jalanan, keduanya sudah berada dalam mobil. "Emm, ada satu mata kuliah di jam 3 sore"

"Hanya satu? lalu selesai jam berapa"

"Mungkin sekitar jam 5 lewat 15"

"Hmm, besok aku jemput saat pulang"

"Hah?". Chenle menatap Jisung di sampingnya, tumben sekali pikir Chenle dan baru saja mulutnya terbuka hendak menolak karena pasti di jam segitu Jisung masih banyak pekerjaan di kantornya, Jisung kembali bersuara. "Tidak ada penolakan, sweet orange"

Chenle langsung menutup mulutnya dan memberi anggukan tanda ia menerima, Jisung diam-diam tersenyum saat Chenle menerima ia jemput besok.












"Sudah sampai, setelah ini cuci muka, cuci kaki dan tangan, minum susu, berdo'a dan langsung tidur". Chenle memandang Jisung yang juga menatapnya dengan lembut, sementara Chenle memandang Jisung dengan pandangan bingung dan malu sebenarnya. Tangan mungilnya memegang seat belt yang akan ia buka, lalu matanya mengerjap beberapa kali sebelum anggukan kecil ia berikan.

Paramparça 2 [CHENSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang