"H-hah?"
Chan membulatkan matanya sempurna kayanya dia kaget deh.
Tapi setelah itu Chan langgsung meluk gue.
Gantian gue yang kaget banget sampe gabisa ngapain-ngapain, jadi intinya gue cuman diem aja.
Chan mengeratkan pelukannya dan menengelamkan kepalanya di ceruk leher gue.
Dia menghembuskan napas yang membuat gue kegelian. Dan gue baru sadar kalau ternyata gue masih di dalam pelukannya.
Gue pengen mengakhiri pelukan ini tapi udah terlanjur kane sumpah, apalagi Chan mengelus-elus pala gue dengan lembut, yang membuat pelukan ini makin kane. Hhh
"Noona hari ini ke rumah aku ya? Hyung gak pulang hari ini." ucapnya yang masih memeluk gue dengan erat.
Gue hanya diam mendengar tawarannya. Sampe akhirnya gue mulai kembali bersuara.
"Taeyong gak pulang? Kenapa?"
"Kerumah Seungcheol Hyung, katanya gebetannya ulang tahun, trus mereka mau surprise-in." Tunggu Tunggu Tunggu apa katanya? Seungcheol? Gebetan? Ulang tahun? Anjing!
"Kak Seungcheol punya gebetan?" Tanya gue akhirnya, sambil melepaskan pelukan gue terhadapnya.
"Yang aku tau sih namanya Nayeon, katanya sekampus kan sama Noona," Ucapnya tetapi dia kembali menarik badan gue agar tetap memeluknya.
Gue jadi agak canggung gitu loh gaes, dipeluk erat gini. Ya walaupun gue engga bales meluk sih.
Ah tapi gue juga sekarang masih shock, ya gimana enggak? Doi kalian yang kalian suka dari zaman baru masuk kuliah. Mau surprise-in cewe laen. Siapa tau bang sekop punya rencana kayak Sungjae? Kan berabe huhu :(.
"Udah ah Chan lu meluk mulu deh." Gue mulai kembali melepaskan pelukannya. Sumpah mau sendiri aja, aku mau galau
:(."Tapi Noona main ke rumah aku ya? Ya? Plisss" Mohonnya.
" Aku lagi pengen sendiri Chan"
"Pliss lah Noon aku mau di temenin." Dia masih mencoba untuk menarik gue agar tetap berada di dalam pelukannya.
Hhh, nih ya walau Dino tuh lebih muda. Kalau gue sama dia ngadu bacot pasti berujung gue yang kalah, jadi karena males debat gue pun menyetujui keinginan nya.
" Yaudah lepasin dulu pelukannya."
Dia tersenyum penuh arti "Oke, aku sayang Noona" Ucapnya Sambil mencubit-cubit pipi gue, sakit ihhh.
Sampe di depan rumah Chan, dia langgsung mengajak gue untuk masuk kedalam rumahnya.
Ini lah pemandangan rumah keluarga Lee, walaupun rumahnya cukup besar atau bahkan bisa di bilang sangat besar tapi tidak ada hawa kehidupan nya sama sekali. Bagaimana tidak? Rumah ini hanya di huni oleh Taeyong, sang adik dan pembantu rumah tangga.
Padahal dulu keluarga Lee adalah keluarga yang sangat harmonis, karena hanya masalah kecil yang di lakukan oleh anak umur 5 tahun, semua hancur berantakan seperti saat ini.
Walau begitu anak kecil itu tetap terus berusaha tersenyum, ia tetap harus kuat walaupun dicemoh seluruh keluarganya. Bahkan temen sepermain nya.
"Noona?" Panggilan Chan membuat gue tersadar dari lamunan gue.
Gue menoleh kearah Chan yang ternyata udah duduk di kursi ruang keluarga. Dia memicingkan matanya melihat gue dengan intens.
"Noona kenapa sih? Selalu aja kalau masuk kerumah aku bengong terus." Ucapnya masih mempertahankan picingan tajam matanya.
"E-Eh? Kapan aku jarang bengong ya!"
"Dih? Noona gimana sih? Masa sering bengong aja ga sadar? Makanya ya kalau bengong tuh sadar jangan ga sadar ga sadar, jadinya malah kaya begini kan," Hih bocah bacot aja deh.
Gue hanya berdehem sebagai jawab--, Tunggu dulu deh dia bilang apa? Makanya kalau bengong sadar-sadar?
Gue langgsung menoleh lagi ke arahnya.
Dia kembali melihat gue balik, malah menatap mata gue." Apa mau marah? " Tanya nya sewot.
"Dih ngegas, makanya pinteran dikit donk katanya mau masuk kedokteran tapi bengong aja disuruh sadar. Beon" Sewot gue balik.
"Dih? Kan bengong ema--" Dia menghentikan ucapannya, "Oiya bengong kan ga sadar ya hehehe," Hih nyadar juga lu bocah?
"hehehe" sinis gue.
"Udah lah Noona ayo masuk kamar aku." Chan langsung menarik tangan gue menuju ke kamarnya.
Pas kita udah sampe di dalam kamar yang berukuran minimalis. Kamar yang menjadi saksi buta kesedihan nya? Entah lah gue juga ga terlalu tau tentang itu.
Gue langsung aja duduk diatas kasur nya. Gue udah sering kesini dulu pas sebelum gue pindah, jadi udah ga canggung sih kalau berdua doank sama Chan dikamar apalagi dulu dia masih kecil.
"Noon" Panggil Chan, gue menoleh.
"Eum, Noona lagi suka sama orang engga?" Chan duduk disamping gue.
"Hm, kenapa tiba tiba nanya begitu?" Gue kembali menatapnya. Tepat di matanya.
Dan Chan pun langsung mengalihkan pandangannya. "G-Gapa-pa, cuman nanya aja." Jawaban nya membuat gue bingung dia gugup? Kenapa?
"Um kamu gugup?"
"H-ha? Gugup? Apaan sih noona makin tua makin gajelas," Dia ngeledek gue. Sialan.
"Sialan, ngatain gue" Gue menyinis kearahnya.
Dia hanya tersenyum menatap intens mata gue.
Gue yang ditatap dia kayak begitu lama-lama pipi gue panas. Dan mungkin rona merah di pipi gue sekarang udah muncul? Entah lah, tapi yang gue heran kenapa tatapan anak bocah ini sekarang bisa ngebuat gue malu gini? Hadeuuuh.
"Ngapain sih natep-natep" Gue mengalihkan perhatian gue, Malu sumpahhhh.
Melihat gue yang mengalihkan pandangan dari tatapannya. Dia malah tertawa kecil lalu menarik kepala gue agar menatapnya kembali.
"Noona itu cantik...," Dia menghentikan ucapannya. Lalu dia mengelus pipi gue lembut.
Dan gue disini cuman kayak orang bego. Diam tanpa bisa ngelakukan apa pun.
"Dan aku ga suka Noon pas tau ternyata Noona disukai banyak orang karena Noona terlalu cantik," Dia masih mengelus pipi gue. Anjiran apaan sih ini? Kok dia ngomong nya jadi ngelantur.
"Apalagi tau Noona suka sama Seungcheol hyung, aku gasuka itu." Dia melanjutkan ucapannya tanpa berhenti mengelus pipi gue, Tetapi tatapan nya menajam.
Anjir bulu kuduk gue naik semua, gue merinding sumpahh.
Dan dari hari ini gue sadar, Dino udah bukan anak bocah lagi. Dia udah dewasa sekarang!
Tbc.
Anjiran uri maknae udah gede gaess mwueheheh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transparent X Lee Chan
FanfictionPolosnya Dino kayak plastik yang Transparan ©roastedoppa2k20 Start: 25/02/20 End: