Awal atau Akhir

674 39 9
                                    

     



     Langit sudah menunjukan perubahan warna dari terang yang  semakin lama menjadi semakin gelap, tapi seseorang masih berputar putar dalam area supermarket mencari suatu barang.

"Ah itu dia! Tapi kenapa letaknya pindah di situ" Pin mencoba meraih pengharum lemari yg berbentuk es krim cone dengan tangan kanannya , tapi tidak sampai
Ia mencoba dengan lompatan kecil tapi tak ada hasil , pin terus mencoba & mencoba, tanpa sadar seseorang memperhatikan tingkahnya

Orang itu berjalan mendekati Pin , mencoba melihat apa yg sedang Pin gapai

Tak berubah , Vanila
Batinnya

Son mengambil benda itu lalu memberikannya pada Pin tanpa menoleh

"Terima ka..sih" ucapan Pin terputus saat melihat siapa orang yg membantunya barusan

"Tak masalah" jawab Son singkat masih tetap tak melirik Pin sedikitpun

Pin menggedikan kedua bahunya, seolah terbiasa mendapatkan sikap dingin itu , ia lalu pergi membawa keranjang belanjanya kearah kasir

Pin berjalan santai menenteng dua kantong belanjaannya menuju ke arah gedung kondomiumnya , menikmati hembusan angin malam yg sebenarnya sangat dingin, tapi tak berhasil menembus ke dalam dadanya yg menghangat karena mengingat kejadian yg tadi ia alami

Suara gemuruh di langit & beberapa kilatan petir menandakan akan datannya hujan , dan benar saja tak lama kemudian rintikan air mulai turun , Pin mempercepat jalannya sebelum rintikan itu semakin deras

TiinTiiiin

Suara klakson mobil mengagetkan Pin yg sedang berjalan tergesa-gesa

"Masuk lah sebelum hujannya semakin deras" kata seseorang dari dalam mobil

"Trimakasih , kondoku sudah dekat"jawab Pin

"Cepatlah, ini semakin deras!"

Tak ada pilihan karna memang rintikan air itu semakin deras menghujani bumi

Di mobil dalam perjalanan tak ada satupun dari mereka yg mengeluarkan suara , mulut mereka memang diam tapi tidak dengan hati & pikiran mereka 

perasaan sendu bercampur hangat yg ada dadanya membuat Pin sedikit mengangkat kedua ujung bibirnya ketika ia mengingat dulu saat satu mobil bersama Son , lelaki itu akan selalu menggenggam tangan Pin selama dalam perjalanan
Tapi...itu dulu

"Seperti dejavu tapi ini berbeda" suara Son memecah keheningan tapi tetap memandang ke arah depan

Mereka sudah Sampai di depan gedung kondo mereka

"Trimakasih atas tumpangannya phi" ucap Pin yang akan segera membuka pintu mobil tapi tangan Son segera menarik lengan Pin

"Kondomu lantai berapa?, biar aku mengantarmu"

"Oh tak usah phi , aku bisa naik lift saja"

".........."

"Errr lantai 8 phi"

"Baiklah berpegangan"

Di gedung kondo mereka setiap lantai hanya berisi 4 kamar dengan lahan kosong untuk memarkir kendaraan pemilik kondo

Mobil putih itu mulai menyusuri jalan khusus untuk kendaraan menuju lantai atas , jalan yg berbentuk spiral membuat Pin sedikit mual karna terus berputar putar sampai 8

Pin keluar mobil dengan langkah sedikit sempoyongan karna pusing yg mendera kepalanya

"Inilah kenapa aku lebih baik naik lift" monolognya pelan tapi bisa terdengar oleh Son

"Maaf karna aku memaksa"
Jawab Son sembari memapah Pin ke depan pintu yg bergambar Tiger


Son memberikan segelas air kepada Pin yang sudah duduk di atas ranjang
Bocah itu masi terlihat tidak baik baik saja , ia menerima gelas itu tapi malah menaruhnya di meja nakas lalu kembali duduk sambil merangkul erat kedua lututnya

"Phi sebaiknya cepat pulang , ini sudah malam" ucap Pin sangat pelan , mulut & hatinya sangat kontras

Son tetap diam tapi ia mendekat lalu duduk di sebelah Pin

"Phi tau , aku sendiri disini menanti akan kehadiranmu, setelah phi pergi hari-hari ku terasa sepi" Pin

"Bohong! Aku tau Dia slalu datang kemari menemuimu "Son

"Siapa?" Pin

"Orang yg menggantikan posisiku di hatimu , orang yg mengisi hari harimu setelah aku pergi , orang yang.."
Perkataan Son terputus karna jari telunjuk Pin sudah menempel pada bibirnya

"Dengarlah phi! tetap lah disisiku!...
Aku disini tak akan bisa hapuskan mu dalam hatiku"

Son meraih bahu Pin menariknya dalam pelukannya membisikan suatu kata

" Lepaskanlah! Lupakan aku! Biarkan lah semua berlalu"
Son semakin mempererat pelukannya begitupun Pin
Mereka meresapi pelukan itu , pelukan yg hangat di tengah hawa dingin hujan

Son merenggakan pelukannya , sedikit menunduk untuk memandang wajah Pin , tangannya terulur mengusap setiap inci wajah bocah itu

"Kau cantik & baik hati"

"Aku tampan Phi !!"

Son terkekeh, lalu bangkit dari duduknya , melangkah menuju pintu keluar tapi ia justru berbalik menuju Pin kembali , mengangkat dagu Pin mencium,menyesap, menjilat bibir itu sekilas hanya sekilas , lalu beralih ketelinga Pin

"Kalau kau butuh aku , temui aku di lantai 3 kamar nomor 3" bisik Son
lalu pergi keluar dari kamar itu

Pin mengangkat alis kirinya , belum selesai dengan keterkejutan ciuman tadi sekarang ia malah di buat bingung dengan perkataan Son barusan

Lepaskan?

Lupakan?

Lantai 3?

Nomor 3?

Apa maksutnya?




















































Sekelebat muncul di otaku
Gak ngefeel? Gak ngoros
Gabut




Nin

290120

PERTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang